"Mommy menangis, apa Dad nakalin Mommy?" Aleta mengulang pertanyaannya sambil memeluk leher Kinara, menatap Darrel dengan berkaca-kaca.
Darrel menutup matanya, sebelum membuang wajahnya, nampak tidak tega melihat kesedihan di wajah Aleta saat memergoki sikap kasarnya kepada Kinara.
"Mommy nggak pa-pa ko, tadi Daddy kamu hanya bantu meniupkan mata Mommy yang kena debu. Lihat, Mommy sudah baik-baik saja sekarang," Kinara menjelaskan, sambil sesekali melirik ke arah Darrel yang nampak mematung.
"Benar?"
Kinara menjawab pertanyaan Aleta dengan anggukan, lalu kembali menarik bocah itu kedalam pelukan, merasa bersyukur karena Aleta telah menyelamatkannya dari Darrel yang tampak begitu menyeramkan.
Darrel memberinya lirikan tajam, sebelum meninggalkan mereka begitu saja di kamar itu.
"Dad?"
Panggilan lembut Aleta menghentikan langkah Darrel, pria itu membeku di ambang pintu seperti patung, kemudian menoleh dan kembali tertegun saat mendengar kata-kata Aleta yang di tujukan kepadanya.
"Leta senang karena Dad sudah membawa Mommy untuk Leta. Terimakasih karena hari ini Dad sudah membantu Mommy Leta."
Ucapan polos bocah itu membuatnya semakin terbungkam--menahan rasa nyeri yang menyerang dadanya tiba-tiba.
Bocah itu kemudian menghambur ke arah Darrel dan melingkarkan lengan mungilnya di kedua kaki Darrel, dan kembali Darrel merasakan hatinya seperti di tikam sesuatu yang menyakitkan, apalagi saat matanya tiba-tiba bertumbukan dengan Kinara yang seperti tengah menahan tangisnya. Dia tidak suka saat menyadari kalau lagi-lagi air mata Kinara selalu saja mampu meluluhkan hatinya, dia tidak mau menjadi lemah.
Dan sialnya lagi, ucapan polos Aleta malah membuat hatinya yang mengeras mendadak runtuh seketika-- membuatnya kian melemah. Sungguh, bukan seperti ini yang ia harapkan, karena dia hampir saja berhasil menyakiti gadis itu dan sekarang lihat ... dia malah kembali merasa lemah, parahnya dia malah menyesalinya sekarang.
Jelas, ini bukanlah hal yang baik dalam melancarkan aksi balas dendamnya.
##
Pesawat jet pribadi itu menurunkan mereka di sebuah landasan pacu yang terletak di dekat pantai. Kinara melihat sebuah rumah mewah yang sangat indah yang letaknya di dekat tempat itu. Rumah yang biasa di sebut mansion itu entah kenapa terlihat begitu pas berada di sana, dan mungkin hanya mansion itulah satu-satunya rumah yang ada di pulau itu, melihat kanan dan kirinya hanya di kelilingi oleh pohon-pohon tinggi yang terlihat seperti hutan di penglihatan Kinara.
Dua orang pelayan yang di kenalnya sebagai Nany-nya Aleta, menghelanya untuk keluar dari pesawat itu. Sedangkan keberadaan Darrel sendiri sudah tidak terlihat sejak tadi. Kinara cukup bersyukur akan hal itu, karena sejujurnya dia masih sangat terguncang oleh perlakuan Darrel beberapa waktu lalu padanya.
"Ayo Mom cepat, Leta mau tunjukan kamar Leta ke Momy!"
Suara Aleta dan juga tarikan tangan bocah itu menyadarkan Kinara kembali, dia menurut saja saat Aleta membawanya memasuki rumah itu sembari berlarian kecil. Dalam hatinya, Kinara mengagumi keindahan mansion tersebut yang terdiri dari beberapa bangunan, namun Kinara tidak mau menebak fasilitas-fasilitas apa saja yang ada di dalam bangunan yang ia lewati itu. Tapi yang membuat mansion itu terlihat istimewa adalah pemandangan birunya laut yang bisa ia nikmati dari jendela-jendela kaca berukuran raksasa yang di lewatinya sejak tadi.
"Tadaaa ... ini kamar Leta! Dan itu semua boneka pemberian Daddy untuk Leta." Tunjuk Aleta pada deretan boneka yang terpajang rapih di atas buffet di dalam sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/198894805-288-k774119.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Revenge (Tamat)
RomantikKonten dewasa 21+ Cerita ini akan banyak mengandung adegan dewasa, jadi untuk kalian para dede gemes dan alergi sama cerita dewasa lebih baik menghindari cerita ini ya dears😌 Jangan lupa follow sebelum membaca!! Notes ♥️ Judul awal Dear Husband!! _...