Pagi ini Lisa terbangun dengan aroma capuchinno yang menusuk hidungnya, tubuhnya terasa pegal dan sepertinya enggan ketika digerakkan oleh sang empunya. Lisa menghela napas, ia menaikkan kelopak matanya dan tatapannya langsung dipertemukan dengan wajah tampan Jungkook yang tersenyum padanya.
Lisa ikut tersenyum sesaat karena wajah tampan itu tetapi kemudian ia tersentak dan langsung merubah posisinya menjadi duduk "Kau! Apa yang kau—"
"Ssstt! Diam, Babe" Jungkook membekap mulut Lisa dengan telapak tangannya saat wanita itu mau berteriak lagi seolah lupa apa yang mereka lakukan semalam.
Senyum Jungkook masih belum pudar, ia meraih selimut Lisa untuk menutup area dada wanita itu yang terlihat cukup jelas. "Minumlah dulu, Babe lalu kita bicara tentang masa depan" Usulnya sembari menyodorkan secangkir capuchinoo hangat yang sebelumnya berada dinakas.
Lisa menggigit bibir dalamnya, ia mendadak sedih lagi tetapi Lisa tidak mengatakan apapun, ia menurun dan menyentuhkan bibirnya pada pinggir cangkir lalu menyeruput pelan-pelan capuchinno itu.
"Apa rasanya enak?" Tanya Jungkook mendekatkan dirinya pada Lisa dan memeluk tubuh mungil itu usai meletakkan kembali cangkir yang isinya tersisa setengah itu ke atas nakas tepat disebelahnya.
Lisa mengangguk pelan, ia menyadari satu hal. Satu hal yang sangat memalukan. Lisa sadar bahwa ita sepenuhnya telanjang dan hanya selimut yang terbentang sampai sebatas bahulah yang melindungi tubuhnya dari udara langsung.
Sementara itu, Jungkook terlihat berbanding terbalik dari Lisa. Pria itu sudah mengenakan pakaian meski hanya kaos putih dan celana panjang saja, lalu aroma harum yang tercium memperjelas segalanya.
Jungkook sudah mandi, lalu Lisa?
"Kenapa terkejut begitu Babe?" Jungkook menyandarkan kepalanya mengusak perpotongan leher wanita itu, tangannya melingkar ditubuh Lisa—memeluknya.
Napas Jungkook mendengus kasar saat Lisa tak menjawabnya lagi, ia mendongak dan mendapati wajah tercenung Lisa yang sedang memikirkan sesuatu.
Ya, Lisa sedang memikirkan hal berat yakni cara supaya Jungkook menjauh darinya. Supaya Jungkook tidak membuat misi dan tekad balas dendamnya terganggu, tetapi Lisa belum juga dianugerahi ide satupun.
Dibalik selimut, ia meremas jemarinya yang saling bertautan itu. "Aku harus bagaimana, kenapa aku tidak tega dan tidak rela kalau...kalau—arggh!Lupakan! Otak sialan, tidak bisa dipakai berpikir ugh!" — rutuk Lisa dalam hati.
Jemari Jungkook menelusup ke balik surai panjang Lisa, menarik tengkuknya lalu menempelkan bibirnya pada bibir Lisa. Memberi sebuah kecupan ringan disana yang hanya berlangsung sekitar 2 detik.
"Aku butuh jawabanmu, Lisa." Jungkook mendesah berat setelahnya, menatapi wajah cantik itu sangat intens lalu menempelkan dahinya pada dahi Lisa.
Tenggorokan Lisa tercekat rasanya, menatap Jungkook sedekat ini sepertinya fungsi jantungnya telah berhenti dan dibarengi dengan itu, Lisa juga bisa melihat sirat cinta disana melalui tatapan hangat tanpa jarak ini.
Tetapi Lisa tidak bisa, Lisa tidak mengatakan ya walau ada secuil rasa yang makin berkembang dan mendorongnya supaya mengutarakan kata ' ya ' . Sayangnya ini tidak mudah, Lisa harus mengesampingkan perasaannya karena nanti Lisa harus merebut suami Jisoo—bukan merebut barang atau semacamnya tetapi merebut pria yang akan menikahi Jisoo.
Kalau Lisa mengatakan ' ya ' dia akan menyakiti Jungkook, tetapi kalau mengatakan tidak maka hatinya sendiri yang tercubit.
"A-aku...aku sudah menikah!" Lisa memalingkan muka ke samping, ia berbohong demi kebaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fanfiction✔️[M]Lisa hanya ingin balas dendam pada Jisoo dengan merebut calon suaminya setelah dimasa lalu kekasihnya direbut oleh wanita itu akan tetapi siapa sangka kalau lelaki yang menjadi calon suami kakaknya adalah Jeon Jungkook, korban muntahannya pada...