SP: Part 4

11.7K 711 55
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gaes 😆
Maaf typo bertebaran

=======================

Begini nih ekspresi Kinar kalo udah berhadapan dengan Darrel😂😂 hawanya deg-degan aja 😂😂 kasian Kinar ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begini nih ekspresi Kinar kalo udah berhadapan dengan Darrel😂😂 hawanya deg-degan aja 😂😂 kasian Kinar ya ..


"Kejutan ! Ada angin apa, akhirnya Nona Kinara yang arogan datang menemui ku kemari?" Darrel menyeringai puas, dihadapannya kini tengah berdiri sosok gadis yang belakangan ini selalu memenuhi pikirannya.

Kinara masih meremas kedua tangannya, seakan semua ucapan yang telah dilatihnya saat dirumah mendadak hilang saat berhadapan langsung dengan pria itu.

Darrel masih menunggu jawaban Kinara, memperhatikan gadis itu dengan kedua alis terangkat. "Apa kau akan selamanya berdiri disitu dan tidak mengatakan apapun, Nona Kinara?"

Kinara menyadari sejak kedatangannya keruangan Darrel yang dilakukannya hanya berdiri ditengah ruangan dengan kedua tangan yang saling meremas. Kejadian hari itu dimana pria itu telah menciumnya tiba-tiba muncul berseliweran dibenaknya. Sungguh, ingatan itu amat sangat mempengaruhinya, sementara Kinara tak ingin hal itu terulang.

"Hmm?"

"Aku ... Aku...." Suara Kinara macet, iris sebiru lautan yang kini tengah menatapnya berhasil membuat pertahanan dirinya goyah.

"Ya?" Darrel mendesak.

"Ap--apakah tawaran lamaran itu masih berlaku?" Kinara bertanya dengan wajah yang menunduk dalam.

Kinara menunggu jawaban pria itu yang tidak kunjung datang hingga detik demi detik berlalu. Dengan penasaran dia mendongak, seketika matanya kembali bersitatap dengan iris sebiru lautan itu.

Darrel memang tidak mengatakan apapun, tapi melihat bibir pria itu yang menyeringai mau tak mau membuat otak Kinara mendidih. Kinara mengepalkan tangannya dengan kuat, hingga tanpa sadar kuku-kukunya menyakitinya disana. Dengan dada yang bergemuruh amarah, dia terus mengawasi Darrel yang kini mulai duduk bersandar pada meja--tengah menatap lekat Kinara didepannya, sementara salah satu tangannya menopang dagu sembari memasang raut wajah menyebalkan.

"Bukankah sekarang sudah lebih dari waktu yang kami berikan untukmu?" Darrel berujar lamat-lamat.

Yeah, baiklah Kinara akui sekarang sudah hari ke-9 dari peristiwa lamaran itu, dan itu artinya sudah lewat dari jatuh tempo yang mereka berikan.

Ugh, betapa so' penting sekali pria itu! Seakan-akan baru saja ia mengatakan kalau Kinara-lah yang menginginkan adanya pernikahan itu. Andai pria itu tidak mengintimidasinya lewat keluarganya, tentu Kinara tidak mungkin sudi untuk menjatuhkan harga dirinya seperti ini kepada pria itu.

Kinara menutup matanya sejenak. "Aku tahu kau akan menjawab begitu, baiklah sepertinya sia-sia aku datang kemari."

Kinara sudah membalik tubuhnya dan dia hampir mencapai pintu, saat sebuah lengan manariknya dengan kuat hingga tubuh liatnya membentur sesuatu yang kinara yakini bukanlah dinding yang keras, namun sesuatu yang terasa liat dan juga kokoh. Kinara mengerjap dan seketika dia langsung menyadari dirinya sudah berada di dalam pelukan Darrel. Pria itu bahkan sudah melingkarkan lengannya di pinggang rampingnya.

Sweet Revenge (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang