Musim panas, 2027
Dua bocah nampak asik memoleskan selai cokelat pada lembar-lembar roti tawar. Mungkin lebih tepatnya, bersenang-senang. Meja dapur terlihat sangat berantakan, penuh dengan potongan-potongan roti, pasta cokelat, dan meses yang berceceran.
"Aerin-ah, apa kamu sudah selesai?" tanya bocah laki-laki dengan baju biru belang putih.
Gadis cilik bersurai kecoklatan itu menggeleng, "Sebentar lagi, Aerin mau buat bentuk kelinci," jawabnya dengan suara cadel khas anak kecil. "Sudah!" seru anak itu kemudian.
Sambil membawa piring berisi roti, kedua bocah itu bergegas naik ke lantai dua, lalu memasuki ke sebuah kamar. Dihampirinya sepasang suami istri yang masih terlelap begitu nyenyaknya. Dibukanya tirai jendela kamar, sehingga membuat cahaya mentari pagi menerobos masuk.
"Selamat pagi!" girang Aerin.
Merasa sedikit terusik, pria ini pun mengerjapkan matanya. Sambil mengumpulkan seluruh kesadarannya, ia tersenyum manis pada dua bocah kecil ini. "Pagi juga, sayang," balasnya dengan suara serak khas bangun tidur.
Wanita bersurai hitam panjang yang tidur di sampingnya juga mulai ikut terbangun.
"Junkyu, Aerin, kalian sudah bangun? Astaga!? Kalian habis ngapain?" Perempuan ini terkejut saat mendapati baju dan wajah anak kecil ini penuh dengan pasta cokelat.
"Kita habis membuat sarapan untuk Mama sama Papa," jawab Junkyu dengan polosnya.
Wanita ini membuang napas berat, ia meraih piring roti itu dari tangan Aerin dan Junkyu. "Sekarang kalian berdua siap-siap untuk mandi," titahnya seraya turun dari ranjang. "Joonmyeon! Cepat bangun! Akhir pekan jadwalmu mandiin mereka."
"Ini masih pagi, sayang," cicit pria bernama Joonmyeon itu dengan malas.
"Tapi lihatlah, mereka sangat kotor!" kesal perempuan itu.
"Tenang, Ma. Kita yang bakal bangunin, Papa," ujar Aerin menampakkan senyum lebarnya.
Tanpa aba-aba, kedua bocah itu langsung menggelitiki sang ayah hingga membuat pria ini terkekeh-kekeh karena ulah mereka. Atensinya beralih menangkap tubuh mungil itu lalu mengapit dengan kedua lengan kekarnya.
Wanita bersurai hitam itu hanya memutar bola matanya malas melihat kelakuan anak dan ayah itu. Ia menguncir rambut panjangnya lalu berjalan pergi keluar kamar.
"Sekarang kalian mulai nakal ternyata." Joonmyeon mencubit pipi chubby Aerin gemas.
"Ini rencananya Aerin, Pa," timpal Junkyu.
"Lain kali jangan diulang lagi, kasian Mama pagi-pagi harus disuguhi dengan kekacauan yang kalian buat," nasehat pria itu dengan tutur kata lembutnya.
Aerin dan Junkyu mengangguk mantap bersamaan.
"Sekarang kita mandi, lalu bersiap untuk...."
"BELANJA!" seru anak kecil itu serempak.
Pernikahan Joonmyeon dan Joohyun sudah memasuki usia lima tahun. Kebahagiaan pasangan itu lengkap dengan kehadiran dua malaikat kecil mereka, Kim Junkyu dan Kim Aerin. Sang kakak, Junkyu berusia genap empat tahun dan adiknya, Aerin satu tahun dibawahnya.
Di dapur, seorang wanita tengah sibuk membersihkan meja dan lantai yang sangat kotor dengan remahan roti, selai, yang berceceran. Siapa lagi kalo bukan karena ulah dua anaknya, Aerin dan Junkyu.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya, anak-anak itu membuat kekacauan. Tapi kali ini memang yang terparah. Satu botol pasta cokelat hampir habis dan persediaan roti tawar minggu ini terpaksa harus berakhir di tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF..?✓ [REVISI]
FanfictionHighest Rank #2 in SuhoIrene [31 Agustus 2020] #2 in Surene [5 November 2020] #1 in Desember [3 Oktober 2020] Terkadang dalam suatu hubungan, kebohongan menjadi sebuah pilihan demi menutupi kenyataan yang menyakiti perasaan. Kata-kata yang tak teruc...