Jungkook mendecih, pagi-pagi telinganya panas dengan otak nyaris meledak. Nyonya Jeon marah sekaligus menceramahinya selama tiga jam terhitung sejak ia bangun pagi bahkan belum sempat mandi atau sarapan.
"Cih, wanita itu mengadu saja!" Geramnya seraya membelokkan stir ke arah parkiran kantornya sendiri. Gara-gara Jisoo menceritakan kejadian kenapa ia bisa tiba telat dan sampai dirumau terpisah dengan Jungkook, imejnya pasti buruk dimata bawahan sendiri yang mana ia mengundang Namjoon si otak cermelang.
Hancur sudah wibawanya, Namjoon adalah saingannya sewaktu masih duduk dibangku sekolah menengah atas. Namjoon berbekal otak setara dengan ilmuwan terkemuka dunia dan Jungkook yang berbekal orang dalam melakukan persaingan untuk masuk disalah satu universitas ternama Korea.
Sudah dapat ditebak siapa yang menang kan?
Dan yang kalah taruhan harus bekerja sebagai bawahan yang menang. Sekalipun Jungkook dan Namjoon lumayan akrab tetap terselip persaingan rahasia diantara keduanya.
Kepalanya mendadak berdenyut sedikit ngilu, langkah cepat memasuki lobi tentu saja ia tau bahwa rapat sudah selesai tapi tetap saja ia bisa menyimak laporan yang ditulis sekertarisnya, ia menghela nafas menunggu pintu lift terbuka dilantai sepuluh.
"Lepaskan tanganku, kau ini siapa sih?"
"Kau gila!"
Samar-samar pendengaran tajam Jungkook menangkap suara gadis yang terasa tak asing dari sudut lorong dekat tangga, ia mengernyitkan pada akhirnya meski telah berusaha tak ikut campur, Jungkook tetap memutar langkahnya dan berjalan cepat ke arah datangnya suara.
Alisnya tertaut, "Apa ini? Pelecehan dikantorku?" Pikirnya dalam hati kemudian tanpa basa-basi langsung ambil tindakan dengan menarik Taehyung tak memperdulikan fakta bahwa pemuda itu sudah ia anggap seperti saudara.
Karena bagi Jungkook, jika salah maka harus diberi pelajaran supaya tak mengulang kesalahan yang sama.
"Jika dia bilang lepas, maka lepaskan." Geramnya, Jungkook baru menyadari gadis yang berdiri dibelakangnya ini adalah gadis itu.
Gadis yang memuntahinya dua kali.
Tidak, gadis ini terlalu banyak membuatnya kesusahan saat mencuci jasnya. Jungkook harus meminta pelayan rumah mencuci ulang sebanyak sepuluh kali sampai baunya benar-benar lenyap dan tak tertinggal, sekarang setelah dipertemukan lagi dengan gadis itu ia pasti menyelesaikan masalahnya sekarang.
Jungkook mengabaikan Taehyung, menyambar tangan Lisa dan membawa gadis itu ke dalam lift serta menekan tombol tutup supaya mereka tak terganggu lalu dengan sengaja Jungkook memilih lantai paling atas supaya mereka punya banyak cukup waktu untuk berbincang, tepatnya supaya Jungkook punya cukup waktu untuk bertanya apa masalah gadis itu dengannya.
Lisa diam, ia menarik tangannya dengan raut wajah tak suka. "Tuan, terimakasih sebelumnya tapi kenapa anda membawaku ke sini dan lagi aku mau turun bukannya naik!" Lisa protes tak suka, ia hendak menekan tombol lantai terdekat supaya lift nanti terbuka dan ia bisa turun daripada berada satu lift dengan pria tak dikenal yang memandangnya dengan tatapan mematikan seolah Lisa telah berbuat hal buruk padanya.
"Kau!" Jungkook menggeram, ia menunjuk wajah Lisa dengan muka kesal. "Apa alasanmu memuntahiku dua kali?"
Deg~
"A-apa?" Mendadak nyali pemberontak Lisa ciut, ia meneguk ludahnya dan teringat ucapan Jennie yang terus mengatakan kalau ia memuntahi seseorang semalam saat sedang mabuk.
"K-ka-kau...tuan muda Jeon Jungkook?" Tanyanya hati-hati dan sedikit ragu kemudian ia menimpali lagi, "Pe-penerus JK Group, kau?" Ia terbata. Baru pertama kali Lisa seperti ini saat bicara dengan orang lain pasalnya, tatapan Jungkook sangat mengintimidasi dan tatapan itu pula yang membuat Lisa langsung merasa rendah diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fanfiction✔️[M]Lisa hanya ingin balas dendam pada Jisoo dengan merebut calon suaminya setelah dimasa lalu kekasihnya direbut oleh wanita itu akan tetapi siapa sangka kalau lelaki yang menjadi calon suami kakaknya adalah Jeon Jungkook, korban muntahannya pada...