"That happiness will always be in you."
~What if~
.
.
.Dua orang pria berpostur tinggi baru saja turun dari mobil SUV hitam yang terparkir. Langkah panjangnya membawa mereka pada salah satu ruangan di bangsal VIP. Atensinya berhenti sejenak saat mendapati dua wanita yang diam terduduk di kursi depan kamar.
"Kenapa kalian ngga masuk?" tanya Chanyeol.
"Tengoklah ke dalam. Kita ngga mau jadi obat nyamuk di sana," jawab Wendy.
Baik Chanyeol maupun Sehun—dua orang itu langsung menoleh—mengintip dari balik kaca pintu. Terlihat di sana dua sejoli yang tengah asik berduaan. Siapa lagi kalau bukan Suho dan Irene.
"Kalian iri melihat keromantisan mereka?" selidik Sehun dengan nada setengah meledek.
Gadis berambut pirang itu memutar bola matanya malas, tanda sangat tak setuju dengan pernyataan Sehun barusan.
"Bukannya begitu. Suasananya bakal sedikit aneh bila kita berdua masuk. Benar kan?" kilah Wendy yang kemudian mendapat anggukan mantap dari Seulgi.
"Oleh karenanya, kalian menunggu kita datang. Harusnya bilang dari tadi kalau kamu menungguku, Wen."
Wendy sontak memicing ke arah Chanyeol. Ia heran, ternyata ada orang yang tingkat percaya dirinya melebihi Namsan tower. Sangat menjengkelkan. Dirinya bangkit sambil meraih tangan Seulgi.
"Sudahlah, ayo masuk!" ajaknya pada Seulgi. "Orang ini sepertinya udah ngga waras."
Kedua pria itu tertawa cekikikan, sambil mengekor di belakang. Ada kesenangan tersendiri bagi Chanyeol jika membuat teman-temannya merasa jengkel. Tak jarang mereka dibuat marah dengan sikap pria itu yang terkadang sangat menyebalkan.
Malam ini ke-enam orang itu sepakat untuk nonton bareng di sini. Sebenarnya ini rencana Irene yang ingin nonton film bersama Seulgi dan Wendy. Tapi karena Suho juga ikut, akhirnya dia meminta Chanyeol dan Sehun datang.
Semua orang telah siap—duduk berjajar di lantai beralaskan karpet—ditemani berbagai macam camilan di hadapannya. Lampu kamar sengaja dimatikan supaya menambah kesan seperti di bioskop.
"Film apa yang akan kita tonton?"
"The Conjuring, Chan," jawab Irene.
Ia menyolokkan flashdisk lalu menyalakan layar TV 32 inci itu. Mungkin karena ini ruang VIP, jadi fasilitasnya terbilang cukup lengkap. Jadi, mereka tak perlu repot-repot membawa laptop, LCD screen, speaker, dan sebagainya. Karena itu sudah tersedia di sini.
"Horor?!" Chanyeol dan Sehun kaget bersamaan.
"Why? Kalian berdua takut?" Wendy menatap remeh pada dua pria itu.
Merasa tak terima, Chanyeol langsung mengubah raut wajahnya menjadi sok cool. "Ti-tidak, mana mungkin kita takut. Iya ngga, Hun?"
Sekarang giliran dua laki-laki itu yang ditertawakan. Bukan hanya Wendy dan Seulgi, tapi Irene dan Suho yang melihat itupun juga ikut terkekeh geli.
Film itu mulai berjalan. Awalnya memang masih biasa-biasa saja, namun saat adegan jumpscar mereka dibuat terlonjak kaget karenanya.
"Oh My God!?" pekik Wendy. Tanpa sadar gadis itu memeluk lengan Chanyeol yang memang duduk tepat di sebelahnya.
Chanyeol berdehem, "Kamu sengaja duduk di dekatku supaya bisa memelukku seperti ini?" Ia tersenyum miring.
Menyadari hal itu, Wendy segera melepaskan tangannya dari lengan Chanyeol, dan menggeser posisi duduknya menjauh. Malu? Itu sudah pasti. Mungkin jika lampunya menyala, kita bisa melihat wajah gadis berambut pirang itu yang memerah seperti tomat.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF..?✓ [REVISI]
FanfictionHighest Rank #2 in SuhoIrene [31 Agustus 2020] #2 in Surene [5 November 2020] #1 in Desember [3 Oktober 2020] Terkadang dalam suatu hubungan, kebohongan menjadi sebuah pilihan demi menutupi kenyataan yang menyakiti perasaan. Kata-kata yang tak teruc...