Suasana ruang OSIS sangat berbeda dari sebelumnya. Biasanya kursi-kursi akan berjajar rapi seperti ruang les. Tetapi kini, kursi-kursi itu kini telah melingkar. Namun, tidak semua. Hanya dua belas kursi yang dipakai karena sekarang waktunya rapat pengurus inti. Suasana itu semakin berbeda saat rasa canggung menyelimuti setiap orang. Para pengurus inti yang baru, saling diam dengan kertas berisi tugas pokok dan fungsi yang berada di tangannya, dan sedang fokus dibaca.
Rangga melepas kacamatanya dan menyimpannya di atas meja. Ia kini memperhatikan teman-temannya yang masih diam padahal sudah selesai membaca. Ia lalu berdeham membuat semua orang menoleh padanya.
"Untuk ke depannya mungkin kita engga akan sering berkumpul bersama karena kalian tau sendiri bahwa OSIS dan MPK memiliki tugas dan fungsi yang berbeda. Dan juga...," ucapnya menggantung. Ia lalu tersenyum dan menampilkan deretan giginya yang tertutup kawat behel, "Ruangan kami bukan disini."
Devan dan teman-temannya tertawa pelan mendengar penuturan Rangga.
"Rapat pertama ini, gue rasa untuk kita, bukan untuk program kita. Sebelum membuat program lebih jauh, akan lebih baik jika masing-masing dari kita memahami tugas pokok dan fungsi jabatannya dengan baik," kata Devan mencoba setenang mungkin.
"Dan kita harus lebih mengakrabkan diri. Kalau kitanya masih canggung, program yang akan kita buat nanti juga akan canggung, kan?" tambah Amanda.
Alvin melepas kacamatanya sembari mengangguk, "Gue setuju. Sekarang lebih baik kita utarakan tugas pokok masing-masing agar nantinya tidak ada kesalahpahaman. Apalagi di kepengurusan OSIS, terdapat tiga ketua tetapi hanya ada dua sekretaris."
Devan mengangkat kertas yang sedari tadi ia pegang, "Tugas pokok dan fungsi ketua umum ini lebih menyeluruh. Ketua umum sebagai ketua di bidang eksternal dan internal. Dan menurut gue gak ada masalah. Lo, Amanda?"
"Ketua satu lebih mengurus bagian kegiatan dan operasional. Dari yang gue tangkep, kayaknya gue lebih dulu buat susunan program yang akan kita buat selama satu tahun masa jabatan. Kalau lo dan semua inti udah setuju bisa kita realisasikan pada pengurus seksi bidang dan menyelenggarakan program tersebut," terang Amanda.
Alvin kembali memakai kacamatanya. Ia lalu membaca bagian yang tadi sudah ia garis bawahi, "Ketua dua mengurus bagian eksternal dan internal. Seperti ekstrakurikuler dan kegiatan di luar sekolah."
Devan mengangguk paham. Lantas, tatapannya beralih pada Reyhan yang masih bertopang dagu sembari membaca kertas yang dipegangnya, "Kalau lo, Rey?"
Tatapan Reyhan beralih pada Devan yang sedang menunggu jawaban darinya. Ia lalu menggaruk tengkuknya karena kurang mengerti dengan tugasnya, "Kesimpulan yang gue dapet, gue ini ketua dari para koordinator seksi pembinaan," jawabnya ragu, "Seperti mengurus permasalahan di setiap seksi pembinaan, dan rencana-rencana program yang akan dibuat di setiap seksi pembinaan."
Devan manggut-manggut menanggapi perkataan teman sekelasnya itu, "Jadi nanti lo akan kerjasama dengan Amanda. Program yang dibuat setiap seksi pembinaan dikumpulkan di lo, dan lo serahkan ke Amanda. Amanda pun ikut andil dalam pemilihan waktu, konsep, dan segala yang berhubungan dengan acara tersebut. Baru rancangan program itu diserahkan ke gue."
Amanda, dan Reyhan mengangguk bersamaan tanda mereka paham dengan apa yang dibicarakan Devan. Devan menaikkan tangannya, menggaruk pelipisnya. Sekarang permasalahannya ada pada sekretaris.
"Liana, silahkan tugas pokok sekretaris umum apa saja."
Liana mengangguk, "Sekretaris umum lebih sering bersama ketua umum. Menjadi pendamping rapat, ikut andil dalam pengambilan keputusan, dan semuanya yang berhubungan dengan ketua umum," terang Liana.
KAMU SEDANG MEMBACA
VACILANTE
Teen FictionKatanya, menjadi pengurus OSIS akan selalu dituntut untuk menjadi sempurna. Bersikap tegas, bisa membagi waktu dengan baik, dan berpikir dengan cepat. Namun, Nasha-seseorang yang tidak mempunyai satupun sifat diatas-mampu membuktikan bahwa dirinya b...