Karena pekerjaan Salma semua udah beres, kini waktunya buat dia pulang.
Sebenernya gak ada batas waktu kapan Salma harus pulang, tapi untuk mulai kerja Salma harus tepat waktu, sekitar jam tujuh pagi Salma harus stay di rumah tujuh saudara itu, jadi kalau semua beres lebih awal Salma bisa pulang dan rebahan lebih awal juga.
Udah siap-siap mau cabut dari neraka ini, tiba-tiba Sunoo muncul dari ambang pintu, matanya berkeliling ruangan yang Salma tempati cukup lama
"Nyari apa?" Tanya Salma yang sesekali menoleh ke Sunoo
"Gak nyari apa-apa, kebetulan lewat aja. Jadi ini sarang lo?" Tanya Sunoo
Salma mengangkat satu alis, bukannya semua juga tau kalau Salma disini, kenapa harus nanya
"I-iya emang kenapa?" Tanya balik Salma
Sunoo mengangguk, kemudian kedua kakinya perlahan memasuki ruangan Salma, wajahnya sedikit menegas ketika melihat beberapa tumpukan buku di meja kecil yang lusuh, wajar Salma sering membuat diary alay yang ia tulis ketika sedang kesal atau memang ingin menulis sesuatu.
"Ck, cewek tapi mejanya berantakan gini, gak malu?" Ujar Sunoo membuat Salma sedikit tersentak
Di jam ini, di menit bahkan detik ini, Salma pengen menghempaskan Sunoo sejauh mungkin biar dia bisa join alien dan gak bisa balik ke bumi
"Iya nanti di beresin, kakak kan masih sibuk" jawab Salma lembut di susul senyum terpaksanya
"Kakak? emang lo kakak gue"
Salma ngasih wajah datar, rasanya pengen mukul wajahnya gak sih, dia yang nyuruh beresin pas di jawab halus malah ngelunjak, kalau aja nyumpahin orang itu gak dosa udah dari kemaren-kemaren Salma nyumpahin Sunoo
"Lo kalo pulang hati-hati, kadang hujan suka tiba-tiba turun. Ck gerah banget kamar lo gak ada AC-nya apa? Mana wifi lemot banget lagi disini" ujar Sunoo setelah lama hening
Salma gak budek, jadi dia denger jelas kalimat Sunoo walaupun keliatan banget kalo gak ikhlas.
Berkali-kali di bilang kalau jangan percaya apa yang di katakan anak sini, tapi kenapa Salma selalu menjadi bodoh saat seseorang memperhatikannya.
*****
Gak nyangkal sih kalau Sunoo itu kadang suka bener pas memprediksi sesuatu, ya walaupun semua orang juga tau kalau ini emang musim hujan. Pelan-pelan tetes demi tetes air mulai kerasa di badan Salma.
Ini baru aja Salma keluar lho, masih gak jauh dari komplek, tapi hujan tiba-tiba datang kayak mantan.
Dari jauh keliatan mobil putih yang menghampiri Salma, Salma beneran gak mau suudzon kalau itu mobil Jimin
Tapi sialnya itu beneran Jimin yang ada di dalam mobil.
Mobil terparkir tepat di depan Salma, disusul wajah Jimin yang perlahan terlihat, senyum yang sempat menghilangkan matanya tercetak jelas, membuat pipi Salma memerah walau samar.
"Cieeee kehujanan" suara lembutnya menyapa
Salma melirik kanan kiri, iseng aja nyampakin Jimin, lucu soalnya.
"Bolot" sentaknya setelah Salma tidak membalas kata-katanya
Salma tertawa canggung, udah lama gak ngobrol bareng Jimin. Kalau kepo, sebenernya Jimin ini adalah teman sekelas Salma waktu dia SMA wajar kan kalau mereka deket.
"Hehehe masih ngambekan cieee" balas Salma
Jimin tersenyum, pria mungil itu kembali membuat mata bulan sabit indah.
"Gue anter yuk, sekalian mau ke rumah Jungkook" kata Jimin menawarkan
Salma berpikir sejenak, terus tiba-tiba teringat sesuatu 'kesempatan itu cuma ada sekali' setelah terlintas kalimat itu Salma mengangguk. Gak kepikiran hal itu juga Salma terima tawaran Jimin, ini udah hampir larut coy, mana hujan ngegas banget.
"Ya udah masuk" Jimin keluar mobil berniat bukain pintu buat Salma biar uwu gitu, tapi seseorang malah narik tangan Salma dengan paksa
"Siapa dia?" Tanya pria itu
Jimin bahkan Salma terkejut, dan setelah noleh lebih kaget lagi kalau ternyata itu adalah Jake.
Ini bukan angsa yang menyerupai Jake kan? Beneran kan? Salma hampir nampar wajahnya saking kaget dan gak percaya.
Selama ini Jake adalah pemegang piala nomer satu sebagai seseorang yang sangat membenci Salma.
"Ini siapa lagi ni?" Tanya Jimin heran
Jake melepas genggamannya pada Salma pelan, Salma gak mau nyimpulin sesuatu secara instan, mungkin aja Jake lupa kalau sebenarnya itu Salma
"Eumm Jake ini Jimin, temen gue" jawab Salma
Jake gak jawab dia cuma ngangguk pelan.
"Ini bocil yang punya rumah?" Tanya Jimin sembari menunjuk-nunjuk Jake
Salma melirik cepat dengan tatapan marahnya kepada Jimin, tanpa sadar ekspresi Salma seolah membela Jake.
"Jimin! Jaga mulut lo" sentak Salma
Jimin membulatkan mata, kaget sih Salma itu jarang bentak orang bahkan sama orang yang dengan sengaja nginjak-injak dia, bukan apa Salma itu gak tegaan orangnya.
"Pulang aja Jake, gue gak apa-apa sama Jimin, emang tampangnya aja kayak gembel gini tapi dia baik kok" ujar Salma menyuruh Jake untuk pulang
"Maaf" sahut Jake lirih hampir tidak Salma dengar karena hujan sangat mengganggu
Belum sempat Salma menyuruh Jake untuk mengulang kalimatnya, pria itu segera meninggalkan Salma dan Jimin dengan payung hitam miliknya.
"Emang bocil kan, kenapa lo marah? Ooooo lo suka ya sama dia" ejek Jimin
"Pliss min, jangan bikin gue nyakar wajah lo lagi ya" sahut Salma
Jimin tertawa cukup gemuruh.
Sepanjang jalan Salma memikirkan sesuatu
"Mungkin belum minum air akua kali jadi gak fokus" celetuk Salma pelan agar Jimin yang menyetir di sebelahnya tidak mendengar.
✨ Pengasuh ✨
Jimin
[ BTS ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh ; Enhypen ✔️
FanfictionKalau seseorang jadi pengasuh tujuh saudara ini, bakal kuat gak ya? Copyright © 2020, flwrzkrt