Sejak pertengkaran itu, hubungan antara Joohyun dan Joonmyeon makin merenggang. Bahkan sudah dua hari ini, Joonmyeon tak pulang ke rumah dan menginap di apartemen dekat kantor. Salahkan dirinya yang tak bisa mengontrol emosi, sampai-sampai ia bertindak kasar kala itu. Akan tetapi dibalik rasa bersalahnya, tersimpan kekecewaan yang begitu dalam. Terutama saat membaca pesan masuk dari sang Istri beberapa menit lalu.Joohyun
Jumat besok jam 10, ruang sidang III B lantai dua."Baiklah, jika ini yang kamu mau." Suaranya terdengar putus asa. Ia mengambil segelas koktail di meja, lalu meneguknya sampai habis tak tersisa.
Sudah hampir dua jam pria ini berdiam diri di bar milik temannya--Jong Dae. Awalnya cuma sendirian, namun tak lama kemudian muncul dua laki-laki menghampiri mejanya. Yang satu bertubuh tinggi dengan setelan jas abu-abu, dan yang satu lagi sedikit lebih pendek, berkemeja kotak-kotak biru.
"Lihatlah pria malang ini, Hyung. Tampangnya sungguh miris sekali," celetuk pria jangkung ini seraya menepuk bahu Joonmyeon pelan.
"Kalian sudah datang," ujar Joonmyeon tersenyum simpul.
"Apa masalah kalian belum selesai?" tanya pria berkemeja kotak-kotak ini. Namun belum sempat menjawab, mereka bertiga teralihkan oleh kedatangan Jong Dae sambil membawa nampan berisi minuman.
"Sehun-ah, Baekhyun-ah! Akhirnya kalian datang juga," ucap Jong Dae. "Minumlah! Kali ini aku yang traktir." Ia lalu ikut duduk bersama tiga orang ini.
"Memangnya kenapa, Hyung?" tanya Baekhyun bingung.
"Kalian tanya sendiri sama dia." Jong Dae menunjuk Joonmyeon dengan dagunya. "Aku sudah lelah mengoceh panjang lebar tadi."
Baik Sehun maupun Baekhyun langsung melempar pandangan penuh tanya. Mereka menatap Joonmyeon menunggu pria itu berbicara.
"Kita akan bercerai," celetuk Joonmyeon santai. Seolah-olah tidak ada beban ketika mengucapkan kalimat sakral itu.
Sehun hampir saja tersedak minuman yang baru saja masuk ke mulutnya. "Cerai?! Jangan bercanda, Hyung."
"Apa kau gila?!" Saking terkejutnya, Baekhyun sampai melontarkan kata yang tidak sopan. "Lalu buat apa kamu susah payah mencari bukti kebenaran itu?"
"Harusnya selesaikan kesalahpahaman kalian. Bukti sudah jelas, jika ini memang bukan salahmu dan sekertaris kurang ajar itu kini mendekam di penjara. Lalu sekarang apa lagi? Istrimu ngga percaya?" oceh Sehun yang mulai kesal.
Pria bersurai hitam ini menghela napas berat, ia menatap sendu wajah tiga temannya ini. "Aku belum memberitahunya, karena mungkin Joohyun juga ngga akan percaya," ia tertunduk seraya tersenyum kecut.
"Kamu bahkan belum mencoba dan kenapa langsung bilang kalau dia tidak akan percaya? Joohyun noona pasti juga ingin tahu kejelasan langsung dari mulutmu." Jong Dae kini mulai buka suara.
"Jangan sampai menyesal karena keputusan cerobohmu, hyung," imbuh Baekhyun. Ia menepuk-nepuk dadanya pelan. "Woah ... kenapa aku jadi ikut frustrasi dengan masalah kalian?"
"Pasangan yang selalu membuat iri semua orang, harus berakhir karena kesalahpahaman. Menyedihkan," decih Sehun. "Ini bukan seperti Kim Joonmyeon yang kukenal."
Joonmyeon tertawa hambar. Tangannya memainkan gelas kosong yang dipegang. Sangat putus asa. Ia terdiam sejenak mencerna tiap kalimat-kalimat itu. Ia hanya ragu dan takut jika nanti Joohyun tetap tidak percaya, karena terlanjur kecewa padanya. Apalagi melihat pesan tadi, membuat ia yakin jika gadis itu memang ingin mengakhiri pernikahan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF..?✓ [REVISI]
FanfictionHighest Rank #2 in SuhoIrene [31 Agustus 2020] #2 in Surene [5 November 2020] #1 in Desember [3 Oktober 2020] Terkadang dalam suatu hubungan, kebohongan menjadi sebuah pilihan demi menutupi kenyataan yang menyakiti perasaan. Kata-kata yang tak teruc...