"Ah pelan-pelan!"
Lisa baru saja melayangkan protes saat Jungkook menekankan kapas beralkohol pada luka gores tangannya, bagi Lisa seperti dihantam keras oleh batu padahal Jungkook sudah selembut mungkin menorehkan kapas itu pada luka tersebut.
Jungkook menghela napas, ia menatap Lisa yang kedapatan menghindari tatapannya lagi. Lisa juga tidak merespon pertanyaannya dan hanya meringis serta sesekali protes saat merasakan perih dilukanya.
"Babe, jelaskan darimana luka ini bisa sampai ada ditanganmu?" Sebutlah ini pertanyaan Jungkook yang kesekian kali tetapi sekarang ia tak akan membiarkan Lisa tidak menjawabnya seperti tadi.
Lisa gugup, ia menunduk dan kebingungan. Lisa akui dia juga lumayan sedih dan gelisah. "Apa kau akan menikah dengan Jisoo?" Tanya Lisa kemudian, mengangkat kepalanya dan menatap Jungkook.
Sekarang giliran Jungkook yang kehilangan kata-katanya saat Lisa mempertanyaakan alasannya kemari, tetapi berbohong pun rasanya percuma karena sudah jelas Lisa tau semua jadi sebaiknya Jungkook menjelaskan sebenar-benarnya dengan jujur pada Lisa.
"Iya, aku akan menikah..." Jungkook menghela napas berat yang panjang sebagai jeda lalu membungkus kedua pipi Lisa yang duduk dihadapannya dengan telapak tangannya. "Tapi pasti kubatalkan, Babe hanya prosesnya saja yang sedikit lama jadi kuharap kau bersabar dan tolong jangan meminta putus dariku ya?" Sambungnya memohon dengan mata memelas.
"Tidak perlu..ehm maksudku, kau tidak perlu buru-buru, seperti ini saja.." Lisa menggantung kalimatnya, ia memikirkan sambungan yant tepat lalu tak lama kembali berceletuk, "Berselingkuhlah denganku!"
"Apa?" Sahut Jungkook tidak paham dan semakin mencari jawaban dari tatapan mata Lisa.
Lisa menarik diri, ia menunjukkan luka gores ditangannya yang belum dibalut perban. "Kau lihat luka ini kan?" Saat Lisa bertanya, Jungkook mengangguk.
"Apa kau percaya kalau aku bilang Jisoo yang melakukannya?"
Sementara itu jauh dari keduanya nampak Jisoo yang berdiri didepan pintu kamar mandi. Wanita itu sudah mengetuknya beberapa tetapi tak ada sahutan, maka Jisoo memegang gagang pintu dan menekannya turun sampai pintunya terbuka.
Kosong.
Tak ada siapapun didalam, Jisoo dibuat bingung sekarang. "Jungkook dimana? dugaan ku benar, jangan-jangan dia salah belok!"
Jisoo segera berbalik dan keluar, dia berjalan cepat mencari keberadaan Jungkook yang sebetulnya tidak salah belok sama sekali.
Jungkook itu dikamar Lisa, sekali lagi perlu digarisbawahi kalau Jungkook sedang ada dikamar Lisa bersama si pemilik kamar tentunya.
"Dia memang bukan orang baik, dia juga jalang" Jungkook menyahuti Lisa sebagai balasan, ia menatap Lisa khawatir sekali. "Jadi tanpa penjelasan pun aku percaya padamu makanya pertunangan malam ini juga harus batal" Ucapnya seraya berdiri karena kebetulan telah selesai membalut luka Lisa dengan perban, Jungkook mau mengatakan pada semua orang perihal Jisoo dan membatalkan pertunangannya.
"Tu-tunggu!" Cegah Lisa, ia menarik lengan Jungkook dengan kata lain menahan kepergian pria itu. Sambil menggeleng, Lisa melarang Jungkook. "Jangan dibatalkan, kumohon..jika kau sayang padaku jangan batalkan pertunangannya"
Jungkook tertegun. "Kenapa Babe? kenapa tidak boleh dibatalkan?" Dia bertanya makin cemas saat Lisa malah balas menatap bukan memberi jawaban, membuat Jungkook makin bingung sehingga meraih kedua tangan Lisa dan menggenggamnya.
"Kau marah padaku?" Tebak Jungkook, ia mencari-cari jawaban dalam tatapan Lisa.
Lisa menggeleng, ia menurunkan pandangannya pada kakinya sendiri karena tak sanggup menatap Jungkook. Bisa-bisa ia gugup dan tak bisa bicara dengan benar terlebih sekarang setengah tubuhnya mulai gemetaran takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET REVENGE
Fanfiction✔️[M]Lisa hanya ingin balas dendam pada Jisoo dengan merebut calon suaminya setelah dimasa lalu kekasihnya direbut oleh wanita itu akan tetapi siapa sangka kalau lelaki yang menjadi calon suami kakaknya adalah Jeon Jungkook, korban muntahannya pada...