Pemuda itu menatap cermin didepannya, membasuh wajahnya berkali-kali dengan air wastafel yang masih mengalir. Pikirannya kacau saat mendapatkan berita ia akan dinikahkan dengan seorang anak dari rekan kerja.
"Arggh, persetan dengan investasi! Cih bikin kesal saja" Erangnya sembari mengacak surai hitam legamnya frustasi sendiri lalu menatap pantulan wajah didepannya.
Tak habis pikir dengan jalan pikiran orang tua, Jungkook membasuh wajahnya sekali lagi sebelum mengambil handuk kecil yang menggantung disebelahnya. "Dan yah selamat Jeon Jungkook kau akan menikah dengan gadis yang lebih tua 4 tahun darimu" Ucapnya gemas dan kesal sendiri hingga tak sadar meremas handuk yang dipegangnya lalu membuangnya ke lantai lalu bertepuk tangan seolah menyelamati diri sendiri.
Tok tok tok
"Permisi Tuan, Nyonya dan Tuan besar menunggu anda diruang makan untuk pertemuan penting" Ucap seorang pelayan laki-laki yang mengetuk pintu kamar mandinya, pasti suruhan Ibunya.
"Yaya sebentar!" Sahut Jungkook berteriak kesal, sengaja. Ia lantas merapikan surainya dengan cara menyisirnya asal menunggunakan jemarinya. Hal itu tentu saja membuat beberapa surainya tak tertata sempurna dan mengantung berjatuhkan menutupi sebagian keningnya.
Jungkook berkedip, ia teringat akan sosok gadis mengesalkan yang memutahinya semalam. Jungkook berdecih dan mengusap kasar bibir tipis menggoda miliknya, percayalah bahwa sialnya wanita itu juga yang telah merebut first kiss miliknya.
"Sial wajahnya itu cantik juga" Decaknya kemudian menghela nafas dan menyugar rambutnya untuk terakhir kali lantas berjalan malas menuju pintu.
"Tuan nyonya meminta anda—"
"Iya iya berisik!" Seru Jungkook dari dalam, baru saja hendak memutar kenop pintu pelayan didepan sana mengingatkannya lagi. Memang Nyonya Jeon durjana sampai tega menjadikan putranya sebagai penguat investasi perusahaan.
Dengan langkah cepat Jungkook melengos, ketika ia berpapasan dengan pelayan laki-laki memiliki tinggi sepantaran dengannya hanya berbeda 2 tahun ia lantas berdecak dan mendenguskan nafasnya sementara si pelayan nampak terkikik geli meledek Jungkook.
Malas menanggapi, Jungkook lebih memilih mempercepat langkah menuju ruang tamu keluarga tempat diadakannya pertemuan mendadak pagi ini bertemakan pendekatan calon pengantin.
"Ah senang sekali akhirnya kami bisa melihat putrimu Tuan Kim, Jisoo sangat cantik seperti mendiang Ibunya" Puji Nyonya Jeon sembari menyesap teh hangatnya yang mulai dingin.
Mereka memutuskan mengobrol sebentar sambil menunggu si pemeran utama yang datang terlambat karena habis kabur ke Thailand bersama dua temannya tanpa alasan yang jelas, syukurlah Nyonya Jeon tidak jadi murka karena putranya tiba tepat waktu meski pada akhirnya sedikit terlambat.
"Senang mendengar pujian dari anda Nyonya" Jawab Tuan Kim sungkan, beliau lantas mencicipi biskuit kering yang tersaji diatas piring dan melanjutkan obrolan santai membahasa masalah bisnis bertema ringan.
Disisinya terdapat seorang wanita cantik berambut hitam panjang yang dibiarkan terurai rapih dengan balutan dress hitam tanpa lengan yang menonjolkan area bahunya. Kim Jisoo tersipu sendiri mengingat betapa sempurnanya sang calon suami, tak peduli dengan usia terpaut cukup jauh yakni Jungkook lebih muda 4 tahun darinya.
Jisoo menggigit bibir bawahnya berulang dengan tangan meremas lutut. Nyonya Jeon menyadari kegugupan sang calon menantu lantas mengulas senyum dan menyodorkan secangkir teh yang belum disentuh oleh Jisoo sama sekali.
"Nak, kau terlihat tegang, minum dulu" Ujar Nyonya Jeon sembari menyodorkan cangkir berisi teh hangat milik Jisoo.
Merasa malu, Jisoo membalas senyum Nyonya Jeon setipis mungkin lalu menerima gelas yang disodorkan wanita berusia 42 tahun itu dan memegangnya dengan kedua tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fanfiction✔️[M]Lisa hanya ingin balas dendam pada Jisoo dengan merebut calon suaminya setelah dimasa lalu kekasihnya direbut oleh wanita itu akan tetapi siapa sangka kalau lelaki yang menjadi calon suami kakaknya adalah Jeon Jungkook, korban muntahannya pada...