Bab 17

6.4K 592 91
                                    

Seminggu berlalu begitu cepat, semua persiapan pernikahan mereka di atur oleh Darrel. Dan Kinara merasa beruntung saat mengetahui kalau pernikahan mereka hanya akan di saksikan oleh kedua keluarga dan kerabat dekat saja, tanpa adanya pesta mewah yang biasanya di gelar pada setiap pernikahan pasangan yang saling mencintai. Hal ini membuktikan kalau sebenarnya, Darrel memang tidak pernah bersungguh-sungguh ingin menikah dengannya. Pria itu jelas punya maksud lain yang tidak Kinara ketahui.

Namun, rupanya hal yang di anggap Kinara sebagai keberuntungan itu, malah melukai hati keluarganya. Keluarga Kinara yang pada akhirnya sudah bisa menerima kenyataan ini-Kinara menikah dengan Darrel-merasa di permainkan oleh Darrel. Mereka menganggap Darrel sedang merendahkan Kinara, bahkan Bara menuding alasan sebenarnya Darrel tidak membuat pesta pernikahan adalah karena sebenarnya Darrel malu menikah dengan Kinara yang terlahir dari keluarga yang tak sepadan dengannya.

Kinara bahkan sampai kebingungan saat kakaknya itu memintanya untuk membatalkan pernikahannya dengan Darrel. Oh, andaikan Kinara bisa, tentu sudah ia lakukan sejak awal. Namun ingatan akan kata-kata Darrel tentang dirinya yang secara tidak langsung sudah menjadi milik pria itu, membuat Kinara tidak punya pilihan lain selain pasrah menerima kenyataan itu. bahkan Kinara merasa sudah tidak memiliki hak atas dirinya sendiri. Yeah, bukankah Kinara sendiri yang sudah melemparkan dirinya pada pria itu?

Kedua tangan Kinara meremas masing-masing sisi gaunnya, gaun pernikahannya dengan Darrel. Jantungnya berdetak keras, hatinya tak tenang. Dia begitu merasa gelisah menjelang detik-detik pernikahannya dengan Darrel. Kinara tidak pernah segugup ini sebelumnya, hanya saja hari ini pengecualian, karena di hari inilah dirinya akan melepas status lajangnya untuk pria yang tidak ia cintai sama sekali.

Pagi ini, Kinara memilih bungkam selama berada di dalam mobil yang akan membawanya menuju tempat, dimana dirinya dan Darrel akan mengucapkan janji suci pernikahan mereka. Pikiran Kinara menerawang, nyatakah semua ini? Karena sungguh jika dia sedang bermimpi, Kinara berharap dia akan terbangun sebentar lagi. Tapi sayangnya, saat rasa penasaran itu mengalahkan akal sehat, dengan bodohnya Kinara malah mencubit lengannya sendiri, lalu meringis di detik berikutnya, hingga harus menahan air matanya sekuat hati begitu menyadari kalau semua itu bukan mimpi.

Beberapa saat kemudian, pintu di sampingnya terbuka, dan saat kesadaran Kinara sudah kembali, dia melihat sosok sang ayah yang hari ini tampak begitu rapih dengan setelan jas dan celana dengan warna senada sebagai pendamping mempelai wanita--sedang mengulurkan tangan ke arahnya. Kinara menoleh ke arah Widy yang sejak tadi tidak berhenti menggenggam jemarinya, wanita paruh baya itu sudah terlihat lebih sehat daripada sebelumnya berkat pengobatan yang di dapatnya selama ia di rawat di rumah sakit. Sebab itulah dirinya memaksa datang di acara pernikahan putrinya, kendati semua keluarganya melarangnya.

Kinara menarik nafasnya dalam, menenangkan dirinya sendiri, sebelum menyambut uluran tangan Danu dengan mantap. Semua mata menatap kemunculannya terkesima, tanpa terkecuali. Bahkan sosok pria dalam balutan tuksedo hitam dengan dasi kupu-kupu yang bergeming di depan altar ikut menatapnya, dengan raut wajah yang jelas-jelas sedang terpesona.

Jantung Kinara mencelos dalam, menyadari kalau pria bertuxedo hitam itu bukanlah Sean-nya. Kesadaran bahwa yang akan menjadi suaminya sebentar lagi bukanlah pria yang ia harapkan, seketika membuat langkah Kinara sedikit limbung, dia semakin mengetatkan genggaman tangannya di lengan Danu, sekedar untuk menjaga langkahnya agar tidak terjatuh.

Sedangkan di lain pihak, Darrel sendiri merasa gugup luar biasa. Dia tidak mengerti kenapa pernikahan ini malah mengacaukan perasaannya seperti ini. 4 tahun lalu, seharusnya dia sudah berada di altar ini bersama Adellia, andai Tuhan tidak menakdirkannya lain. Dan sekarang dia malah berada di sana bersama dengan gadis yang tidak di cintainya dan juga tidak mencintainya. Bahkan mungkin, hanya mereka berdua yang terlihat tidak bahagia di sana. Namun anehnya, meski gadis itu sudah menekuk wajahnya sejak memasuki area altar, kenapa Darrel tidak juga bisa berhenti untuk menatap wajahnya.

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang