Bab 19

6.7K 562 42
                                    

"Jangan bergerak! Rontahanmu malah akan membuat milikku bangun, jadi lebih baik kau diam."

Kinara melotot, menatap Darrel dengan horor, namun tak ada yang bisa dia lakukan selain mengikuti ucapan pria itu jika ingin selamat. Yeah, tentu saja Kinara tahu maksud ucapan terselubung pria itu, apalagi kalau bukan hal-hal yang menjurus kesana. Tapi berbaring dengan posisi seintim ini juga bukan hal yang benar, tiba-tiba Kinara merasa jantungnya hampir meledak karena posisi itu. Ini sungguh tidak baik.

Oh Tuhan, Kinara harus bagaimana sekarang?

##

Kinara membuka matanya, merasakan pegal di bagian leher dan punggungnya karena tertidur dalam dekapan Darrel sepanjang malam. Kinara mengerjap pelan, dan saat kesadaran sudah menguasainya penuh, dia sontak menarik diri, masih tidak percaya dengan kejadian yang di alaminya malam tadi. Bagaimana mungkin dia tidur dengan nyenyak di dalam pelukan pria berengsek itu?

Faktanya pria yang kau sebut brengsek itu kini sudah menjadi suamimu, Kinar!

Tiba-tiba Kinara mendengar suara yang membisiki telinganya. Dan yeah, Kinara tidak akan menampik kenyataan itu, hanya saja Kinara masih butuh waktu untuk mengakui Darrel sebagai suaminya, di saat hatinya masih mengharapkan pria lain yang menjadi suaminya.

Dengan hanya mengingat itu, hati Kinara kembali terasa sesak. Dia menghela nafas sebelum menghembuskannya perlahan, usia melepaskan diri dari lilitan lengan Darrel, dia kemudian menggelung rambutnya, lalu berjalan menuju kamar mandi dan melucuti pakaiannya satu persatu di dalam sana, kemudian menempatkan diri di bawah shower. Kinara memejamkan matanya, merasakan sensasi yang menghangatkan di tubuhnya saat air hangat mulai mengguyur seluruh badannya yang terasa pegal. Jika dulu di rumahnya untuk mandi air hangat seperti ini, Kinara harus memasak air lebih dulu, lain halnya dengan di rumah Darrel. Di sini, Kinara mendapatkan semua fasilitas yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Namun, tak hayal semua kemewahan itu takan pernah bisa menggantikan kebahagiaan yang ada di rumah kedua orang tuanya.

Usai membersihkan diri, Kinara berniat untuk secepatnya berpakaian, namun dia teringat kalau dia tidak membawa pakaian apapun saat melangkah ke sana. Bagaimana mungkin dia akan keluar dengan bertelanjang di dalam ruangan di mana ada Darrel di dalamnya? Tidak, Kinara belum segila itu untuk melakukannya.

Detik berikutnya, senyumnya terbit saat melihat tumpukan handuk di rak kamar mandi, buru-buru dia memakainya. Untungnya jubah mandi itu bisa membuatnya sedikit merasa aman, namun tetap saja Kinara merasa takut, bagaimana nanti kalau Darrel sudah terbangun dari tidurnya dan menemukan dirinya memakai jubah handuk tanpa memakai apapun lagi di dalamnya? Apa yang akan di lakukan pria itu padanya?

Akhirnya, bersikap seperti seorang pencuri yang takut ketahuan, Kinara mengendap-ngendap keluar dari dalam sana. Dan dia merasa lega saat melihat pria itu masih tergolek di atas pembaringan dengan kedua mata terpejam. Tapi sialnya Kinara lupa, kalau tak ada satupun pakaiannya di dalam lemari itu. Lagi pula, bukankah saat ikut Darrel ke rumah itu dia tidak membawa pakaian satupun. Dan pria brengsek itu hanya memberinya satu potong gaun rumahan yang semalam sudah di pakainya untuk menggantikan gaun pengantin miliknya.

"Kau mencari apa?"

Degg

Terkejut dengan pertanyaan itu, Kinara langsung menutup kembali lemarinya.

"Eh ... itu...." Kinara menunduk malu. "Aku mencari baju untukku, ku pikir saat kau melarangku untuk membawa pakaian dari rumah, kau sudah menyiapkannya di sini."

Darrel melangkah, sembari mengangkat alis. "Memang! Dan pakaianmu ada di sana." Dia menunjuk pintu lemari yang paling pojok.

Mata Kinara seketika berbinar, tanpa banyak bertanya lagi, dia langsung membuka pintu itu namun kembali terkejut di saat berikutnya begitu melihat banyaknya lingeri yang tergantung di sana.

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang