Hari ini Keyra akan kembali sekolah setelah seminggu lamanya, ia berada di rumah sakit.
"Dad, gak usah ke sekolah ya... Keyra udah gak papa kok." Bujuk Keyra.
"Gak papa apanya?! Kamu sampe di rawat seminggu di rumah sakit, lagian Daddy lakuin ini bukan karna semata-mata yang dia bully itu kamu, Daddy lakuin ini karna memang Daddy udah pernah beri dia kesempatan buat ngerubah diri, tapi apa? Malah tambah menjadi." Ucap Deren panjang lebar.
Kalau gaya bicara Deren sudah seperti ini, mau tak mau, Keyra harus terima Daddy nya ke sekolah nanti.
"Berangkat yuk udah mau upacara." Ucap Keano di setujui Deren, dan Keyra.
"Vi, kita berangkat." Pamit Deren sembari mengecup kening istrinya.
"Kita juga Mom." Ucap Keyra, dan Keano mencium punggung tangan Mommy nya.
"Iya hati-hati." Balas Vio.
🐣🐣🐣
"Astaga pak Deren?!"
"Ada masalah ya? Kok ada pak Deren?"
"Kayaknya ada masalah muka pak Deren serius banget."
Berbagai bisikan terdengar, kala Deren menaiki panggung kecil yang di gunakan oleh pembina upacara.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..." Ucap Deren, di jawab oleh seluruh siswa.
"Pada hari ini saya akan menyampaikan beberapa hal selaku pembina upacara."
"Keyra Putri Charles Wijaya, maju!" Titah Deren.
Mendengar suruhan Deren itu, sontak semua siswa bertanya-tanya, siapa anak itu, pasalnya yang mereka tahu tak ada anak dari keluarga konglomerat Charles Wijaya yang bersekolah disini.
Dengan perlahan Keyra melangkahkan kakinya maju, membuat semua siswa tambah terheran.
Keyra naik ke atas panggung, dengan kepala yang masih menunduk.
"Udah jangan gugup, ada Daddy disini." Bisik Deren, menenangkan putrinya.
Kini tatapan Deren berubah menjadi tajam kepada semua murid yang sedang berbaris di lapangan.
"Franka Agustin? Silahkan maju!" Titah Deren.
Tak berselang lama, Franka berdiri disamping Deren.
"Saya sudah kasih kamu kesempatan waktu itu, tapi apa?! Bukannya berubah, kamu malah makin menjadi! Dan parahnya kamu hampir saja membunuh anak saya, Keyra!!" Ucapan terakhir Deren membuat siswa yang tadinya hening kini terlihat kaget tak terkecuali Franka yang terlihat menegang.
"Kenapa? Kaget kalian?! Dan kamu Franka, sekarang juga saya keluarkan kamu dari sekolah ini, sikap kamu sudah gak bisa lagi di toleransi!!"
"P–pak s–saya mohon maafin saya pak, jangan keluarin saya, saya bener-bener gak tau kalo Ke–Keyra itu anak bapak, saya mohon pak." Mohon Franka, dengan suara bergetar.
"Saya marah bukan karena yang kamu bully itu anak saya!! Tapi karna saya udah kasih kamu kesempatan tapi bukannya berubah, kamu malah tetep berbuat! Besok bawa orang tua kamu buat urus surat-surat DO kamu! Oh iya, saya denger-denger kamu bully anak saya, karna dia deket sama Keano, dan Kennath? Emang salah kalo Keyra deket sama kakaknya? Saudaranya?"
Satu pernyataan dari Deren lagi, membuat semua siswa lagi-lagi terkejut.
"Oh iya satu lagi kalian harus inget, ini sekolah tempatnya buat belajar, bukan tempat berbuat kekerasan!! Siapa pun yang merasa jadi korban bullying di sekolah ini, mohon jangan takut untuk mengatakannya pada guru, kepala sekolah, atau saya sekali pun, bila kalian diancam, saya janji saya yang akan maju duluan, sebelum dia berani macem-macem sama kamu!!" Ucap Deren tajam.
"Sekian untuk penjelasan saya hari ini dan semoga apa yang saya sampaikan bisa masuk ke otak kalian! Wassalamualaikum wr.wb..."
🐣🐣🐣
"Mau pesen apa Key?" Tanya Laura, namun Keyra tak kunjung menjawab.
"Keyra!" Teriak Laura di depan wajah Keyra.
"Astagfirullah... bikin kaget aja lo Ra! Kalo gue jantungan gimana coba?!" Kesal Keyra.
"Ya maaf... abisnya lo gue tanya malah melamun, lagi mikirin apa sih?"
Keyra menghela nafas "Gue cuman merasa gak enak sama mereka semua, gara-gara masalah gue mereka semua jadi kena marah Daddy, di tambah kalo mereka ketemu gue pasti langsung nunduk, gue risih kalo mereka gitu, gue gak mau mereka terlalu berlebihan ke gue." Jelas Keyra.
"Udahlah Key, gue yakin lama-kelamaan mereka gak bakal gitu lagi kok, santai aja."
"Tapi—"
"Hustt... jadi lo mau mesen apa?" Tanya Laura lagi.
"Gue mesen es krim vanila dua."
"Lah? Lo gak makan nasi atau mie gitu? Lo emang gak laper, apa gimana?"
"Gue masih kenyang, udah beliin gue es krim aja, inget yang rasa vanila." Ucap Keyra.
"Yaudah, tunggu."
Tak lama, pesanan Keyra datang di bawa oleh Laura.
"Gimana keadaan lo Key? Udah baikan?" Tanya Alvi, sambil menarik bangku, dan duduk di samping Keyra.
"Seperti yang lo lihat."
"Jam istirahat ke dua nanti, kita belajar di perpus, udah seminggu lebih lo lewatin belajarnya, waktu kita tinggal sedikit Key, jadi gue minta kali ini lo harus lebih fokus."
"Tumben-tumbenan lo serius gini bicaranya." Timpal Laura.
"Masalahnya Ra, nilai gue yang di pertaruhkan, jangan sampe lah nilai gue yang tinggi nya kayak menara eiffel, tiba-tiba anjlok kayak nilainya Keyra."
Keyra memutar bola matanya malas. "Sekate-kate lo ye kalo ngomong."
🐣🐣🐣
"Key, gue duluan." Pamit Laura, di balas acungan jempol oleh Keyra.
Saat sedang menunggu Keano, Arka datang menepuk pundaknya dari belakang.
"Mau jalan gak?" Tawar Arka.
"Jalan? Kemana?"
"Jalan kemana aja, Keano juga udah gue kabarin tadi."
Keyra tersenyum lebar "Ayo!" Ucapnya menarik lengan Arka menuju motor cowok itu.
Kurang lebih 30 menit mereka menyusuri jalan, motor Arka berhenti di parkiran salah satu Mall ternama.
"Mall?" Cicit Keyra, sambil turun dari motor Arka.
"Kenapa lagi? Gak suka? Mau di tempat lain?"
"Bukan gitu!! Liat nih seragam masih nempel, ya kali mau masuk masih pake pakaian gini, yang ada nanti di usir." Dumel Keyra.
"Nih!" Arka menyedorkan jaketnya pada Keyra.
Keyra menerima jaket itu "Terus lo pake apa?"
Arka membuka satu persatu kancing seragam sekolahnya, menampilkan kaos oblong putih, membuat kadar ketampanannya bertambah bahkan Keyra tak sadar, menatap Arka begitu lekat di iringi dengan detak jantungnya yang tak karuan.
"Iya, gue tau gue ganteng." Ucap Arka membuyarkan lamunan Keyra.
Keyra berdeham. "Orang geer cepat wafat." Ucapnya, lalu berjalan mendahului Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANDFUL [END]
Teen Fiction_________________________________ Gak tau mau jelasin kayak gmna, tapi yang jelas kalo kalian nyari cerita yang konfliknya sedang, gak terlalu banyak, dan gak terlalu sedikit, ya sedang"lah, silahkan mampir. Oh atau nyari yang banyak baper"nya? Sila...