Episode 18-Unsweetened

825 115 22
                                    

Happy reading, don't forget to votment 😙

"Jika ada pertemuan, sejatinya kita harus siap dengan yang namanya perpisahan."

~What If~
.
.
.

Fajar menyingsing dan jalanan pun mulai terdengar bising. Hingar-bingar kendaraan seakan menyambut datangnya pagi. Wajah-wajah cerah itu sepertinya telah siap untuk memulai kesibukan mereka hari ini.

Disaat semua orang bergegas untuk segera beraktivitas, lain hal dengan gadis bersurai coklat sebahu ini. Dirinya masih terlelap dibalik selimut tebalnya. Ketukan pintu kamar sejak tadi ia hiraukan begitu saja. Tak ada niatan sama sekali bagi gadis itu untuk beranjak dan malah semakin mengeratkan selimutnya.

"Yoona! Kau tak sarapan?" panggil Hyun Bin. "Sop ayamnya keburu dingin!"

Tapi tak ada sahutan. Hyun Bin berulang-kali mengetuk pintu kamar, dan tetap tak ada jawaban dari sang adik. Ia terheran dengan tingkah Yoona yang tak seperti biasanya. Dari kemarin malam gadis itu masih setia mengurung dirinya di kamar.

Saat hendak kembali ke meja makan, pria itu tersentak tak kala mendengar suara pecahan kaca dari dalam kamar Yoona.

"Yoona! Apa yang kamu lakukan di dalam?! Cepat buka pintunya!!" panik Hyun Bin sambil berusaha mendobrak pintu kamar itu dengan tubuh kekarnya.

Alhasil pintu akhirnya bisa dibuka dengan paksa olehnya. Hyun Bin lantas segera masuk. Betapa terkejutnya pria itu saat netranya menangkap betapa berantakan kamar Yoona sekarang.

Tisu-tisu berceceran, bungkus cokelat, snack, dan beberapa kaleng bir. Aroma alkohol menyengat ke dalam indera penciumannya, refleks Hyun Bin menutup hidung mancungnya dengan jari tangannya.

Di samping ranjang, Hyun Bin melihat pecahan gelas dan jam weker yang sudah retak. Sepertinya perempuan itu tak sengaja menyenggol gelas saat ingin mematikan alarmnya.

Hyun Bin menghela napas lega. "Kau pesta sendirian semalaman?" tanyanya seraya mendekat ke ranjang adiknya. "Aku kira dirimu bakal mati kelaparan."

"Keluarlah! Dan jangan ganggu aku!" ketus Yoona.

Tangan Hyun Bin meraih selimut dan menarik paksa dari tubuh adiknya. Gadis itu tentu menjadi kesal dibuatnya. Dirinya bangkit dan iris cokelatnya menatap tajam ke arah sang kakak.

"Sudah kubilang jangan ganggu aku!!" gertak Yoona.

Pria itu malah tertawa terbahak-bahak. Yoona melihat itu lantas mengerutkan keningnya.

"Kau pasti ditolak iya 'kan? Pria itu pasti menolakmu," tukas Hyun Bin sambil terkekeh. "Bukankah sudah kukatakan dari awal, cari yang lain saja."

Bukan tanpa alasan Hyun Bin mengatakan itu pada Yoona. Sebagai seorang kakak, ia sudah paham betul bagaimana watak adikknya. Makan makanan yang ia benci sambil minum bir adalah kebiasaan Yoona saat sedang patah hati, ditambah mata yang sembab itu. Hyun Bin sangat yakin jika Yoona gagal mendapatkan Suho kembali.

"Sekarang gimana? Masih mau lanjut?"

Mendengar itu, tatapan Yoona berubah sendu. Ditatapnya wajah Hyun Bin, lalu menggeleng samar.

"Aku mau kembali ke New York," desisnya.

Hyun Bin tersenyum. "Baguslah. Fokus saja pada karirmu di sana," ujarnya seraya membelai lembut rambut adiknya. "Aku berangkat kerja dulu."

Pria itu lantas bangkit dan melangkah pergi, sejenak dirinya terhenti. Dan berbalik menatap Yoona.

"Kau ... bereskan kekacauan ini dan perbaiki pintu kamar itu!" Setelah mengatakan itu, dirinya segera bergegas pergi tanpa memperdulikan Yoona yang berteriak mengumpat padanya.

WHAT IF..?✓ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang