11. Papa

3.5K 448 17
                                    

Play is the work of the child.

-Maria Montessori-

.

.

.

Januari 2022

Mario tidak percaya Aria menyembunyikan semua ini darinya selama dua tahun lebih.

Hal terakhir yang dia ingat dari pertemuan terakhir mereka adalah mereka minum wine bersama di sofa malam itu. Entah bagaimana Mario bangun esok harinya di atas ranjang Aria di kabin. Tapi sosok gadis itu sudah menghilang entah kemana. Bahkan semua barangnya juga sudah tidak ada. Dia lenyap, seakan-akan dia tidak pernah ada di dalam hidup Mario sama sekali. Hal yang Mario sadari hanyalah seluruh pakaiannya yang ada di lantai.

Kenyataan bahwa Mario akhirnya berhasil menemukan Aria sekarang seperti sebuah pertanda. Setelah dua tahun mencari, akhirnya tim investigatornya berhasil menemukan Aria. Dia langsung mengatakan bahwa dia bersedia bertemu dengan Mario, tapi dengan jalur pengacara. Mario setuju, karena untuk pertama kalinya, dia akan bertemu kembali dengan Aria setelah dia meninggalkan Mario begitu saja di dalam kabin di Blue Mountains. Mario ingin tahu alasan dari semua tindakannya.

Malam itu dia dan Aria mabuk. Terlalu mabuk untuk ingat akan akal sehat dan tindakan mereka. Mereka berdua sudah melakukan sesuatu malam itu. Ternyata inilah hasil akhir dari tindakan mereka malam itu. Mario bahkan tidak bisa mempercayai pendengarannya sendiri. Dia memukul meja ruangannya dengan keras, membuat semua orang di ruangan itu, termasuk Aria, kaget karena suara benturan tangannya ke meja.

"Kamu hamil?" Tanya Mario dengan suara serak yang tidak dia kenali.

"Mario-" suara Joe memotong.

"Iya, anaknya sekarang sudah lahir," balas Johnson dengan wajah datar. Aria memilih untuk tetap bungkam dengan kepala tertunduk di samping pengacaranya. "Mayra baru saja berumur satu tahun beberapa bulan kemarin."

Mario belum memindahkan tatapannya dari kepala Aria yang menunduk. "Mayra?" Tanya Mario lirih. Itukah nama anak mereka? Putrinya? Aria perlahan mendongak karena suara itu, sehingga matanya bertemu langsung dengan Mario. "Kenapa kamu tidak bilang padaku?" Tanya Mario pelan dengan emosi yang tertahan. Meski sebenarnya dia ingin melempar meja kerjanya ke dinding sekarang.

Aria menarik napas. "Aku tidak bisa menceritakannya padamu."

"Aku sudah mencarimu kemana-mana," Mario kembali berucap dengan kedua tangan terkepal di sisi tubuhnya. "Aku bahkan tidak mengganti nomor ponselku."

Tubuh Aria bergidik. "Aku harus mengganti nomor ponselku karena aku pindah ke sini."

"Aria-"

"Langsung saja ke inti pembicaraannya," Johnson kembali memotong dengan tidak sabar. "Karena Aria sudah menjadi seorang single parent selama satu tahun lebih, dia sudah melewati banyak hal sendirian, termasuk kesulitan keuangan. Dan saya pikir, Anda masih memiliki tanggung jawab dalam hal Mayra, jadi dalam masalah keuangan-"

"Aku akan memberikan uangnya," Mario berucap tanpa menatap Johnson. "Lima ratus juta. Aku akan langsung memberikannya ke rekening Aria."

Angka itu berhasil membuat Aria dan Johnson melebarkan matanya.

"Li-lima ratus juta?" Tanya Johnson kaget. Sepertinya angka yang tadinya akan dia sebutkan tidak mencapai nominal itu.

Piccolo (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang