"Ketika hati belum bisa menerima kenyataan, otak akan berfikir bahwa itu hanya sebuah mimpi belaka."~What If~
____________________________________Happy reading^^
Sehun menatap nanar kearah kertas yang dipegangnya. Rahangnya mengeras, raut wajahnya terlihat kurang yakin dengan apa yang dibacanya. Sesaat kemudian ia beralih menatap laki-laki yang kini masih tertunduk di hadapannya.
"Kau bercanda, Hyung? Katakan jika ini tidak benar."
Melihat sorot mata sendu pria itu, Sehun sudah tahu jawabannya- bahwa Suho tak lagi berbohong padanya.
"Sampai kapan kau akan menyembunyikan ini?" tanya Sehun seraya menunjukkan kertas ditangannya.
Baru saja Suho ingin membuka mulutnya, Sehun sudah menyelanya cepat.
"Apa kau melupakan keberadaan kita di sini? Kenapa harus ditutupi jika nanti hanya membuat kita merasa bersalah padamu." Suara Sehun kini terdengar sedikit serak.
"Bukannya begitu, aku hanya merasa ... ini belum saatnya," ujar Suho pelan.
Sehun mengacak rambutnya frustasi. "Kau selalu saja begitu, Hyung. Sifatmu yang seperti ini benar-benar ... membuatku muak," cetusnya lalu melengos pergi.
Ucapan sang adik memang seperti tamparan keras bagi Suho. Ia tak menyangka jika Sehun akan se-marah ini. Secercah perasaan bersalah muncul. Memendam masalah sendirian saat di sekeliling kita banyak orang yang siap membantu, apa ini egois?
"Aku mohon, jangan beritahu yang lain."
Langkah Sehun terhenti mendengar ucapan Suho. Ia memejamkan mata lalu mengepalkan tangannya erat.
"Tidurlah, Hyung," tukasnya datar tanpa menoleh sedikitpun. Sehun kembali melanjutkan langkahnya keluar dan membanting pintu kamar lumayan keras.
Esoknya, para member dibuat heran dengan sikap dingin Sehun pada sang leader. Mereka penasaran- hal apa yang membuat Sehun yang biasanya menempel pada Suho bak permen karet, kini berubah seperti itu.
Bahkan Manager Jo juga menyadari hal ini. Ia yakin pasti ada masalah antara kedua orang itu.
"Kau sedang ada masalah dengan Sehun?" tanya Manager Jo pada Suho.
Tapi Suho hanya menggeleng dengan senyum yang dipaksakan.
"Lebih baik cepat selesaikan masalah kalian. Kau tahu sikap Sehun yang seperti itu membuat yang lain merasa tidak nyaman."
Manager Jo kemudian beranjak dari duduknya. "Lanjutkan latihan kalian, aku pergi dulu."
Suho mengangguk. Perkataan sang manager barusan kembali terngiang di kepalanya. Menyelesaikan masalah? Suho sudah terbiasa dengan itu, tapi kali ini kenapa ia malah bingung dan tak tahu harus bagaimana.
Se-marah itu kah Sehun padanya? Sampai-sampai hampir seharian ini pria itu tak berbicara sepatah katapun, bahkan terkesan seperti menghindar darinya.
☘☘☘
Irene dan Yeri kini tengah sibuk memasak. Seulgi yang masih belum pulang, membuat dua orang itu sedikit kewalahan. Pasalnya, si Seulgi lah yang biasanya expert dalam bidang ini.
"Astaga, kalian memasak apa membuat keributan, kenapa dapur jadi berantakan seperti ini?" tukas Wendy yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Potongan sayur tak beraturan berceceran di meja, tumpahan kecap, saos dimana-mana, dan perabotan masak tergeletak begitu saja tak sesuai tempatnya. Wendy hanya bisa menatap miris dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IF..?✓ [REVISI]
FanfictionHighest Rank #2 in SuhoIrene [31 Agustus 2020] #2 in Surene [5 November 2020] #1 in Desember [3 Oktober 2020] Terkadang dalam suatu hubungan, kebohongan menjadi sebuah pilihan demi menutupi kenyataan yang menyakiti perasaan. Kata-kata yang tak teruc...