SP: Part 1

18.7K 733 7
                                    

Sebuah mobil mewah bercat hitam mengkilat berhenti tepat di pelataran rumah Kinara yang luas, dari jendela kamarnya yang menghadap ke halaman depan Kinara bisa melihat beberapa orang bersetelan jas rapih warna hitam berjejer didepan teras rumahnya. Dan seorang diantaranya membuka pintu dibagian penumpang seraya membungkukkan badannya, lalu keluarlah seorang laki-laki tua yang Kinara tahu bernama Aditama Brawijaya. Seorang pengusaha sukses yang kaya raya dan paling disegani di negara ini, yang juga Kinara kenal sebagai kakek Sean. Tapi ada keperluan apa pria itu sampai datang kerumah Kinara yang kecil? Sesungguhnya Kinara selalu tidak percaya diri, karena jika dibandingkan dengan keluarga Sean yang miliuner, tentu keluarga kinara tak ada apa-apanya di bandingkan mereka.

Kinara tergesah-gesah berlari keruang depan, hendak menyambut kakek dari Sean yang Kinara kenal baik hati itu, tapi ternyata sang ibulah yang membuka pintu lebih dulu.

"Selamat siang Nyonya, apa benar ini rumah Kinara?" Aditama menyapa, wajah tuanya semakin cerah ketika melihat sosok Kinara muncul dibelakang sang ibu. "Kinar, my dear!"

"Kakek." Kinar menghambur kedalam pelukan pria tua itu, seakan hubungan keduanya sangat dekat.

Sang ibupun kemudian berdekham berharap keberadaannya disadari oleh kedua orang itu.

"Maaf kan saya Nyonya, saya hampir saja melupakan Anda. Dan perkenalkan saya Aditama Barwijaya."

Widy tersenyum.

"Panggil saja saya Widy, Tuan Aditama." Jangan tanya bagaimana Widi mengenali laki-laki itu meski ini pertemuan pertama mereka, tapi sosok Aditama sering kali muncul di televisi dan surat kabar, sebagai milyarder yang murah hati.

"Ah Nyonya Widi, senang bisa berkenalan dengan anda."

"Terimakasih Tuan Aditama, mari silahkan masuk. Maaf rumah kami ala kadarnya seperti ini." Tutur Widi sembari menggeser badannya untuk mempersilahkan Aditama dan pengawalnya masuk kedalam.

Aditama tertawa renyah, "Rumah anda sangat indah Nyonya." Timpal pria itu, sebelah matanya mengedip jail kearah Kinara.

"Duduk Kek! Biar Kinar buatkan minuman untuk Kakek."

"Jangan repot-repot Kinar." Aditama menyergah halus.

"Tidak apa-apa Kek, kakek pasti haus. Kinar ambilkan air putih saja ya."

Tanpa menunggu jawaban Aditama, Kinara langsung buru-buru menuju dapur, tindakannya itu memunculkan senyum kecil di wajah tua Aditama.

Perlahan dia bergerak mendekati pigura-pigura foto yang berbaris rapih diatas Buffet, mengamati satu persatu wajah didalamnya.

"Anda punya anak selain Kinar, Nyonya?" Tanya Pria tua itu pada Widy yang sejak tadi hanya berdiri mengawasinya.

"Iya Tuan, dia kakaknya Kinar namanya Bara umurnya 3 tahun diatas kinar." Widy membalas, posisinya kini berada di belakang pria itu.

"Keluarga yang harmonis." Aditama bergumam, lalu berbalik menghadap Widy, kedua tangannya ia tautkan dibelakang badan. Pria itu kemudian mengerucutkan bibirnya, seketika membuatnya mirip dengan kura-kura yang keriput.

"Ayo duduk Kek, ko masih berdiri saja. Ini airnya diminum dulu, Kakek pasti haus." Tak lama kemudian kinara muncul dan langsung mengaitkan tangannya pada lengan Aditama, lalu menuntunnya untuk duduk di sofa sederhananya.

"Gadis nakal," gumam Aditama.

Sementara itu, Widy hanya tersenyum melihat keakraban keduanya yang tak disangka-sangka.

"Sean tidak ikut kemari Kek?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir mungil Kinara, tanpa bisa ia cegah.

Seketika Aditama hampir tersedak minuman setelah mendengar pertanyaan Kinara padanya. "Kamu ini, kenapa malah mencari yang tidak ada?" Ujar nya dengan wajah murung yang dibuat-buat.

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang