Titip rindu😳

244 25 2
                                    

Hari-hari terasa terlewati dengan cepat dalam sekali pejaman mata. Tak ada hal yang dirasakan istimewa, tak ada hal yang dirasakan bersemangat bagi gadis yang baru usai potong rambut sebahu dan mewarnai sedikit rambutnya menjadi pirang. Sebenarnya bukan atas kemauan gadis bernama Bella itu untuk merubah penampilan rambutnya, tetapi karena...

"Tuhkan bener apa yang gue bilang. Lo itu jadi keliatan tambah wow dengan model rambut yang sekarang. Kayak idol-idol korea gitu,"

"Aaah apaan sih Los, gausah foto-foto gue. Norak tau ngga."

"Lah kok norak? Gue cuma mau liatin ke nyokap bokap lo model rambut lo yang sekarang. Ayo cepetan, berpose."

"Duuh gausah, gini aja lah, buruan. Malu tau banyak orang disini."

Cekrekk!

"Sipp, beres deh. Gue kirim ke nyokap lo dulu ya,"

"Maaf, permisi, pacarnya ya kak? Kalau mau, saya bisa fotoin kalian berdua. Rambut kakaknya juga bagus banget diwarnai kayak gitu. Semoga puas sama hasil dari salon kitanya iya." Mas-mas tukang salon nyamperin mereka berdua.

"Eeh bu-bukan mas. Dia teman saya aja kok. Kita juga mau pergi sekarang. Makasi ya mas. Ayo Los." Bella buru-buru menarik tangan Cellos supaya cepetan pergi dari salon itu.

"Owalaah, cuma temenan aja rupanya. Tapi kenapa ya mereka ga pacaran aja? Keliatan serasi juga kok, duuh pusying kepala eikee.."

...

"Diih, geli gue. Lagian lo ngapain sih ngajak gue ke salon yang penuh sama bencong-bencong kayak gitu? Pokoknya ini kali terakhir lo bisa ngajak gue ke salon!" Dumel Bella.

"Hahahahahaha, biarpun karyawannya kebanyakan yang bencong, tapi hasil perubahan rambut lo karena mereka keren kan?"

Bella hanya memutar bola matanya malas.

Cellos sengaja buat mengajak Bella keluar jalan-jalan, agar dia ga sumpek di rumah sakit terus. Orang tuanya juga sudah setuju, tapi keliatannya Bella belum happy sama sekali. Dia masih suka melamun, dan minim senyum.

"Eeh Bell, lo lapar ga? Kita makan siang di tempat yang dulu sering kita datangin itu yuk, yang view'nya itu mengarah ke sebuah danau." Ajak Cellos siang ini usai dari salon tadi.

"Restoran danau?" Bella ingat, itu restoran yang pernah dia, Cellos, dan Gracia datangi dulu waktu jaman Cellos dan Gracia masih pacaran.

"Kenapa lo milih tempat ini sih Los? Ini kan," tanya Bella terpotong, mereka sampai di restoran tersebut.

"Iya, gue sengaja. Gue cuma, rindu."

Bella diam. Dia tidak melanjutkan pertanyaannya. Dia paham bagaimana perasaan Cellos saat dia mengatakan rindu. Bella hanya bisa menuruti saja keinginan Cellos untuk makan siang disini, tapi hanya tinggal berdua, seharusnya bersama Gracia lagi satu.

"Udah lama ga kesini, tempatnya banyak berubah ya Los. Gue ngerasa ada di tempat yang berbeda dari yang dulu."

"Tapi menu-menu mereka masih sama kok. Makanan yang jadi favorit lo disini juga masih mereka jual. Lo mau pesen itu ngga?"

"Hmmm, boleh deh. Udah lama juga gue pengen makanan itu. Terus, lo sendiri pesen apa?"

"Gue mau nyobain makanan yang best seller sekarang aja."

"Oowh, iya udah panggil pelayannya saja."

~

"Jane, duduk sini aja,"

"Bentar dulu aku mau bikin story dulu."

"Jane, jangan jauh-jauh ya. Awas nyemplung, depan kamu danau loh Jane."

"Iyaa,"

"Jason? Waah ga nyangka kita ketemu disini." Sapa Cellos.

"Eeh, Cellos, Bell," sapa Jason.

Bella buru-buru mengalihkan pandangannya.

Mereka berada di restoran yang sama...

"Kalian udah daritadi?" Tanya Jason.

"Owh ngga, kita juga baru sampai kok, lo, sendirian kesini?"

"Owh ng-ngga kok, gue sama Jane. Itu dia lagi disitu foto-foto, baru sampai udah melipir kesana dianya, bentar ya gue panggilin,"

"Ngga usah dipanggil." Ketus Bella.

"Owh iya, maaf. Kalau gitu, gue kesana dulu ya nyamperin dia."

"Ok Jas, bilangin hati-hati dekat danau licin loh."

"Iya, thank's Los."

Jason berlalu.

"Bell, kenapa sih ditekuk gitu mukanya?" Tanya Cellos.

"Kita take away aja yuk. Mood makan gue disini jadi ilang,"

"Ga boleh gitu Bell. Gue tau perasaan lo liat mereka berdua disini, gue pun sama. Tapi, gue berusaha buat ngelawan perasaan aneh itu, biar ga jadi benci Bell."

Bella hanya memutar bola matanya malas.

"Los, gue boleh ga senderan kepala di bahu lo?" Tanya Bella tiba-tiba.

"Se-senderan kepala?"

"Iya, kepala gue kerasa sedikit pusing."

"Owh i-iya udah gapapa kok. Senderan aja."

Bella melakukannya.

...

"Udah Jane foto-fotonya? Ayo makan dulu, entar tempatnya keburu rame kita jadi ga kebagian tempat duduk."

"Bentar lagi Jason, lagian aku ga minta ditemenin kok, kamu kesana aja duluan nyari tempat."

"Mana bisa tenang aku duduk Jane, kamunya masih aneh-aneh gini entar kalau terjadi apa-apa sama kamu gimana?"

"Jason, aku udah gede, bisa jaga diri kok."

"Masalahnya kamu lagi hamil Jane, beresiko buat dia nanti, udah ya sayang, nurut ya, yuk kita pesen makanannya sekarang." Paksa Jason.

"Iih nyebelin deh kamu, istrinya udah senang-senang, dilarang."

"Iya, nanti di tempat lain kamu bisa foto-foto, disini agak bahaya Jane."

Gracia belum tahu kalau Bella dan Cellos ada disini juga. Sedangkan Jason, melihat ke arah mereka dengan posisi mereka yang sudah sangat dekat. Jason yakin, Bella hanya sengaja melakukan hal itu demi menutupi kekecewaannya terhadap dirinya.

"Jas, liatin apa sih?"

"Huummm, bu-bukan apa-apa, yaudah, kamu mau pesen apa?"

Gracia penasaran. Sebenarnya Jason liatin siapa ke arah sana terus daritadi, jadi Gracia menyelidiki dan melihat mereka berdua akhirnya.

("Itu kan Bella sama Cellos? Kenapa, mereka keliatan dekat banget ya?") Penasaran Gracia.

"Hei sayaaang, bengong aja nih kamu."

"Eeh ma-maaf. Jas, kamu liatin mereka ya daritadi? Kok kamu gaada ngasi tau aku sih kalau ada mereka disini?"

"Yaa buat apa? Ga penting juga kan?"

"Ngga penting? Jas, aku tau mereka banget."

"Yaudah, sekarang kamu maunya apa? Nyamperin mereka?"

"Aku, aku pengen minta maaf sama Bella. Dia pasti dalam keadaan hati yang kacau kalau sampai melihat kita berdua disini."

"Sayang, waktunya ga tepat sekarang. Lagian mereka juga keliatannya akrab banget, ga mesti diganggu sekarang."

"Yaa tapi aku pengen minta maaf, ga sekarang juga gapapa. Kamu tau ngga, aku hampir tiap malam, mimpiin Bella terus. Sebab itu aku sering kebangun jam 2 pagi."

"Yaudah-yaudah, besok kita jenguk Bella sama-sama ya di rumah sakit. Tapi, aku harus izin sama orang tuanya dulu kalau kita mau kesana."

"Makasi ya Jason. Aku harap orang tuanya Bella mengizinkan ya."

Jason hanya balas dengan memeluk Gracia penuh perasaan. Dia paham sekali bagaimana perasaan Gracia saat ini yang ingin sekali menemui Bella, sahabatnya.

To be continued~
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

I WANNA MARRY YOUR DAUGHTER[THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang