Begitu dirinya bisa meloloskan diri dari Darrel ternyata kejutan berikutnya sudah menanti Kinara di luar. Sebuah telepon masuk sesaat setelah dia berada di dalam taxi, ternyata pihak rumah sakit yang menghubungi, memberitahukan tentang kondisi Widy yang semakin memburuk hingga memerlukan penanganan secepatnya dan satu-satunya jalan untuk menangani kondisi Widy saat ini adalah dengan jalan operasi.
Kinara segera bergegas ke rumah sakit dan meminta pihak rumah sakit untuk secepatnya menangani kondisi Widy, namun Kinara harus kecewa saat pihak rumah sakit memintanya untuk menyelesaikan biaya administrasi lebih dulu, sementara saat ini uang simpanannya sudah benar-benar habis untuk membiayai pengobatan Widy selama beberapa hari sang mama di rawat di sana. Lalu bagaimana caranya Kinara harus mendapatkan uang 100 juta, seperti yang di minta oleh pihak rumah sakit untuk membiayai operasi Widy dalam waktu sehari?
Dan disaat yang sama ponsel miliknya berdering, masih nomer yang tidak di kenal namun Kinara berharap untuk kali ini bukan berita buruk lagi yang ia dengar selanjutnya, tapi nyatanya nasib buruk memang masih enggan untuk pergi dari kehidupannya yang sekarang.
Kinara dengan reflek berpegangan pada dinding di dekatnya begitu mengetahui yang meneleponnya saat ini adalah pihak kepolisian, mereka memberikan kabar mengenai Bara yang terlibat perkelahian di dalam penjara hingga mencederai teman satu selnya. Tiba-tiba saja Kinara merasa dunia seperti runtuh di atas kepalanya begitu mendengar kabar buruk selanjutnya mengenai kondisi Danu yang sedang terluka perutnya akibat tusukan yang di lakukan oleh seorang tahanan disana, rupanya hal itulah yang membuat Bara naik pitam hingga melukai tahanan yang telah mencelakai Danu. Untungnya, luka itu tidak terlalu dalam, namun tetap saja membuat Kinara merasa khawatir terhadap kondisi Ayahnya sekarang, mengingat saat ini Danu hanya mendapatkan perawatan seadanya di dalam penjara.
Tanpa sadar Kinara menangis frustasi dengan keadaan keluarganya yang sekarang, lama dia menangis di koridor rumah sakit usai panggilan terakhirnya terputus, tak peduli pada tatapan keheranan orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya.
Etah kenapa Kinara sekarang merasa sendirian, sembari menangis dia memeluk dirinya sendiri untuk menguatkan dirinya. Beban ini terlalu berat di punggungnya, seperti ada ribuan ton besi yang menimpa tubuhnya sekaligus. Kinara tidak pernah merasakan beban seberat ini sebelumnya. Kinara benar-benar tidak tahu saat ini dia harus meminta tolong kepada siapa, karena orang-orang yang selalu menjadi sandarannya selama ini malah membutuhkan pertolongannya.
Ketika semua rasa frustasi itu bergulung di dalam kepalanya, sebuah nomer asing lagi masuk ke dalam ponselnya, membuat tangan Kinara gemetaran saat mencoba mengangkat panggilan tersebut.
"Hallo?" Sapa Kinara dengan suara serak.
Terdengar kekehan kering dari dalam ponselnya.
"Kau?" suara Kinara mendadak tercekat begitu mengenali suara kekehan itu.
"Kau mengenali suaraku, Manis?"
Kinara tanpa sadar menggenggam ponselnya dengan erat, hingga telapak tangannya terasa nyeri.
"Kau ... apa yang kau inginkan?" Tanya Kinara tanpa mau repot-repot menanyakan bagaimana caranya pria itu bisa mengetahui nomernya.
Terdengar kekehan sekali lagi, "Kau tahu? Kau adalah wanita pertama yang ku telepon, di luar sana ada begitu banyak wanita yang ingin mendapat panggilan dariku, karena itu tidakkah seharusnya kamu merasa beruntung, Sayang?"
"Aku tidak suka berbasa-basi dengan orang asing, karena itu sebaiknya kamu katakan saja apa tujuanmu meneloponku sekarang?" Cecar Kinara dengan sengit, dia benar-benar membenci pria itu, bahkan hanya dengan mendengar suaranya saja, seluruh darah Kinara terasa mendidih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Revenge (Tamat)
RomantizmKonten dewasa 21+ Cerita ini akan banyak mengandung adegan dewasa, jadi untuk kalian para dede gemes dan alergi sama cerita dewasa lebih baik menghindari cerita ini ya dears😌 Jangan lupa follow sebelum membaca!! Notes ♥️ Judul awal Dear Husband!! _...