PERINGATAN!
Diharapkan menyiapkan hati dan mental untuk membaca part ini!
.
.
.Joonmyeon kini telah rapi dengan setelan jas-nya dan bersiap untuk berangkat ke kantor. Ia terlihat sedikit terburu-buru, bukan karena kesiangan, melainkan ada rapat dengan klien pagi ini. Pria ini keluar dari kamar dan kemudian menghampiri istrinya yang masih berkecimpung di dapur.
"Pagi, Sayang," sapa Joonmyeon setelah mengecup singkat pipi kanan wanita itu.
"Kamu udah mau berangkat? Ngga sarapan dulu?" tanya Joohyun. Wajahnya perlahan menampakkan raut kekecewaan.
"Jamnya dimajukan, dan tiga puluh menit lagi rapatnya mulai. Kenapa?"
"Padahal sudah kubuatkan egg frittata kesukaanmu," balas Joohyun seraya mempoutkan bibirnya lucu.
Pria itu terkekeh geli, "Taruh di kotak bekal, biar nanti kumakan di kantor."
Mendengar itu, Joohyun langsung tersenyum sumringah. Segera ia mengambil lunch box lalu memasukkan egg frittata yang dimasaknya tadi. Setelahnya, ia berikan pada suaminya.
"Thanks you," ujar Joonmyeon tersenyum manis. "Anak-anak masih tidur?"
Gadis ini mengangguk meng-iyakan, "Bergegaslah, nanti kamu terlambat," titahnya seraya mengantar sang suami ke depan rumah.
"Aku berangkat dulu," pamit Joonmyeon. Tak melupakan rutinitas tiap pagi sebelum berangkat, yaitu mencium kening istrinya. Entah kenapa itu sudah menjadi kebiasaan dan pantang untuk dilewatkan. "Hari ini aku lembur, kamu tak perlu menunggu sampai larut malam."
"Yang penting jangan melewatkan jadwal makanmu, paham?!" pinta Joohyun dan dibalas anggukan mantap dari laki-laki ini.
Joohyun masih berdiri di ambang pintu seraya melambai ke arah mobil SUV hitam yang mulai menjauh. Setelah benar-benar hilang dari pandangan, ia pun segera kembali masuk. Akan tetapi, tanpa sengaja netranya menangkap sebuah mobil sedan warna putih berhenti di dekat rumahnya. Tampak seorang perempuan dengan mantel merah maroon keluar bersama seorang anak kecil. Melihat koper-koper besar yang dibawa, Joohyun paham jika orang itu pasti penghuni baru yang bakal menempati bangunan bercat krem di seberang tempat tinggalnya.
"Sepertinya aku harus menyiapkan kue beras lalu menyapa orang itu," gumamnya senang.
Sekarang gadis ini telah siap dengan kemeja polos biru laut yang berpadu celana baggy warna hitam. Rambutnya diikat cepol ke atas dan polesan make up tipis natural. Karena tak ingin meninggalkan kedua putranya sendirian di rumah, ia pun mengajak Aerin dan Junkyu mengunjungi rumah tetangga barunya sekalian.
Begitu sampai di depan pintu, Joohyun menekan tombol bel rumah. Sesaat kemudian muncul seorang wanita dari dalam sana.
"Iya, siapa...."
Keduanya sama-sama tertegun kala iris mereka saling beradu pandang. Seakan tak percaya dengan apa yang dilihat saat ini. Seseorang dari masa lalu kembali hadir, membuka ingatan pahit yang telah tertutup rapat.
"Park Yoona-ssi?!"
Ada perasaan mengganjal dalam diri Joohyun saat mengucapkan nama itu. Seolah-olah hatinya menolak keras akan kehadiran wanita ini kembali dalam kehidupannya.
"Kamu ... Bae Joohyun?" tanya Yoona balik yang dibalas anggukan samar oleh Joohyun. "Astaga! maaf, aku hampir tak mengenalimu."
Wanita kemeja biru laut ini tersenyum kecut, "Aku juga ... kamu terlihat sangat berbeda, apalagi dengan rambut panjang itu." Disodorkannya sekotak kue beras yang dibawa pada Yoona. "Aku hanya ingin memberikan ini, sekadar untuk menyapa tetangga baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF..?✓ [REVISI]
FanfictionHighest Rank #2 in SuhoIrene [31 Agustus 2020] #2 in Surene [5 November 2020] #1 in Desember [3 Oktober 2020] Terkadang dalam suatu hubungan, kebohongan menjadi sebuah pilihan demi menutupi kenyataan yang menyakiti perasaan. Kata-kata yang tak teruc...