BAB 27

7.5K 637 98
                                    

Ak dia membalas pelukan Kinara, membuat gadis itu sesaat lamanya merasa nyaman berada di pelukannya.

Detik berikutnya Darrel menyelipkan tangannya pada kedua lekukan lutut Kinara, sementara tangan lainnya menahan punggung gadis itu sebelum mengangkatnya dan membawanya dari sana. Dan saat berhasil keluar, keduanya bertemu dengan dua anak buah Darrel, lalu pria itu berbicara dalam bahasa asing yang kurang Kinara pahami, hingga tak lama kemudian kedua bodyguards itu berlari ke arah goa karang itu dan entah apa lagi yang mereka lakukan selanjutnya di sana.

##

Kinara hanya terdiam saat Darrel mengobati luka-lukanya, beberapa kali dia menahan ringisannya saat merasakan perih yang teramat sangat dari luka-luka tersebut. Meski keadaan Kinara sudah jauh lebih baik, tapi rupanya kejadian itu berhasil membuatnya terguncang. Bagaimana tidak kalau dalam waktu sehari, dia akan di perkosa oleh dua pria berturut-turut. Adakah yang lebih buruk dari itu semua?

Andai dia punya pintu doraemon pasti Kinara akan dengan senang hati menggunakannya untuk pulang ke Indonesia, karena berada di tempat asing dengan orang-orang yang tak kalah asing baginya, jelas pilihan yang buruk baginya. Ibarat kata saat ini, Kinara sedang menunggu takdir buruk selanjutnya yang akan menimpanya di sana.

"Lepas! Aku bisa sendiri!" Kata Kinara sembari menyingkirkan tangan Darrel dari kakinya.

Rahang Darrel mengeras, pria itu sudah pasti tidak menyukai ucapan dan sikap Kinara yang kembali memusuhinya.

"Lukamu dalam, lihat! Ini seharusnya sudah di jahit, sebentar lagi akan ada dokter yang akan mengobati luka-lukamu, tapi sebelum itu...." Darrel menjeda sambil menarik kembali kaki Kinara. "Biar aku yang mengobatinya dulu."

Kinara menatap Darrel berkaca-kaca, dia benar-benar tidak mengerti dengan sikap pria itu. Di waktu yang sama Darrel menoleh dan menemukan gadis itu tengah bersimbah air mata tanpa adanya isakan yang terdengar, dan detik berikutnya Kinara langsung membuang wajahnya begitu pandangan mereka bertemu.

Namun, jantung Kinara nyaris melompat dari rongga dadanya saat tiba-tiba Darrel sudah mengusap wajahnya yang basah. Kinara terpaksa menoleh padanya, dan tertegun saat menemukan kesedihan ada di dalam pandangan Darrel saat ini.

"Jangan menangis ... aku tidak suka melihatnya."

Mendengar kelembutan di suara Darrel, entah kenapa membuat Kinara semakin ingin terisak. Dia kemudian menutupi wajahnya dengan telapak tangan sebelum menangis tersedu-sedu. Dan Darrel yang menyaksikan hal itu merasakan sesak di dada, seharusnya tidak begini bukan?

Darrel bahkan dengan reflek langsung mendekati gadis itu untuk kemudian membawanya ke dalam pelukan. Tanpa sadar, ia mengusap-usap punggung Kinara yang berguncang akibat isakan.

"Kenapa kamu menolongku? Bukankah kamu harusnya senang melihatku di sakiti?" Tanya Kinara sembari terisak.

Darrel terdiam cukup lama, sebelum menjawab pelan. "Seharusnya memang begitu ... hanya saja, aku tidak suka melihat milikku di sakiti oleh orang lain."

Kinara memejamkan matanya, tidak tahu harus merasakan apa mendengar keposesifan nada bicara pria itu.

Tak lama kemudian dokter yang di panggil oleh salah satu pelayan tiba, dan memberikan pengobatan untuk Kinara. Selama pemeriksaan itu Darrel bahkan selalu menemani gadis itu, meski dengan sikapnya yang selalu ia coba tampilkan sedingin mungkin, namun entah kenapa Kinara masih bisa melihat kekhawatiran di sorot mata pria itu.

##

Malam harinya, setelah mendapatkan dua jahitan di telapak kakinya dan juga meminum obat pereda nyeri, Kinara mencoba memejamkan matanya. Punggungnya yang sengaja di benturkan oleh penjahat itu mulai terasa menyakitkan, dia bahkan hanya bisa berbaring dalam posisi miring ke kanan dan ke kiri. Dan sesungguhnya kejadian tadi berhasil membuat perasaannya tidak tenang, Kinara bahkan melihat bayangan pria itu dimana-mana, seakan-akan pria itu ada di sana tengah mengintai dirinya dan menunggu waktu yang tepat untuk melukainya kembali.

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang