Bab 30

9.3K 641 56
                                    

"Bukan apa-apa, kalung itu ... sebenarnya adalah barang pertama yang ku beli dari gajiku saat mengajar."

Kinara menarik nafasnya dalam dengan mata terpejam, seakan terkejut dengan kalimatnya sendiri. Padahal Kinara tidak pernah berbohong sebelumnya, dan kali ini dia melakukan kebohongan itu hanya untuk menjaga perasaan Darrel--pria yang sudah merusak hidupnya. Apa dia sudah hilang akal?

Di lain pihak, Darrel tertegun dengan jawaban wanita itu, meskipun ia tahu kalau Kinara sedang membohonginya tapi dia menghargai usaha sang istri demi menjaga perasaannya. Tanpa banyak kata, Darrel langsung menggenggam bahu Kinara kemudian memutarnya lembut hingga menghadap ke arahnya.

"Kalau begitu biar aku yang akan menggantinya."

Darrel menyentuh dagu Kinara dan menyatukan bibir mereka. Perlahan, dia kembali membaringkan tubuh Kinara di atas pasir sebelum menindihnya kembali di bawah sinar rembulan dan juga suasana pantai yang gelap di malam hari, membuat suara desahan demi desahan mereka tertelan oleh deburan ombak di sana.

Entah sudah berapa kali mereka melakukannya, Kinara bahkan tidak mengingatnya, karena Darrel nyaris tidak memberinya waktu untuk istirahat. Pria itu seperti tidak pernah kehabisan tenaga untuk mengejar pelepasannya. Darrel terus menyentuhnya lagi dan lagi, dan Kinara juga seperti tidak kuasa untuk menolaknya, bahkan tidak menampik kalau semalaman itu Darrel juga sudah membuatnya orgasme berkali-kali.

Ya Tuhan, Kinara bahkan yakin kalau setelah ini dia pasti sudah tidak memiliki muka jika bertemu dengan Darrel.

Tepat setelah cahaya fajar mulai menyingsing, Darrel menghentikan permainannya. Pria itu kemudian memberikan pakaian Kinara yang sengaja di sembunyikannya di balik batu-batu, dan dengan lembut membantu Kinara memakainya kembali. Sungguh perlakuannya itu berhasil membuat hati Kinara menghangat, karena ia belum pernah melihat sisi Darrel yang seperi ini.

"Apa mau ku gendong saja?" Darrel mengangkat alisnya saat melihat Kinara meringis ketika berjalan.

"No, aku tidak yakin kamu akan benar-benar membawaku ke dalam, bisa-bisa kau akan kembali mengerjaiku disini!" Kinara melirik Darrel dengan sebal.

Darrel terkekeh pelan. "Tidak, aku janji, kali ini kamu akan benar-benar bisa istirahat. Naiklah!" Dia kemudian membungkukkan tubuhnya, meminta Kinara untuk naik di bahunya.

Kinara terdiam, menatap Darrel dengan ragu. "Ini seperti dejavu!"

Darrel kembali tertawa, menyadari kalau Kinara tengah menyindirnya. Yeah, toh faktanya ini bukan pertama kali dia menawari hal itu namun berakhir dengan bercinta kembali. Jadi, sangat wajar jika Kinara mulai meragukan niat tulusnya yang sekarang.

"Baiklah, rupanya kamu lebih senang di gendong ala-ala pengantin baru itu ya?" Dan dalam sekejap mata Darrel sudah menggendong Kinara gaya bridal menuju ke dalam mansion.

##

Hari berganti hari, hubungan Kinara dan Darrel kian mengalami kemajuan, meski sebenarnya hingga detik ini Kinara belum mengenal pria itu sepenuhnya. Dan lagi, ia juga merasa masih ada yang suaminya itu sembunyikan darinya. Namun terlepas dari hal itu, Darrel semakin baik memperlakukannya, hingga perlahan penilaian Kinara dengan pria itupun juga ikut berubah, Darrel tidaklah seburuk yang ia pikirkan diawal-awal perkenalan mereka.

Namun, Kinara berusaha untuk tidak menunjukkannya, dia tetap bersikap biasa-biasa saja pada Darrel--tetap menjadi Kinara yang biasa--meski hampir setiap malam mereka tidak pernah absen untuk bercinta. Kinara juga tidak pernah berkata jujur tentang kerinduannya jika pria itu tidak pulang ke rumah. Intinya Kinara masih menjunjung tinggi harga dirinya di depan Darrel, kendati sebenarnya ia mulai menyadari kalau ia hampir tidak pernah mengingat nama Sean lagi di setiap harinya.

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang