"Mama sama papa pokoknya harus memajukan lagi tanggal pernikahan Bella sama Jason! Titik." Dumel Bella.
"Sayang, Bella, kamu kenapa sih dari kemarin mintanya gitu terus? Sabar ya sayang jangan teriak-teriak terus, nanti tenggorokanmu jadi,-"
"Ga peduli! Mau Bella sakit lagi kek, mau Bella di rawat lagi di rumah sakit, Bella ga peduli! Bella cuma mau nikah sama Jason secepatnya! Ma, pa, apa kalian ga kasihan sama Bella? Mungkin ini akan menjadi permintaan terakhir Bella,"
"Sayang, jangan bicara seperti itu. Iya-iya, mama sama papa akan diskusikan lagi sama orang tuanya Jason nanti malam ya. Kamu tenang ya sayang. Sekarang minum obatnya dulu, lalu istirahat."
~
Banyak cara untuk menyatukan cinta, tidak hanya dengan jalan perjodohan saja. Terkadang keegoisanlah yang membuat jalan cintanya seseorang menjadi penuh kesengsaraan.
"Ma, pa, kenalin ini Jane, pacar Jason."
Sepulang dari tempat kerjanya, Gracia dijemput Jason dan mengajaknya langsung ke rumahnya. Gracia sedikit gugup, sampai tidak berani menatap wajah papa Jason.
"Sudah berapa lama kalian pacaran?" Tanya papanya ke Gracia.
"Hmmmm, sekitar 6 bulanan om." Jawab Gracia gugup.
"Owwh, masih baru rupanya. Sudah tahu kalau Jason itu sebenarnya sudah kami jodohkan dengan anak gadis lain? Yaa sekitar seumuran kamulah."
"Sudah om, Jason membicarakannya langsung dengan saya."
"Kalau memang begitu, kenapa kamu masih mau pacaran sama Jason?"
"Pa! Ga seharusnya papa bertanya seperti itu sama Jane." Bantah Jason.
"Jason, sabar." Mamanya menenangkan.
"Loh, papa kan cuma mau tau apa alasan dia masih bertahan sama kamu yang bahkan sudah tau kalau kamu dijodohkan."
"Maaf om saya lancang bicara, tapi saya sangat mencintai Jason putra om, saya terlanjur sayang, cuma dia yang bisa ngertiin perasaan saya,"
"Terlanjur sayang. Jadi, apapun yang akan terjadi sama Jason kedepannya kamu akan mendukungnya bukan?"
Gracia mengangguk ragu, pertanyaan papa Jason seperti sedang menjebaknya. Yang terjadi kedepannya maksudnya akan tetap menjodohkan Jason dengan wanita lain. Mereka berdua saling menatap. Jason bisa lihat di kedua bola mata Gracia ada ketulusan ucapan.
"Dingin ya? Aku gosokin tangan aku sama tangan kamu ya."
Sejujurnya Gracia bimbang harus tetap bertahan dengan Jason atau tidak. Keadaan sudah tidak memungkinkan lagi mereka akan bisa bersama selamanya.
Di malam ini, keduanya duduk berdampingan di halaman kontrakan Rere yang lumayan luas untuk melihat bintang-bintang. Mereka pada pikiran masing-masing. Hening. Tidak ada yang mau membuka obrolan duluan. Malam ini seolah menjadi saksi perbedaan tindakan diantara mereka berdua. Tak ada yang bisa mengendalikannya. Semuanya seolah seperti adanya gaya magnet.
Mereka menuju ke kamar untuk saling menghangatkan badan. Diluar angin begitu kencang disertai hujan deras yang membuat malam semakin kelam. Suara petir saling bersahutan. Padahal tadinya banyak bintang bermunculan, mengapa tiba-tiba turun hujan yang dahsyat?
Keduanya berpikir sejenak. Apa dengan melakukan hal ini masalah akan terselesaikan? Kehidupan akan berjalan normal kembali? Atau malah sebaliknya? Tidak apalah untuk sekali saja, mumpung suasana malam yang dingin sangat mendukung. Di bawah selimut yang tebalnya mencapai 3 senti meter. Mereka ngga berpikir kemana-mana lagi, ngga peduli apa yang akan terjadi selanjutnya, dan ngga mementingkan siapa lagi yang akan terlibat didalamnya.
Detik itu juga, keduanya mulai tertidur lelap dengan bunga tidur masing-masing. Hujan masih setia turun, namun terdengar sudah mulai reda. Dan masih menyisakan gemericiknya saja. Jason terbangun...
("Apa yang sudah kulakukan padanya? Kenapa rambutnya tak beraturan begitu?") Lalu ia merapikannya sedikit dan lanjut memperhatikan wajah sang kekasih yang masih tertidur pulas.
Meski tidur pun Gracia masih kelihatan anggunnya. Diciumnya kening itu yang tampak tertutupi poni, dan diciumnya bibir mungil itu.
("Aku tak ingin mengakhiri malam ini Jane, percayalah.")
~
Kukuruyuuuuuuuuuuuuuk!
Alarm alami bersenandung. Gracia terbangun dengan tergesa-gesa, ingat akan berangkat kerja. Sepertinya momen semalam terlupakan oleh mereka sementara waktu.
"Bubu, buruan dong mandinya. Udah 2 jam nih."
"Sabaaar." Teriak Gracia dari dalam.
Tok! Tok! Tok!
Jason membukakan pintu.
"Haaaahh?!!?!?" Kaget Rere. Kaget menampaki Jason ada di kamar Gracia.
"Ka-kamu, sejak kapan ada disini?"
"Laah, dari kemarin aku emang udah disini kali." Jawab Jason sambil menguap.
"Gracia mana?"
"Tuh, lagi mandi. Eeh Re, aku pinjam kamar mandimu ya, Jane lama banget dia mandinya udah 2 jam."
"Oowh i-iya, silahkan." Rere nampak masih bertanya-tanya heran.
"Grac, Grac! Udah belooom?" Gedor-gedor Rere.
"Siapa itu? Rere ya? Sabar Re, gue masih ngeringin badan."
25 menit kemudian...
Mereka bertiga sarapan bersama dengan Rere yang nyiapin sarapannya.
Keduanya saling pandang tanpa henti-hentinya saling senyum. Rere yang merhatiin mereka hanya bisa "😶"
"Re, gue mau berangkat kerja dulu ya, bye, muach."
"I-iya Grac, tiati."
"Bye Re."
To be continued~
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANNA MARRY YOUR DAUGHTER[THE END]
Teen FictionBASED ON FAKE STORY OF TIKTOK😜 ____________________________ Special POV ::: JASON WILLIAM WINATA Anak tiktokers pasti tau siapa dia, atau sekedar nonton video-video di tiktok, mungkin Jason pernah hadir di FYP kalian😋 tanpa kalian sadari, Jason su...