"Rapat selesai!"
Suara yang menginterupsi itu otomatis membuat seisi ruangan hening. Mendadak si pemimpin jalannya rapat malah menghentikan rapat yang bahkan bisa dibilang belum berjalan sampai setengah pembahasan.
Satu per satu orang keluar dari dalam ruangan tetapi Jungkook masih belum beranjak. Pria itu menghempaskan punggungnya ke kursi sambil melempar tatapan malas ke arah Namjoon—satu-satunya orang yang masih berada didalam sini selain dirinya sendiri.
Namjoon merasa dilihati oleh tatapan membunuh seseorang, ia terenyak sesaat lalu mengulas senyum seperti orang bodoh. "Rapatnya tidak menghasilkan apapun?" Cibirnya bahkan lebih pantas disebut sebagai sindiran, Jungkook tak menanggapi apapun karena hanya ada raganya disini sedang pikirannya ditempat lain.
Jungkook pikir dengan masuk kerja tanpa absen selama dua haru berturut-turut ia akan bertemu lagi dengan Lisa tetapi bahkan dihari ketiga, matanya tak menangkap sosok Lisa. Lantas ia mulai bertanya-tanya serta mengira-ngira dalam hatinya. "Namjoon-shi, kau datang ke sini bersama seorang wanita kan?"
Namjoon mengendikkan bahu. "Menurutmu aku sendiri atau berdua?" Sahutnya membalas sengit, jelas sekali Namjoon juga sedang mempertanyakan kinerja Lisa. Namjoon tak tau kemana sekertarisnya itu pergi selama tiga hari, memang sih sejak awal Namjoon tau kinerja Lisa. Kenapa pula ia setuju membawa wanita itu ikut kemari, ujung-ujungnya tak mendapat apapun kan.
"Jawab saja" Balas Jungkook horor, tatapannya kelihatan serius menyorot Namjoon penuh maksud tertentu. "Yang kau ajak minum tempo hari, kemana dia?"
"Siapa? Kim Jennie?"
"Bukan! Yang satunya lagi, yang bernama Lisa" Jungkook menyahuti cepat, seketika Namjook mengernyit setelah mendengar nama Lisa disebut-sebut. Namjoon juga bahkan tidak tau kemana wanita itu pergi, tak mungkin kalau ia kantongi.
"Aku tidak tau" Ujar Namjoon seraya bergidik, membawa semua dokumen-dokumen pentingnya lalu beranjak dari sana seolah Jungkook hanya patung yang tidak layak dihormati.
"Ck! Sial!" Umpatnya kesal, Jungkook berjalan cepat keluar dari sana dan kembali ke ruangannya.
Dia berjalan cepat ke kamar mandi, menutup pintunya lalu mulai menurunkan resleting celana yang dikenakannya. "Ughh!" Kepalanya menengadah sembari mulai mengurut batang kejantanannya.
Tirai kelopak matanya menurut, bibirnya setengah terbuka sedang otaknya tengah membayangkan wajah Lisa yang sangat ia rindukkan. Bukan hanya wajahnya, Jungkook merindukan semua yang ada pada Lisa termasuk bagaimana kenikmatan malam itu yang membuatnya kesulitan tidur.
"Sshh~" Bibirnya berdesis tajam seraya mempercepat gerakan tangannya dibawah sana, meski tak seenak malam itu setidaknya kerinduannya bisa terobati.
"Lisahhh~ahh" Desahnya sembari mengarahkan miliknya menumpahkan cairan kenikmatannya ke dalam kloset, lantas meraih tisu disebelahnya yang dipergunakan untuk mengelap ujung miliknya yang menyisahkan sedikit sperma basah.
Kacau, kacau, dan kacau. Jungkook tidak kenal Lisa sebelumnya, Jungkook hanya bertemu Lisa sebatas malam itu saat ia kabur bersama Jimin dan Taehyung untuk menjumpai tunangan Jimin. Bahkan kesan pertama saja hanya ada manis diawal lalu bau diakhir, Ya...kalian ingat? Lisa memuntahinya, bahkan kepala pelayan dirumahnya saja kewalahan menyingkirkan bau muntahan sampai harus dicuci berulang kali.
Mereka bahkan berpikir Tuan mudanya sudah gila, punya setumpuk jas mahal dilemari akan tetapi ngotot dan bersikeras supaya Jas bau itu dicuci lantas dikembalikan bersih seperti semula.
Tok tok tok
Bibir Jungkook terdengar berdecak sembari berdesis ia memasukkan miliknya yang sudah tenang kembali ke dalam dan menaikkan resletingnya, lalu membuka pintu kamar mandi dengan cepat dan menemukan Ibunya berdiri disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fiksi Penggemar✔️[M]Lisa hanya ingin balas dendam pada Jisoo dengan merebut calon suaminya setelah dimasa lalu kekasihnya direbut oleh wanita itu akan tetapi siapa sangka kalau lelaki yang menjadi calon suami kakaknya adalah Jeon Jungkook, korban muntahannya pada...