Hari yang indah dan begitu cerah. Tidak ada mendung sedikitpun di langit. Hanya menyisakan beberapa bercak awan yang tersapu angin di langit biru bak samudra itu. Demikian juga kehidupan baru di asrama para tiktokers itu sungguh bersuka ria satu sama lain. Tidak ada yang terlihat murung, semuanya seolah menyukai pertemuan antar sesama konten kreator lainnya itu.
"Kak, boleh minta tolong ngga?" Panggil Ikoyunichi pada Emil Mario.
"Apa? Kau panggil aku apa barusan? KAK? KAKAK?" Sewot Emil.
"I-iya, kan emang harusnya dipanggil kak karena kakak lebih dewasa dariku."
"NO! NO! NO! Kata siapa aku lebih dewasa darimu? Aku ini masih muda ya, masih young, kalau ga percaya nih aku kasi tunjuk KTP asliku!"
"Ok ok, maaf kalau gitu. Niatnya kan biar sopan karena baru pertama kali nyapa kamu. Biasa aja kali reaksinya-"
"Iih apaan sih kamu? Kenapa malah jadi nyalahin aku?-"
"Eeeh udah-udah, stop!!! Kenapa jadi ribet banget sih kalian?" Akhirnya Gracia maju mengakhiri perdebatan mereka.
Daritadi Gracia dan Cacil memang sudah ada di belakang Iko. Dia minta tolong sama Emil yang kebetulan lewat di depan mereka buat ngerekamin mereka bertiga video untuk upload di tiktok.
"Hey eh Gracia, kamu belain aku ya? Duuuh, jadi malu. Fiks, kamu suka sama aku!"
"GR banget sih kamu-" tanggap Cacil.
"Eeh galiat tadi Gracia itu belain aku, dan itu pakek effort, fiks, sumpah lu suka sama gue Gracia!"
"Okok, udah ya debatnya, Emil, kita minta tolong baik-baik ya, minta tolong banget buat rekamin kita, soalnya kita males banget buat balik ke kamar cuma buat ngambil tripod." Ujar Gracia halus menahan segala kesalnya.
"Ok Gracia karena kamu udah ngaku suka sama aku, jadi akan aku tolongin, mana handphonenya?"
"Ini Mil, rekamin dari situ aja ya, Iko, udah jangan kesal-kesal lagi, kan semua masalah udah beres, ok?"
Gracia menarik tangan Iko yang masih menyimpan dendam sama Emil.
"Ternyata tu anak ga ngeselin di tiktok aja, di real life pun ngeselinnya udah minta ampun banget." Dumel Iko.
Alhasil jadi take berkali-kali deh sebab Iko selalu ga kompak. Tapi anehnya Emil malah betah berada di perkumpulan ciwi-ciwi itu, mungkin sebab ada Gracia🤔
~
"Eii bang Fanji, kita minta izin mau ke depan bentar ya buat beli cemilan." Ujar Cellos, diikuti Oldap, Jeff, Juan, dan Aldo.
"Beli cemilan apa? Kami kan sudah menyediakan kantin khusus disini. Jual segala macam cemilan juga kok." Tegur ketua.
"Yaah tapi cemilan yang kita mau ga ada dijual di kantin bang, barangkali di toko depan ada." Oldap masih sukanya memohon.
"Kalian nyari cemilan apa sih sebenarnya? Jangan aneh-aneh deh. Sebaiknya kalian urungkan niat buat beli cemilan di luar, sebelum abang tindak lanjuti ke panitia lainnya." Ketua berlalu.
"Ck, gagal lagi! Kayaknya semua panitia disini punya kemampuan baca pikiran kita deh, pada kompakan gitu ngelarang kitanya buat beli cemilan." Dumel Juan.
"Masalah elu, ngapain harus kita-kita ya yang repot-repot daritadi? Aaaaah." Gerutu Cellos.
"Yaaah guys, bantuin gue dong buat dapatin cemilan itu,"
"Gue nyerah ya buat bantuin lo Juan, bye gue mau nemuin pacar gue dulu." Oldap berlalu.
"Gue juga mau nemuin bebeb gue, byee." Cellos ikutan berlalu.
Disusul yang lainnya.
"Yaaah wee, kenapa gue ditinggal sendiri, woee!!" Gerutu Juan.
~
"...oke siap-siap, one take sekali lagi ya 1, 2,..." Emil masih stand by dengan kameranya.
"Grac! Siniii dulu!!!" Panggil Cellos menghampirinya.
"Eeh guys, bentar dulu ya....kenapa bby?"
"Kamu lagi ngapain sama mereka?"
"Yaa lagi buat videolah seperti yang kamu lihat. Mereka ngajakin aku tiktokan bareng, hehe. Eh, btw, kamu kok tumben nanya-nanyain aku? Biasanya selalu gaada waktu buat aku."
"Tuhkan, kayak gitu lagi bahasannya. Kenapa sih setiap kali ketemu, kamu selalu bahasnya gitu, bilang aku ga perhatianlah, ga romantis,-"
"Yaa makanya kamu nyadar sendiri dong, emang kenyataannya begitu."
"Aku kan punya kesibukan sendiri GRACIA,"
"Tapi setidaknya kamu ada waktu sedikit aja buat aku, beri aku perhatian dikit aja,-"
"Udahlah Grac, udah kuduga kita bakalan ribut lagi. Mending aku ke teman-teman." Cellos berlalu.
"Tuhkan kamu selalu gitu. Cellos, MARCELLOS!!"
"Gracia, kamu kenapa?" Tanya Cacil menghampirinya.
"Gapapa Cacil, sedang ada sedikit masalah saja. Guys, aku balik ke kamar dulu ya." Gracia berlalu.
"Eeh eh tapi Grac, video kita belum jadi!!" Teriak Iko.
"Iko sudahlah biarin dia sendiri dulu. Gracia sedang badmood kayaknya, barusan kudengar dia habis berantem sama Cellos." Suruh Cacil.
"Eeh! Ini jadi apa ngga sih? Kalau ga aku bakalan pergi sekarang!" Jerit Emil yang masih berada di tempat.
"Gajadi!! Udah udah sana pergi!" Suruh Iko.
"Iih dasar, gajelas!" Emil berlalu.
"Sabar Iko." Cacil mendamaikan suasana.
~
Seharusnya ini menjadi hari bahagianya, bisa bertemu banyak teman-teman yang selama ini hanya dapat bertatap muka dari layar handphone aja. Gracia bersedih. Sudah bukan pertama kalinya dirinya berdebat seperti itu dengan Cellos, tapi ia tetap selalu merasa sedih oleh sikap Cellos yang seolah-olah mencampakkannya, orang yang sudah dipacarinya selama satu tahun dua bulan.
"Uups! So-sorry, aku ga sengaja-"
"Gpp, gpp, aku yang salah galiat ke depan kalau jalan, maaf." Ucap Gracia pada orang yang ga sengaja ia tabrak di koridor.
"Ya tapi aku salah juga, malah asyik main handphone kalau lagi jalan, maafin ya."
"Ok ok, stop it! Intinya sama-sama salah aja ya, udah clear kan jadinya? Permisi," Gracia berlalu meneruskan jalannya menuju kamar.
Gracia bisa berubah jadi orang yang pendiam, Gracia bisa berubah jadi orang yang judes, bahkan Gracia juga bisa berubah jadi orang yang lemah lembut, penyayang, dan penyabar, tergantung dari cara orang memperlakukan dirinya.
"Hai Jason!! Ketemu lagi kita, ehe." Pekik Jessica Puteri mengagetkan Jason.
Jason masih memperhatikan dengan seksama perempuan yang barusan saja bertabrakan badan dengan dirinya.
"Woy!! Serius banget liatinnya. Kamu suka ya sama Gracia?" Tanya Jessica bercanda.
"Gra-Gracia? Itu beneran Gracia ya?" Jason malah meyakinkan bertanya pada Jessica.
Jessica jadi sedikit kikuk.
"Jason, nanti malam ada acara makan malam bersama di aula, kamu duduk disebelah aku ya, please.."
"Iya, iya, aku akan duduk sama kamu. Tapi please kasi tauin aku ya, Gracia ada di nomor kamar berapa?" Tanya Jason lebih antusias.
("Iih, ini Jason kenapa sih malah jadi aneh begini nanyain Gracia segitunya amat pakek mau tau nomor kamarnya lagi-_-") gumam Jessica kesal.
"Aku, gatau dia ada di nomor kamar berapa, hehe." Jawab Jessica beralasan yang sebenarnya dia tahu, Gracia berada disebelah kanan kamarnya.
"Owh, yaudah deh kalau kamu gatau."
To be continued~
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANNA MARRY YOUR DAUGHTER[THE END]
Teen FictionBASED ON FAKE STORY OF TIKTOK😜 ____________________________ Special POV ::: JASON WILLIAM WINATA Anak tiktokers pasti tau siapa dia, atau sekedar nonton video-video di tiktok, mungkin Jason pernah hadir di FYP kalian😋 tanpa kalian sadari, Jason su...