"Kisah ini seperti akhir pada sebuah dongeng."
~What If~
.
.
."Kenapa ngga menghubungiku beberapa bulan ini? Apa kamu sengaja?!" Irene tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Ia menatap pria yang duduk di hadapannya ini sambil mengerucutkan bibirnya.
Suho melihat itupun langsung tersenyum lebar. Tangannya mencubit pipi gadis itu gemas. "Memangnya kenapa? Kamu takut aku bakal ngga kembali ke sini?"
Irene mengangguk pelan, "Aku kira dirimu terlalu betah di sana dan...."
"Dan?" Suho menautkan kedua alisnya. Ia menunggu apa yang akan Irene katakan selanjutnya.
"Melupakanku dan jatuh cinta dengan wanita cantik Amerika." Nada bicara Irene terdengar putus asa. Ia tertunduk sambil mengaduk-aduk hot choco di hadapannya.
Raut wajah pria ini berubah sedikit serius. "Irene-ah," panggilnya.
"Hmm." Empu yang dipanggil masih terfokus pada gelas minumannya. Seolah benda itu lebih menarik ketimbang pria ini.
"Lihat aku."
Perlahan Irene mengangkat dagunya. Ia bisa melihat tatapan serius dari wajah laki-laki itu sekarang. Matanya menatap lekat iris coklat milik Suho tanpa berkata sepatah katapun.
"Kamu ngga percaya padaku?"
"I believe you," jawab Irene. "Jika tidak, mana mungkin aku sabar menunggumu seperti orang bodoh."
Suho terkekeh menampakkan eye smile yang begitu manis. Detik berikutnya, gadis itu juga ikut tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Aku kehilangan ponsel dan juga alamat email-mu. Alasan mengapa jarang mengirimkan surat, karena pengiriman dari sana memang sedang ada masalah," terang Suho kemudian.
Irene mengangguk paham. Ia tersenyum lega. Dalam hati dirinya sangat bersyukur karena hal yang dikhawatirkan tidak terjadi kali ini.
"Ngomong-ngomong, kapan kamu balik ke Korea? Lalu apa teman-temanmu sudah tau?"
"Sejak kemarin lusa. Semalam aku menginap di dorm mereka."
Mata Irene membulat sempurna, "Woah, anak itu mulai berani membohongiku sekarang."
"Anak itu? Siapa?"
"Adik kesayanganmu, Oh Sehun." Irene kembali menyeruput cokelat panas itu perlahan. "Tadi sore aku bertemu dengannya di sini, dan bilang kalau dia juga belum mendapat kabar darimu. Pantas saja, gelagatnya agak mencurigakan."
"Memang aku yang menyuruhnya, Rene," ungkap Suho. Ia melirik arloji di tangan kirinya. "Sudah larut malam, baiknya kita pulang sekarang."
Keduanya pun beranjak dan langsung pergi meninggalkan kafe. Jalanan sudah mulai nampak sepi. Mobik SUV hitam yang dikendarai Suho kini telah sampai di depan apartemen gadis itu.
"Kamu tinggal sendirian?"
"Untuk beberapa hari ini, aku meminta temanku menginap. Mumpung mereka sedang tidak dalam masa sibuk."
Suho mengangguk mengerti. Perhatiannya teralihkan saat sebuah mobil sedan warna putih melintas dan berhenti tepat di depan mobilnya. Ia merasa tidak asing dengan mobil itu. Dugaannya benar ketika dua orang muncul dari dalam sana. Seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan hoddie abu-abu, dan seorang gadis berambut pirang panjang dengan jaket warna biru gelap. Walaupun keduanya sama-sama memakai topi dan masker, tapi Suho dapat mengenali siapa orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF..?✓ [REVISI]
FanfictionHighest Rank #2 in SuhoIrene [31 Agustus 2020] #2 in Surene [5 November 2020] #1 in Desember [3 Oktober 2020] Terkadang dalam suatu hubungan, kebohongan menjadi sebuah pilihan demi menutupi kenyataan yang menyakiti perasaan. Kata-kata yang tak teruc...