"Pokoknya Leta nggak mau makan! Leta mau makan di suapin Daddy!"
Bocah itu lagi!
Meja itu hanya berjarak beberapa langkah saja darinya, namun Kinara seperti membeku di tempat. Keberadaan bocah bernama Aleta di sana, membuat langkahnya dengan reflek terhenti.
##
"Tapi kalau Nona Leta nggak mau makan, nanti Mika yang di marahin sama Daddy." Kata seorang Nanny yang berada di samping bocah itu sambil membawa piring dan sendok dalam posisi siap menyuap.
"Kalau begitu Mika bilang sama Daddy, kalau Leta kangen sama Daddy. Leta mau Daddy ada di sini!" Aleta bersihkeras, posisinya yang membelakangi Kinara membuatnya tidak menyadari kehadiran Kinara di sana.
Kasihan sekali anak itu, dia begitu merindukan Daddy-nya, tapi si sinting itu malah terlambat bangun! Kinara membatin sambil menatap prihatin ke arah bocah itu.
Kinara memutuskan untuk berdekham sebelum mendekati bocah itu.
"Selamat pagi!"
Sapaan Kinara membuat Aleta menoleh, dan saat mata mereka bersitatap, dengan jelas Kinara melihat kebahagiaan di wajah mungil bocah itu.
"Mommy!" Aleta langsung melompat turun dari kursinya begitu melihat Kinara mendekat, dan tanpa ragu-ragu bocah itu langsung menghambur ke arahnya, membuat Kinara kembali membeku saat lagi-lagi mendapat pelukan mendadak dari bocah itu.
"Mom sudah bangun?" tanya Aleta seraya mendongakkan wajahnya untuk menatap Kinara.
Kinara mengerjap, dia masih tidak mengerti kenapa bocah itu masih saja memanggilnya dengan sebutan Mommy? Memang di mana mommy-nya saat ini? Ah, Kinara masih butuh penjelasan mengenai ini, tapi siapa yang akan memberinya penjelasan, mengingat satu-satunya orang yang memiliki jawaban atas pertanyaan ini begitu sulit untuk ia mintai keterangan. Darrel bahkan menganggap tidak penting keingintahuannya tersebut.
Detik berikutnya, Kinara membungkukkan tubuhnya, mensejajarkannya dengan Aleta. Tiba-tiba saja sebuah perasaan hangat langsung menerpa hatinya, wajah Aleta yang tampak bersinar, membuat Kinara berpikir kalau bocah itu adalah satu-satunya gadis kecil tercantik yang pernah di lihat olehnya, jika Darrel memiliki iris berwarna biru, namun lain halnya dengan Aleta yang beriris hazel, bisa jadi Aleta menuruni sang Mommy yang sayangnya tidak Kinara ketahui.
"Selamat pagi Aleta," Kinara menyapa lagi.
"Selamat pagi, Mommy," balas Aleta dengan suaranya yang cadel.
"Leta, kenapa nggak mau makan?"
Detik itu juga, Aleta mencebik sebelum menggeleng perlahan.
"Leta, nggak suka makanannya?" Tanya Kinara lembut.
Aleta kembali menggeleng, kali ini wajahnya ikut menunduk, menolak untuk menatap Kinara.
"Apa mau Mommy suapin?"
Kinara buru-buru menoleh kebelakang, memastikan tidak ada Darrel di sana. Ah, Kinara tidak tahu bagaimana jika nanti pria itu mendengarnya menyebut dirinya sendiri dengan panggilan seperti itu, mau taruh dimana nanti wajahnya? Bisa-bisa pria itu jadi besar kepala.
"Leta mau Mom, Leta mau!" Aleta berseru dengan semangat.
"Ya udah kalau gitu, Leta duduk lagi ya, nanti biar Mommy yang suapin." Bujuk Kinara seraya menggenggam jemari mungil Aleta, mereka melangkah beriringan menuju meja makan.
"Nah, sekarang Leta makan dulu ya, biar nanti makanannya nggak nangis." Kinara mulai menyuapkan sendok nasi yang sudah di beri lauk ke mulut Aleta.
Bocah itu menatap wajah Kinara untuk beberapa saat lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Revenge (Tamat)
RomanceKonten dewasa 21+ Cerita ini akan banyak mengandung adegan dewasa, jadi untuk kalian para dede gemes dan alergi sama cerita dewasa lebih baik menghindari cerita ini ya dears😌 Jangan lupa follow sebelum membaca!! Notes ♥️ Judul awal Dear Husband!! _...