Sweet Revenge (Tamat)

Bab 22

Tapi anehnya Kinara tidak bisa merasakan hal itu kepada Aleta, apalagi setelah permintaan mengharukan yang bocah itu ucapkan siang tadi padanya, jelas-jelas Kinara bisa melihat bahwa ada semacam kekhawatiran di wajah polos itu ketika memintanya untuk tetap tinggal.

"Mommy, Mommy mau kan berjanji pada Leta, kalau Mommy tidak akan pergi lagi?"

Kinara mengerjap terkejut sekaligus bingung pada permintaan tiba-tiba bocah itu. apakah Aleta memang bersungguh-sungguh menganggapnya sebagai Mommy-nya? Lalu dimana Mommy Aleta yang sebenarnya? Kenapa bocah itu menggapnya layaknya Mommy-nya sendiri? Oh ya ampun, kenapa hidupnya kini semakin membingungkan? Dari sekian banyaknya wanita yang ada di dunia, kenapa harus dia yang terpilih menjadi pendamping Darrel yang penuh teka-teki?

Tapi dari semua hal yang ia sesali dari pernikahan itu, hanya keberadaan Aleta-lah yang membuat Kinara merasa beruntung. Di tatapnya wajah polos itu dalam-dalam, di serapnya sosok mungil itu lamat-lamat, namun entah hanya perasaan Kinara saja atau bagaimana, Kinara merasa kalau wajah Aleta tidak ada miripnya sedikitpun dengan Darrel. Kinara pernah membaca satu artikel mengenai genetik sebagian besar anak perempuan di pengaruhi oleh DNA sang ayah, hal itu ia benarkan mengingat dirinya juga sangat mirip dengan Danu. Tapi kenapa Aleta tidak ada miripnya dengan Darrel?

Ah, Kinara tidak mau ambil pusing memikirkan hal itu, bisa jadi Aleta mirip dengan Mommy-nya, karena setahunya ada juga anak yang mirip dengan ibunya. Tapi pertanyaannya adalah ... siapa Mommy Aleta yang sebenarnya, kenapa tidak ada satupun keterangan mengenai hal itu?

Pukul 8 malam, Kinara mendengar suara mobil yang masuk ke pelataran. Dia mengintip sebentar di jendela kamar Aleta yang terletak di lantai satu, dan begitu melihat Darrel turun dari mobil, entah kenapa Kinara seketika menjadi salah tingkah, bergerak gelisah seperti seorang abg yang akan melewati gebetannya.

Ya Tuhan ... sebenarnya Kinara tidak perlu berdebar seperti ini, tetapi itulah yang ia rasakan sekarang. Dengan tergesah-gesah, dia menuju ranjang Aleta sebelum ikut berbaring di samping bocah itu, memilih berpura-pura tertidur di sana.

Kekhawatiran Kinara terbukti, pria itu muncul tak lama kemudian, mendekat ke ranjang tempatnya pura-pura terlelap, jantung Kinara seketika berdebar-debar, dengan tak tahu malunya.

Sial, perasaan ini lagi! Kenapa dadanya malah berdebar pada orang yang salah? Astaga! Darrel tidak mungkin bisa mendengarnya bukan?

Kinara sontak menahan nafasnya saat merasakan Darrel duduk di sampingnya, dia pikir pria itu akan kembali bersikap cabul padanya seperti yang sudah-sudah, ataukah dia berharap seperti itu?

Ya Tuhan! Sejak kapan otakku jadi ikutan mesum seperti dia?

Namun rupanya ia salah, karena Darrel malah mengabaikannya, pria itu bersikap seakan tidak ada Kinara di sana, dengan santainya Darrel mengusap kepala Aleta dengan begitu lembutnya sebelum memberi bocah kecil itu ciuman singkat di pucuk kepalanya, namun karena posisi Aleta yang berada di pojok, Darrel harus melewati Kinara lebih dulu sebelum menyentuh Aleta, hingga tidak sengaja, lengan serta tubuhnya mengenai Kinara.

Dan yang memalukan adalah Kinara bukannya marah-marah seperti biasanya tapi ia justru malah meremang. Dia tidak mungkin sedang mengharapkan sentuhannya bukan? Sepertinya sikap Darrel yang lembut saat di depan altar itu sedikit banyak mulai berhasil mempengaruhinya? Kinara bahkan harus sering-sering mengingatkan dirinya, bahwa pria itu adalah pria yang sama yang telah membuat tatanan kehidupannya yang sempurna menjadi berantakan dalam sekejap mata.

"Bangun! Jangan pura-pura tidur, aku tahu kau belum tidur!"

Suara dingin Darrel seketika menyentak Kinara, gadis itu kian berdebar menyadari kalau sandiwaranya tersebut tidak berjalan sesuai dengan yang ia harapkan. Namun, Kinara tetap tidak mau membuka matanya, dia masih pura-pura tidur dan bersikap semeyakinkan mungkin kalau dirinya memang tengah tidur sungguhan.