Sweet Revenge (Tamat)

Bab 11

"Jangan mengelak, aku tahu bagaimana perasaanmu pada wanita itu! Itulah sebabnya selama ini kau selalu saja membela Darrel daripada Sean."

"Itu tidak benar Tuan...."

Belum sempat Bagja menyelesaikan ucapannya, Aditama sudah mengangkat lengannya lebih dulu sebagai isyarat kalau ia tidak ingin mendengar penjelasan apapun itu dari Bagja.

"Sekarang sebaiknya Kau temui cucu kurang ajar itu, katakan padanya jika setelah mendapatkan Kinara, dia masih saja mengganggu hidup Sean, maka jangan harap kali ini aku akan tinggal diam lagi!"

##

"Mari Nona ikuti saya, contoh-contoh gaun untuk Nona sudah kami siapkan di dalam."

Ucapan salah seorang pramuniaga itu menyeret kesadaran Kinara kembali pada tempat yang seharusnya, gadis itu sedang sibuk memandangi gaun pengantin yang di pajang pada salah satu manekin disana.

Beberapa saat lalu supir pribadi Darrel yang mengantarnya semalam kembali mendatanginya di rumah sakit, yang mana pria paruh baya itu meminta untuk mengantarnya ke butik--tempat Darrel sudah memesan gaun pengantin untuk pernikahan mereka--atas perintah Tuannya. Sesuai kesepakatannya dengan Darrel semalam, Kinara menuruti permintaan sang supir tanpa banyak membantah.

Sekarang disinilah Kinara berdiri, di tengah-tengah rak pajangan berbagai gaun indah dengan aksen mewah di gantung elegan di dalam etalase. Kinara tidak mau menebak-nebak berapa harga yang tertera di setiap bandrol gaun-gaun tersebut. Dia tidak tahu apakah gajinya sebulan sebagai guru TK akan mampu membeli salah satu gaun di butik itu atau tidak? Dulu Sean memang pernah mengajaknya beberapa kali ke butik-butik mahal langganannya, namun Kinara selalu menolak permintaannya, dia tidak mau Sean atau siapapun itu nantinya berpikir kalau tujuan sebenarnya Kinara menerima cinta Sean adalah untuk hal-hal yang seperti itu.

Tentu saja hal itu tidak benar, karena Kinara sendiri baru benar-benar mengetahui identitas Sean yang sebenarnya adalah saat dirinya sudah menjalin hubungan selama satu tahun dengan pria itu. Gadis itu bahkan terkejut saat akhirnya Sean membuka jati dirinya sebagai pewaris Aditama yang kaya raya. Demi Tuhan, saat itu Kinara bahkan membutuhkan waktu beberapa hari lamanya untuk mempercayai ucapan Sean mengenai identitasnya. Bayangkan saja, untuk seorang pria yang pada awal perkenalan mengakui dirinya sebagai salles mobil--hanya karena tiap hari selalu bergonta-ganti mobil mewah saat mengantar jemput Kinara mengajar, tiba-tiba pria itu mengaku kalau dirinya adalah salah satu pewaris dari Aditama Corp yang kekayaannya tidak akan pernah habis tujuh turunan. Kinara sudah sering mendengar tentang keluarga itu di berita-berita tanah air, terutama saat keluarga itu mengembangkan bisnis barunya di bidang real estate. Bahkan saat itu Kinara sempat memikirkan untuk mundur, dia merasa tidak pantas untuk bersanding dengan Sean, namun setelah Sean berhasil meyakinkan dirinya, apalagi setelah pertemuan pertamanya dengan Aditama yang ternyata begitu menerima dirinya apa adanya, Kinara akhirnya mau melanjutkan hubungannya dengan Sean.

"Ini adalah beberapa contoh gaun yang sudah toko kami siapkan untuk Anda, Nona."

Lagi-lagi ucapan sang pramuniaga mengembalikan fokus Kinara. Dia mengerjap bingung saat menyadari kalau dirinya sudah di arahkan sang pramuniaga pada salah satu ruangan yang lebih private di dalam sana. Pandangan Kinara kemudian jatuh pada beberapa gaun pengantin dengan berbagai model yang di bawa oleh dua orang pramuniaga lainnya.

"Silahkan Nona pilih saja mana dari gaun-gaun ini yang Nona sukai, nanti kami tinggal menyesuaikannya dengan ukuran Anda."

Kinara tidak lagi mendengarkan pada apa yang pramuniaga itu sampaikan, gaun-gaun yang mereka tunjukan padanya benar-benar menyita perhatiannya. Dengan reflek Kinara menyentuh satu persatu dari gaun itu, tekstur bahannya benar-benar lembut di tangannya, bahkan semua modelnya begitu indah seperti gaun-gaun yang sering di pakai oleh para putri di negeri dongeng yang sering Kinara lihat ketika ia masih kecil.