Namjoon mengusap wajahnya dengan tissue diwastafel yang tersedia dibandara usai pendaratan di Seoul sepuluh menit lalu, wajahnya terasa lengket dan mengesalkan.
Tak jauh dari saja terdapat Lisa yang sedang mati-matian menahan tawa saat ada banyak tissue yang menempel didahi basah sang atasan, padahal karena ulahnya Namjoon jadi seperti sekarang. Merasa dipermalukan oleh bawahannya sendiri, sekalipun Lisa sudah minta maaf dengan cara ngotot dan membela diri kalau ia tak bersalah.
Namjoon menilai, sekertaris pribadinya ini sangat sopan sekali sampai menunjuk-nunjuk mukanya dan marah saat ia menyebut Lisa ceroboh. Namjoon baru tau sikap sekertarisnya setelah mengajak gadis itu ikut dalam perjalanan bisnis.
Drrtt Drtt
Ponsel disaku rok Lisa bergetar, Namjoon masih sangat lama dan ketika melihat yang tertera dilayar ponselnya Lisa lumayan khawatir. Aunty-nya menelpon sebanyak 69 kali, Lisa baru ingat ia mematikan ponselnya sejak dua jam lalu.
"Direktur bolehkah saya angkat telepon?" Lisa tersenyum dan berusaha bicara senormal mungkin agar tidak keceplosan tertawa terbahak-bahak pasalnya, apakah Namjoon tidak bisa bercermin dengan benar? Lihatlah sekarang wajah pemuda itu dipenuhi tissue yang menempel pada permukaan wajah basahnya, mirip zombie jaman firaun.
Namjoon mengangguk sekilas, ia menoleh sebentar dan kembali penasaran karena mendengar kekehan kecil dari Lisa. Namjoon menoleh lagi.
"Pftt...ahahaha!" Lisa keceplosan tertawa ia segera membekap mulutnya dan berjalan tergopoh-gopoh keluar, lagi pula kenapa juga ia harus menunggu diwastafel umum cuma untuk menjaga koper tidak penting yang dibawa oleh atasannya.
Lisa menghembuskan nafasnya panjang sambil terkekeh pelan sebelum menyentuh layar ponselnya dan mengangkat panggilan masuk dari Jennie.
"Yak! Kim Lalisa apa ini? Kau sedang permainkan Aunty—katanya tidak mau pergi tapi Aunty cari Rose bilang kau ke Korea sama Pak Direktur!"
Tangan Lisa secara otomatis bergegas menjauhkan benda pipi canggih itu menjauh dari telinganya yang terguncang. Auntynya sudah gila, berteriak ditelepon dengan suara nyaring persisi gajah mengamuk saja.
Mendengar tak ada jawaban sari seberang sana membuat Jennie makin jengkel dan mengeraskan suaranya, jujur...ia khawatir.
"Lalisa dengar tidak aunty bilang apa!?"
Wajah Lisa tertekuk, ia menatap layar ponselnya malas. "Aunty kira Lisa mau ke sini?" Decaknya kesal mengingat bagaimana cara Rose membodohinya tadi siang.
"Ck! Pokoknya tunggu aunty, aunty bakal susul kamu secepat kilat. Jangan minum-minum malam ini karena Aunty butuh lokasi kamu!"
Dengan malas tanpa menjawab lebih jauh, Lisa mematikan sambungan panggilan secara sepihak lalu mengantongi ponselnya ke dalam saku blazer.
Berbarengan dengan itu, Namjoon terlihat menghampiri sambil menyeret koper sendiri. Pasti marah lagi.
Jenius gila memang sebutan yang cocok untuk pemuda itu.
Diluar dugaan, Lisa pikir Namjoon akan mengomel atau semacamnya tapi yang pria itu lakukan justru hanya berjalan melewatinya sambil melengos tanpa mengatakan satu patah kata sedikitpun.
"Direktur tunggu!" Seru Lisa setelah tersadar dari tertinggal cukup jauh, ia segera melangkahkan kaki jenjangnya dengan langkah lebar mengejar atasannya yang baru saja keluar dari pintu bandara dan menghentikan salah satu taksi.
Gawat, bisa-bisa Lisa ditinggal.
"Direktur sialan itu bukannya menunggu malah-Aaa!"Gumam Lisa pelan sekali lalu mendadak berteriak keras sebagai penggambaran dari refleksnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fanfiction✔️[M]Lisa hanya ingin balas dendam pada Jisoo dengan merebut calon suaminya setelah dimasa lalu kekasihnya direbut oleh wanita itu akan tetapi siapa sangka kalau lelaki yang menjadi calon suami kakaknya adalah Jeon Jungkook, korban muntahannya pada...