Bab 28

8K 643 75
                                        

"Apa kau ingin aku menyentuhmu, sekarang?"

Kinara mengerjap, membuat kesadaran memenuhi dirinya kembali.

Ya Tuhan! Apa yang baru saja kulakukan?

Dan dengan cepat, dia mendorong pria itu dari atas tubuhnya. Secepat itu pula, Kinara meraih selimut yang ada di sampingnya untuk menutupi tubuh telanjangnya, sebelum mengalihkan tatapannya dari Darrel yang terlihat kebingungan.

"Darrel, maafkan aku, aku...." Kinara tidak tahu lagi harus berkata apa, saat rasa bersalahnya pada Sean mengalahkan hasratnya sendiri.

Sementara itu, Darrel yang sudah turun dari ranjang menatap Kinara dengan gurat kecewa yang tidak cukup baik ia sembunyikan, ia sadar kalau mungkin Kinara masih butuh waktu untuk melakukannya. Sebenarnya bisa saja Darrel langsung menarik kalung itu lalu menyatukan diri mereka saat itu juga, tanpa harus repot-repot meminta ketersediaan gadis itu lebih dulu, tapi entah kenapa dia merasa perlu untuk menanyakannya?

"Baiklah, kau selamat lagi kali ini, tapi aku akan kembali untuk meminta hakku, ingat itu!"

Usai mengatakan itu, Darrel pergi meninggalkan Kinara begitu saja, tanpa sadar ucapannya itu membuat Kinara yang masih gemetaran termangu sesaat lamanya dan menatap kepergiannya dengan hati tak menentu.

##

Setelah kejadian itu, entah bagaimana caranya Kinara sudah tidak lagi memimpikan pria bajingan yang hampir memperkosa dirinya dua minggu yang lalu. Namun sialnya, dia malah jadi sering memimpikan Darrel, dia seperti melihat pria itu dimana-mana, ketika sedang bercermin dia melihat wajah Darrel terpantul disana, dan hal itu membuat Kinara menolak untuk bercermin hingga beberapa hari lamanya, dan yang terburuk adalah ketika ia menutup mata, ingatan saat Darrel mencumbunya selalu saja berhasil mengusik ketenangan tidurnya.

Kabar baiknya, Kinara tidak lagi merasa takut saat tidur sendirian di sana, namun kabar buruknya dia mulai terganggu pada debaran-debaran asing yang akhir-akhir ini sering ia rasakan saat tak sengaja bertemu dengan Darrel. Karena itulah setiap ia memiliki kesempatan, maka Kinara memilih untuk menghindari pria itu. Lagipula, pria itu yang lebih dulu menghindarinya, bahkan sudah lama Darrel tidak pernah lagi menggodanya, pria itu kembali bersikap dingin. Seakan-akan dia tidak mengingat sedikitpun akan kejadian malam itu.

Darrel pasti marah padanya! Seketika rasa bersalah langsung merongrong hatinya, saat mengingat kalau ia belum juga memberikan haknya pada pria itu.

Malam itu, setelah menidurkan Aleta, Kinara meminta Mika untuk menemaninya berenang di pantai. Kinara sudah tidak lagi takut akan ada penjahat seperti saat itu, karena setelah kejadian mengerikan itu Darrel langsung mengetatkan penjagaan di sana. Dia juga menyebar anak buahnya di setiap sudut pulau itu, hingga tidak akan lagi ada para nelayan yang bisa berlabuh dengan bebas di sana. Pulau tersebut menjadi lebih private hanya untuk mereka yang tinggal di sana.

Di bawah cahaya rembulan yang temaram, Kinara mulai mencopot pakaiannya hingga menyisakan pakaian dalamnya saja. Sebenarnya sudah sejak beberapa malam yang lalu dia berenang di sana, seakan-akan aktivitas ini sudah menjadi kebiasaannya di malam hari. Tentu saja, untuk gadis seperti Kinara, mandi di pantai dengan berpakaian bikini di siang bolong bukan pilihan yang tepat mengingat nanti akan ada banyak anak buah Darrel yang bisa melihat tubuhnya saat berenang, pemikiran itu seketika kembali membuat Kinara merinding.

"Kau benar-benar tidak mau turun, Mika? Kau harus tahu kalau air disini sangat segar di malam hari," kata Kinara sembari berenang ketepian menghampiri Mika yang tengah duduk di pasir sambil memegangi pakaian miliknya.

"Tidak Mrs, saya tidak bisa berenang." Mika menjawab sopan.

"Kan nanti aku yang ajarin kamu berenang."

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang