Bab 13

6.9K 515 36
                                    

Cup

Tiba-tiba Darrel mencuri ciumannya seperti biasa, meski hanya ciuman singkat namun cukup membuat wajah Kinara merona, gadis itu gelagapan, dia buru-buru mengalihkan lagi tatapannya pada Adellia yang membatu sejak tadi, mendadak Kinara menjadi penasaran pada reaksi wanita itu. Dan benar saja, Kinara menangkap raut terluka di sana, meskipun hanya sekilas, namun Kinara yakin di balik senyuman yang wanita itu berusaha tampilkan saat ini, sebenarnya ucapan Darrel berhasil melukainya.

"Hai, kau cantik sekali, aku merasa senang bisa berkenalan langsung denganmu,"

Kinara mengerjap, saat akhirnya wanita itu membuka suara, Kinara menatap uluran tangan Adellia sebelum menyambutnya, canggung.

Kinara kemudian melirik reaksi Darrel, pria itu bergeming dan hanya menatap jabatan tangan antara dirinya dan Adellia, sementara raut wajah pria itu sama sekali tidak bisa Kinara baca. Jujur saja berdiri di antara dua orang yang baru saja di ketahuinya sebagai mantan kekasih, membuat Kinara merasa tidak nyaman, membuatnya merasa menjadi wanita jahat yang sudah merebut kekasih wanita itu. Tapi, bukankah itu tidak benar?! Kinara bahkan akan dengan senang hati jika Darrel dan juga wanita itu kembali bersama, karena itu artinya dia batal menikahi pria itu, dia juga tidak perlu menjalani kehidupan baru yang tidak pernah ia inginkan itu.

Untuk itulah, dari pada dia terus merasa tidak enak lebih baik Kinara bersikap seakan semuanya baik-baik saja, lagi pula bukankah Adellia sudah lebih dulu bersikap seperti itu?

"Hai, aku juga senang bisa berkenalan denganmu. Aku tidak tahu kalau Darrel pernah menjalin hubungan dengan wanita secantik dirimu."

Kinara tidak tahu bagaimana baiknya dia memanggil wanita itu, karena sepertinya umur Adellia berada di atasnya, namun dari pada itu dia lebih peduli memperhatikan reaksi kedua orang yang ada di dekatnya saat ini, untuk mengukur raut wajah masing-masing dari mereka.

"Oh, itu ... sebenarnya hubungan kami sudah lama berakhir." Adellia menjawab pelan, sebelum memaksakan senyuman lemah untuk terbit di wajahnya.

Kinara mengangguk, berusaha terlihat peduli padahal sesungguhnya tidak.

"Darrel tidak mengatakan sebelumnya kalau kalian akan memesan gaun pengantin di butikku, tapi ku harap kamu akan menyukai salah satu dari koleksi yang ada di sini."

Kinara terpekur, tidak menyangka kalau wanita itu adalah sang pemilik butik tersebut. Tiba-tiba Kinara merasa tidak tahan untuk tidak mengumpat Darrel macam-macam, dari banyaknya butik bertebaran di kota ini kenapa pria itu harus memilih butik milik mantan kekasihnya? Namun setelah mengingat betapa tidak warasnya pria itu, Kinara mencoba meredam amarahnya kembali.

"Oh tentu saja, koleksi gaun-gaun disini sangat indah, aku sampai bingung memilihnya." Kinara berkata jujur, meski kalimat terakhir adalah pengecualian.

"Kinara sudah mendapatkan gaunnya, dan silahkan kirimkan tagihannya ke kantorku!"

Kali ini Darrel ikut menimpali, pria itu semakin merangkul pinggang Kinara dengan erat.

Adellia terpaku sesaat lamanya pada tangan Darrel yang berada di pinggang Kinara, dan Kinara berani bersumpah kalau ia sempat melihat kilat luka yang sekilas melintas di kedua mata indah wanita itu, membuat Kinara semakin tak nyaman berlama-lama berada di sana.

"Uhmm ... sorry, seperti aku harus pergi sekarang, aku masih ada perlu lain setelah ini," kata Kinara sebelum menoleh pada Darrel yang jelas-jelas tengah memperhatikan Adellia tidak berkedip.

Sialan, sebenarnya apa tujuan Darrel melakukan ini? Apakah sebenarnya pria itu sedang memanfaatkan Kinara hanya untuk memanas-manasi mantan kekasihnya itu? Astaga, Kinara tidak tahu kenapa tiba-tiba dia semelow ini? Kenapa juga matanya mendadak terasa panas dengan hanya menyadari hal itu?

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang