Angin berhembus kencang di tengah siang hari yang panas. Pasir-pasir yang menjadi bahan utama lapangan mulai beterbangan membuat semua orang harus menutup matanya. Pohon-pohon tinggi bergerak kesana kemari seakan senang dengan datangnya angin.
Panasnya cuaca seakan tidak terasa karena adanya angin. Dan hal itu, tidak membuat seluruh calon peserta tidak bersemangat. Wajah mereka terhiasi oleh senyuman, senang karena akhirnya berhasil mencapai tahap terakhir.
"Periksa teman-temannya, apakah sudah lengkap atau belum!" perintah Arya saat semua calon pengurus sudah berbaris rapih di lapangan.
"Siap, sudah," jawab mereka kompak.
"Baik. Sebelumnya saya ucapkan selamat untuk kalian yang berhasil melewati tahap interview. Ini adalah tahap akhir penyeleksian. Namun, tidak berlaku untuk yang mencalonkan diri sebagai ketua dan wakil ketua baik untuk OSIS maupun MPK."
"Kegiatan ini bukan hanya sekadar camping, melainkan sekaligus dengan latihan dasar kepemimpinan. Hari ini sampai besok, kalian akan diuji. Oleh karena itu, saya minta kalian ikuti dan patuhi semua arahan yang kami berikan. Karena ini bukan di sekolah. Dapat dimengerti?"
"Siap, dapat."
"Sebelum memulai, saya minta handphone kalian kumpulkan di ketua kelompok. Dan ketua kelompok silahkan untuk memberikan pada panitia inti."
Liana yang sekarang menjadi ketua kelompok menoleh pada teman-temannya. Nasha, Calista, Fiona, dan Angel memberikan handphone-nya secara estafet. Setelah selesai, Liana maju bersama ketua kelompoknya yang lain untuk menyerahkan handphone anggotanya.
"Sekarang silahkan kalian cari tempat yang nyaman untuk memasang tenda. Ingat, hanya di sekitar lapangan ini saja. Dua jam dari sekarang, saya minta kalian kembali berkumpul di sini dengan memakai pakaian serba hitam. Silahkan, dimulai dari sekarang!"
Nasha mengambil tasnya yang semula ia simpan di dekat kakinya. Ia lalu mengejar Liana yang sudah berlari kesana kemari mencari tempat yang pas untuk membangun tenda. Beruntung, pihak panitia mempersilahkan para calon pengurus untuk memilih kelompoknya masing-masing. Dan sudah pasti, Nasha akan bersama teman satu perjuangannya.
"Kayaknya disini pas, deh!" ucap Liana sembari memperhatikan lingkungan sekitar.
Calista mengangguk setuju, "Iya, deket ke lapangannya."
"Oke! Kita pasang tendanya sekarang. Biar kita punya waktu buat istirahat."
"Tapi, diantara kita siapa yang bisa pasang tenda?" tanya Angel. Mereka semua saling tatap. Pada faktanya, diantara mereka tidak satupun orang yang pernah mengikuti camping. Jika ditanya bagaimana tahun sebelumnya mereka memasang tenda? Ya, sudah pasti karena mereka bergabung bersama kakak kelas.
"Gak 'pa-pa, kita bisa kalau kita lakuin bareng-bareng!" ucap Nasha optimis.
Mereka mengangguk setuju. Nasha dan Fiona mulai dengan membentangkan kain terpal, setelahnya mereka membentangkan tendanya. Memastikan bahwa pintu masuk berada di tempat yang benar. Calista, Liana, dan Angel kini sibuk menyatukan tiang rangka tenda.
"Udah siap?" tanya Calista pada Nasha dan Fiona.
"Siap!"
Calista, Liana, dan Angel mulai memasukkan tiang rangka pada bagian tenda. Sedikit demi sedikit, akhirnya tenda mulai berdiri dan bisa untuk ditempati. Mereka saling merangkul dan tersenyum, senang karena mendapatkan hasil dari kerja keras dan kekompakkan mereka.
"Ayo, masuk! Kita istirahat dulu sebelum ganti baju."
°°°
"SAYA MINTA SEMUANYA KUMPUL DI LAPANGAN!"
KAMU SEDANG MEMBACA
VACILANTE
Fiksi RemajaKatanya, menjadi pengurus OSIS akan selalu dituntut untuk menjadi sempurna. Bersikap tegas, bisa membagi waktu dengan baik, dan berpikir dengan cepat. Namun, Nasha-seseorang yang tidak mempunyai satupun sifat diatas-mampu membuktikan bahwa dirinya b...