Episode 26~Stay With You

1K 120 43
                                    

"Kehidupan memang tak selalu sejalan dengan apa yang kita pikirkan. Namun percayalah, takdir tak pernah kejam pada manusia."

~What If~
.
.
.

"Maaf, aku harus mengatakan ini padamu." Dokter Choi melepas kacamatanya lalu membuang napas berat. "Semenjak kecelakaan itu, kondisi adikmu makin memburuk."

"Seburuk apa, Paman? Dia masih bisa sembuh 'kan?"

Dokter Choi bangkit dari sofa. Diambilnya map cokelat, dikeluarkan lembaran berwarna hitam lalu ditempelkan pada papan putih di sampingnya. Saat tombol dinyalakan, dapat terlihat jelas hasil rongten di sana.

"Kamu bisa lihat sendiri, ini hasil tes yang baru. Sel kankernya menyebar lebih cepat dari perkiraan. Dampaknya tubuh Joonmyeon akan drop tiba-tiba, seperti sekarang. Sangat berbahaya jika hal ini terjadi terus-menerus," tutur Dokter Choi panjang lebar.

Dong Kyu mengusap wajahnya kasar. Pria itu nampak frustrasi. Ia sangat paham dengan perkataan Woo Sik barusan, mengingat bahwa dia juga seorang dokter. Walaupun sekarang tengah sibuk dengan perusahaan, tapi ia tak melepas pekerjaan ini begitu saja.

"Dan untuk saat ini kemoterapi adalah pilihan terbaik, bahkan obat-obatan pun sepertinya tak membantu sama sekali."

"Lalu bagaimana dengan pencangkokan? Bukankah itu pernah dilakukan di Amerika? Dan berhasil." Dong Kyu melempar pandang penuh harap pada pria paruh baya itu.

Dokter Choi mengangguk tanda mengerti. Empunya berjalan mendekati Dong Kyu lalu menepuk pelan pundak laki-laki ini.

"Aku juga berpikir begitu, tapi...."

"Tapi apa, Paman?"

"Ini kasus langka. Sangat sulit mencari pendonor yang tepat, Dong Kyu-ah. Operasi ini sangat beresiko, terlebih lagi rumah sakit ini belum ada seorang pun ahli bedah yang melakukannya."

Jawaban itu benar-benar memupuskan harapan besar Dong Kyu. Ia mengacak rambutnya kasar. Terlihat jelas bahwa pria jangkung ini sangat khawatir dengan sang adik. Rasanya ingin mengutuk dirinya sendiri. Ia seorang dokter, tapi saat Suho sangat butuh bantuan, dia malah tak bisa berbuat apa-apa.

Dong Kyu bangkit dari duduknya, menatap Dokter Choi dengan raut wajah penuh keputusasaan.

"Biar aku saja yang jadi pendonornya."

"APA KAMU GILA?!" saking terkejutnya membuat Dokter Choi tak mampu mengendalikan nada suaranya. "Sadarlah, Kim Dong Kyu! Ini bukan main-main. Kesalahan sedikit saja, tidak hanya nyawa adikmu yang jadi taruhannya. Tapi dirimu juga, paham!?"

Tubuh Dong Kyu merosot ke lantai bersamaan dengan cairan hangat yang lolos begitu saja dari sudut matanya. Ia tertunduk dengan posisi bertekuk lutut di hadapan Dokter Choi. Nampak sangat putus asa. Bagai insan yang kehilangan sebuah harapannya. 

"Ya! Kamu ngapain? Cepat berdiri, jangan seperti ini, Dong Kyu." Jujur , Dokter Choi sangatlah tidak nyaman dengan sikap pria muda ini. Rasa iba itu muncul kala melihat Dong Kyu yang sekarang. Cukup mengharukan. Ia yakin semua orang yang berada di posisi Dong Kyu pasti merasakan hal yang sama.

"Saya mohon, Paman. Tolong selamatkan, Joon. Lakukan yang terbaik untuknya."

Dokter Choi hanya bisa membuang napas panjang. "Aishh, anak ini. Kita pasti berusaha semaksimal mungkin. Namun ingat, dokter itu bukan Tuhan, teruslah berdoa yang terbaik untuk adikmu."

☘☘☘

Pagi-pagi buta, Yeri dan Wendy datang  membawakan pakaian ganti untuk Irene. Setelah menelpon mereka, Seulgi langsung pulang karena hari ini ada syuting iklan bersama Joy. Saat masuk, keduanya mendapati Irene yang masih terlelap dengan posisi duduk dan kepala bertumpu pada sisi ranjang.

WHAT IF..?✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang