SERE | 21 ~ Old Memories #Flashback

6.8K 767 113
                                    

"Kak!" Lisa berseru pada Jisoo, "Kakak sudah ikut tes darah yang ayah suruh?"

Jisoo menoleh malas pada Lisa, gadis itu duduk disofa singlenya dengan sebuah majalah ditangannya. Jisoo hanya membolak-balik lembaran kertas untuk sekedar melihat gambar sebelum Lisa muncul dan suasana hatinya memburuk.

Lisa menghampiri Jisoo untuk menyapa, gadis itu baru saja menyelesaikan tes darahnya dan menunjukkan hasilnya didepan wajah Jisoo. "Kak lihat deh golongan darahku O negatif, golongan darah kakak apa?"

Belum sempat Jisoo menjawab dengan sarkasan sinis, panggilan dari sang ayah menghentikannya.

"Wah wah kalian sudah selesai?"

Jisoo melirik kertas yang dipegang oleh Lisa, sebelum ayahnya sampai kemari ia harus melakukan sesuatu karena Jisoo tidak pernah mengikuti tes kesehatan itu. Jisoo tidak akan membiarkan jarum menyuntiknya sedikit saja, Jisoo benci itu.

Srakk

"Kak itu punyaku—"

"Diam, atau mati kau!?" Ancamnya pada Lisa yang nyalinya jelas langsung menciut saat itu juga ketika Jisoo menatapnya nyalang dan tajam.

Lisa menunduk dalam, ia meremas tangannya saat hasil tes darahnya diambil oleh Jisoo. Disana hanya tertera jenis golongan darah dan tes kesehatan lainnya karena namanya tertera pada amplop dan amplop itu sudah Lisa buang diluar.

"Ayah!" Jisoo berseru, menghampiri tuan Kim dan memeluknya. "Ini hasil tes darahku, ayah lihat?" Ucapnya menunjukkan kertas berisi hasil tes darah yang sebenarnya bukan miliknya tapi milik Lisa.

Tuan Kim tersenyum, menerima kertas tersebut lalu membacanya. "Bagus sekali nak, lalu Lisa dimana hasil tesmu?"

Lisa kikuk, ia tak tau harus membalas apa setelah ancaman Jisoo yang tak main-main karena Lisa sendiri sudah sering mengalami penganiayaan tetapi ia memilih diam karena bagi Lisa tinggal dirumah ini sudah cukup lagi pula ia masih terlalu kecil dan tidak punya keberanian, takut kalau Jisoo makin menggila. Jika itu terjadi, Lisa tak bisa membayangkan apapun.

"Ah itu yah, kertas Lisa hilang jatuh ke dalam kubangan air didepan" Jisoo buka suara, ia menatap Sang Ayah. "Jangan marahi Lisa, ayah. Itu semua salahku bahkan kami belum sempat baca hasilnya apa" sambungnya menyesal—pura-pura.

Tuan Kim beralih pada Lisa dan mengusap-usap puncak kepalanya. "Tak apa nak, Lisa jangan sedih nanti bulan depan Lisa ikut tes lagi saja oke?"

Lisa mengangkat kepalanya menatap sang ayah, ia baru mau mengangguk tapi Jisoo melotot dibelakang sana sehingga Lisa berpikir dua kali dan mengulas senyum tipis sambil menggeleng pelan. "Ti-tidak usah yah, lagipula hanya tes golongan darah saja, aku bisa lakukan kapan-kapan kok" Balasnya tidak keberatan.

"Lisa memang anak yang baik" Puji Tuan Kim, kemudian mengusap kepala Lisa sekali lagi sebelum berpamitan pergi bekerja.

"Jisoo, jaga Lisa baik-baik ya, ayah berangkat dulu. Dahh!"

Jisoo mengangguk, dia menutup pintu dengan cepat lalu menguncinya kemudian menghadap ke arah Lisa yang berdiri dibelakangnya—cukup jauh.

Lisa meneguk ludahnya ketakutan, Lisa memundurkan langkahnya kecil saat Jisoo mendekatinya. "Kak..aku tidak akan–akhh sakit!" Jeritnya merintih ketika Jisoo menarik rambutnya secara serentak, timbul denyut diseluruh kulit kepala Lisa secara bersamaan.

"Pokoknya kalau sampai kau mengadu sama ayah, mati kau Lisa." Lalu Jisoo mendorong Lisa hingga terjatuh ke lantai, ia berlalu dari sana sambil menggumpalkan kertas hasil tes itu dan membuangnya asal.

Tetapi, Lisa memungutnya. Lisa merapikannya dengan hati-hati, gadis kecil berusia 12 tahun itu terisak saat melihat hasil tes-nya yang berubah menjadi gumpalan kertas tak berarti setelah dipegang Jisoo dan diakui sebagai hasil tes miliknya.

SWEET REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang