"Kita jalan berduaan gini terus, gaada yang marah?" Tanya Gracia.
Jason sedikit tertawa mendengar pertanyaan Gracia itu.
"Kenapa ketawa? Aku nanya serius."
"Bubu, siapa yang bakalan marah sih? Kamu kan emang pacarnya aku, satu-satunya di hati aku. Bubu, liat aku, aku gaakan ninggalin kamu demi orang yang akan dijodohkan itu denganku, karena aku cintanya cuma sama kamu."
"Huummm, kamu bisa ngomong kayak gini sekarang. Nanti pas hari itu tiba, aku yakin, kamu gaakan bisa berbuat apa-apa lagi, dan aku? Aku mestinya belajar menguatkan diri dan perasaan dari sekarang."
"Hei bubu, jangan bilang kayak gitu dong. Tenang, tenang, sini aku peluk dulu ya...papaku memang gabisa ngebatalin perjodohanku dan dia, tapi aku pilih buat ngebantah terus perintah papa, dan aku selalu buat supaya dia juga ga mau dijodohkan sama aku. Dengan begitu, perjodohan akan batal dengan sendirinya."
"Tapi, kalau misalnya dia tetap kekeh juga mau dinikahin sama kamu, gimana?"
Hening. Jason gatau lagi cara buat nenangin perasaan Gracia.
("Cepat atau lambat, Jane akan tahu siapa sebenarnya dia yang dijodohkan denganku itu. Tapi aku gabisa lepasin gadis ini ya tuhan, tolong aku please kasi petunjuk...")
Gracia juga pada pikiran yang sama.
("Jason memang beda dari semua mantan-mantanku. Dia baik, dia pengertian, dia yang aku cari selama ini, cuma dia yang bisa dengan mudah ngebalikin mood aku. Tapi, kenapa setelah aku bertemu orang yang benar-benar aku cintai, malah keadaannya dia harus dijodohkan dengan orang lain? Ya tuhan, aku belum siap terima Jason menikah sama orang lain...")
"Hmmm, bubu, kayaknya aku harus ke toilet dulu deh. Sebentar ya," Ujar Gracia.
"Mau aku temenin?"
"Gausah, bentar aja ya." Gracia berlalu. Ia sedikit merasa mual selepas meneguk minuman yang ia pesan tadi.
~
"Gue tau lo lagi sedih Bell, tapi ga kayak gitu caranya," Cellos dan Bella menuju ke arah tujuan yang ga jelas.
Tadi diperjalanan sepulang dari rumah sepupunya, Cellos tak sengaja melihat Bella di pinggir jembatan jalan raya dekat rumahnya dengan tatapan mata kosong.
Cellos penasaran sedang apa dia disana berdiri seorang diri sambil sesekali menghapus air matanya.
Ternyata setelah Cellos menghampiri, Bella berniat ingin mengakhiri hidupnya. Cellos pun ga biarin itu terjadi, dia dengan cepat menarik tubuh Bella menjauh dari jembatan itu dan mengajaknya ke mobil. Sampai disana Bella baru mau cerita dan menangis dengan hebatnya meluapkan segala kesedihan yang selama ini ia pendam terkait Jason, calon suaminya. Sekarang, ia sudah dalam keadaan sedikit tenang. Barulah Cellos berani menanyakan ia mau kemana sebenarnya. Diajak pulang gamau, diajak jalan-jalan gamau, diajak belanja gamau, Cellos udah kayak mengajak seorang cewek yang lagi PMS yang keinginannya susah untuk ditebak. Tapi ia tetap sabar kok.
"Gue mau pergi ke rumah dia aja." Ujar Bella akhirnya.
"L-l-lo yakin?" Tanya Cellos ragu.
Karena Cellos baru tahu kalau calon suami yang sering Bella ceritain sama dia dari dulu tuh ternyata Jason William Winata, dan Cellos benar-benar kepikiran Gracia sekarang.
"Duuuuh kenapa mesti macet sih?" Gerutu Bella.
"Iya nih macet parah di depan kayaknya lagi ada perbaikan jalan deh. Gimana kalau kita putar balik aja?"
"Gamau! Pokoknya gue mesti ketemu dia sekarang! Gue yakin banget dia lagi sama selingkuhannya itu, dan gue bakal jambak-jambak rambut tu pelakor!"
("Aduuh, garang juga nih si Bella. Gue mesti gimana sekarang? Yakali kabarin Gracia bilang jangan ketemu Jason dulu sekarang, yang ada dia jadi curiga.") Bhatin Cellos was-was.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANNA MARRY YOUR DAUGHTER[THE END]
Teen FictionBASED ON FAKE STORY OF TIKTOK😜 ____________________________ Special POV ::: JASON WILLIAM WINATA Anak tiktokers pasti tau siapa dia, atau sekedar nonton video-video di tiktok, mungkin Jason pernah hadir di FYP kalian😋 tanpa kalian sadari, Jason su...