Bab 23

7.2K 589 34
                                        

Kinara terkejut bukan main saat tahu-tahu dirinya sudah tercebur di dalam kolam renang, dia bukannya tidak bisa berenang, hanya saja kejadian mendadak ini membuatnya tidak siap, hingga tanpa sengaja meminum air kolam melalui mulut dan juga hidungnya. Tapi bukan itu yang membuatnya khawatir melainkan kondisi kakinya yang tiba-tiba tidak bisa ia gerakkan. Astaga, kenapa di saat seperti ini Kinara malah merasakan kakinya keram?

Kinara sudah memberi isyarat kalau ia akan tenggelam, entah sudah berapa liter air yang masuk ke dalam mulut dan hidungnya, sayup-sayup dia melihat Darrel berenang ke arahnya, dia tidak lagi bisa memperhatikan sekitar saat tiba-tiba pandangannya menggelap, namun ia masih bisa merasakan seseorang tengah menarik jemarinya, sebelum merengkuhnya dan membawanya naik ketepian kolam renang.

Di lain pihak, Darrel yang sengaja menceburkan Kinara ke kolam renang, tidak menyangka kalau tindakannya itu malah hampir membuat Kinara tenggelam, karena yang ia tahu dari informasi yang ia dapat mengenai Kinara, wanita itu pernah menjadi guru renang untuk anak-anak usia dini, karena itulah awalnya ia pikir Kinara hanya berpura-pura tenggelam untuk mengerjainya, tapi ketika melihat kesakitan di wajah Kinara di bawah sana dengan gerakan timbul tenggelam disertai nafas yang terpatah-patah, Darrel tahu kalau kali ini Kinara tidak main-main. Maka itulah, tanpa repot-repot melepas pakaiannya lebih dulu, Darrel langsung melompat ke dalam kolam--menyusul Kinara yang hampir tenggelam di tengah sana.

Darrel semakin panik saat akhirnya berhasil membawa Kinara ke tepi, namun gadis itu sudah tidak sadarkan diri. Tanpa membuang waktu Darrel langsung memberikan nafas buatan pada gadis itu. Darrel melakukannya berkali-kali hingga Kinara terbatuk-batuk di dalam pangkuannya, dan berakhir dengan memuntahkan air kolam dari dalam mulutnya.

Darrel pun dengan spontan membantu menepuk-nepuk punggung Kinara, memastikan sampai sudah tidak ada air lagi yang tertinggal di dalam paru-parunya. Setelah beberapa waktu akhirnya dia bisa menarik nafas lega, saat melihat nafas Kinara yang mulai stabil.

Kinara sandiri masih terengah-engah nafasnya, dan hanya butuh beberapa detik letupan amarah itu kembali mendominasi.

"Dasar berengsek, kau sengaja ingin membunuhku ya?" Kinara mendelik marah ke arah Darrel, sebelum mendorongnya hingga hampir terjengkang. Pun, dengan dirinya sendiri yang beberapa kali tampak kesusahan untuk bangun karena licinnya tepian kolam, sebelum meninggalkan pria itu begitu saja.

Selepas kepergian Kinara, Darrel masih membatu di tempatnya, menatap punggung kecil itu yang menghilang di balik pintu kamarnya. Tatapannya kosong, seakan tengah menyesali tindakannya tersebut yang tanpa di duga akan berakhir seperti ini. Namun dari pada itu, Darrel malah seperti terkejut pada dirinya sendiri, ada apa dengan dirinya saat ini? Mengapa dia begitu ketakutan dengan hanya melihat Kinara hampir tenggelam? Ini jelas tidak sesuai ekspektasinya. Darrel tidak boleh menjadi lemah!

Karena bukan untuk merasakan hal-hal seperti ini dia menikahi Kinara!

##

Sudah hampir setengah jam dan Kinara belum juga keluar dari kamar mandi, membuat Darrel menunggunya di dalam kamar dengan perasaan khawatir. Beberapa kali pria itu terlihat berjalan bolak balik menuju pintu tersebut seperti orang pikun yang kebingungan tentang sikapnya tersebut, dan berakhir dengan dirinya menggaruk kepala entah karena apa.

Dan ketika akhirnya memutuskan untuk mengetuk, bertepatan dengan pintu tersebut yang tiba-tiba terbuka, membuatnya tertegun sesaat lamanya dengan sebelah tangan masih menggantung di udara--dalam posisi siap mengetuk.

Di lain pihak, dalam balutan kimono handuk, Kinara yang tengah membuka pintu kamar mandi, terkejut saat menemukan Darrel juga berdiri di sana, mereka berhadapan sesaat lamanya sebelum fokusnya perlahan menghampiri. Dan tanpa mengatakan apapun, Kinara kemudian melewati Darrel begitu saja--setelah sebelumnya memberikan tatapan mengancam pada pria itu--seolah lewat sorot matanya, Kinara berusaha menjelaskan tentang kemarahan yang masih belum menghilang. Jelas-jelas dari sikapnya Kinara ingin menunjukkan, kalau ia tidak ingin terlibat apapun lagi dalam berinteraksi dengan pria itu.

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang