Bab 26

6.7K 630 59
                                    

Tiba-tiba, di kejauhan ia melihat ada seekor penyu kecil berjalan lambat di hamparan pasir, sepertinya penyu itu tersesat--tertinggal dari induk dan juga saudaranya. Maka itulah Kinara memutuskan untuk mendekatinya, dia merunduk hanya untuk memungut penyu itu sebelum kemudian mengusap permukaannya dengan perlahan, membersihkannya dari pasir pantai yang menempel pada kulit tubuhnya.

Kinara tidak menyadari kalau aktivitasnya itu sejak tadi di perhatikan oleh seseorang, Kinara hanya melakukan apa yang ia sukai, tanpa tahu kalau sikapnya yang begitu lembut dalam memperlakukan penyu tersebut mengundang perhatian. Ah, Kinara bahkan tidak tahu kalau ada sepasang mata yang tengah memperhatikannya dengan penuh hasrat dalam jarak hanya beberapa meter saja darinya.

Kinara kemudian membawa penyu itu, berniat untuk menunjukkannya pada Aleta ketika bocah itu bangun nanti, namun saat baru melangkah beberapa kali, tiba-tiba telapak kakinya tertusuk sesuatu, hingga membuatnya terperanjat. Sembari meringis merasakan perih di kaki, Kinara merunduk dan melihat darah segar keluar dari telapak kakinya yang tertancap pecahan cangkang kerang. Kinara menurunkan penyu itu di pasir sebelum terduduk untuk mencabut pecahan cangkang tersebut dari kulit kakinya yang berdarah.

Ya Tuhan, ternyata lukanya cukup dalam, pantas saja kalau rasanya menyakitkan.

Selama berkutat mencabut cangkang tersebut, Kinara tidak menyadari kalau penyu itu sudah kabur. Dia bahkan tidak sadar kalau ada orang lain yang sudah berdiri di sampingnya, dan di detik berikutnya dia merasa terkejut bukan main, saat tiba-tiba ada yang membekap mulutnya sembari menjerat lehernya dengan kuat.

Kinara meronta tentu saja, namun ia tidak bisa melihat siapa yang melakukan itu padanya. Orang itu menyeretnya di bagian leher, membuat nafas Kinara tercekat dalam arti sebenarnya. Bahkan kaki Kinara yang tengah mengeluarkan banyak darah tidak di pedulikannya, dia tetap menyeret Kinara dengan tidak berperasaan ke suatu tempat yang cukup jauh dari area mansion.

Tiba di sebuah batu karang yang bagian tengahnya menyerupai goa, orang itu melepaskan Kinara. Kinara akhirnya bisa melihat wajah orang yang baru saja menculiknya itu, sesosok pria asing dengan pakaian sangat lusuh kini tengah berdiri menjulang di atasnya, membuat Kinara beringsut ketakutan saat evil smirk mulai terlihat di wajah pria asing yang tampak menyeramkan itu. Dan di saat itulah Kinara tahu kalau sebuah bahaya besar tengah mengacam dirinya.

"Who are you?" tanya Kinara dengan suara gemetaran.

Pria itu bukannya menjawab pertanyaannya, malah menertawakan ketakutannya. Bahkan Kinara merasa, melihat evil smirk milik Darrel akan jauh lebih baik di bandingkan milik pria asing ini yang tampak begitu menyeramkan. Astaga, kenapa Kinara tiba-tiba merindukan pria itu?

Dengan cepat, Kinara menggeser tubuhnya hingga membentur dinding goa saat melihat pria itu merunduk, dan akan menyentuhnya.

"Hello babe, you're so beautiful. You must be not from here, right?"

"What do you want?" Seru Kinara begitu pria itu sudah berada di dekatnya, dia memang tidak terlalu pandai bahasa asing, tapi setidaknya sedikit banyak dia bisa mengerti ucapan pria itu. Dan lagi, bukankah gelagat pria itu yang seperti seorang pemangsa sudah cukup menjelaskan semuanya?

Tawa pria itu kembali terdengar. "I want you, of course!"

Kinara melebarkan matanya yang nampak berkaca-kaca, Kinara mencari celah untuk kabur, dalam hitungan ke satu dia sudah akan berlari namun pria itu menarik tubuhnya dan melemparnya ke dinding goa, hingga Kinara merasakan sakit dan ngilu di bagian punggung dan sikunya.

"Tolong....!" Kinara berteriak namun, suaranya malah mengendap di dalam dinding goa. "Siapapun, ku mohon tolong aku!"

Pria itu kembali tertawa, sebelum mencengkeram rahang Kinara dengan satu tangannya sementara tangan satunya lagi menekan leher Kinara ke dinding goa. "Come on, don't resist me! Be obedient girl, then you will survive!"

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang