Salma naruh semua belanjaan Jungwon sama Ni-ki di dapur, gak masalah sih mau beli apa toh yang makan mereka semua, Salma bawa bekal dari rumah jadi jarang ikut makan di sini.
Salma ngeluarin semua makanan ringan itu ke atas meja, sambil sesekali ngelihat masakan dia yang tinggal nunggu matang.
Gak ada angin, gak ada badai pak Mahardika udah ada di depan Salma sambil nenteng-nenteng handuk. sudah pasti baru selesai mandi, gak mungkin kan bawa handuk baru aja selesai lomba tujuh belasan.
Salma ngelirik dikit ke arah pak Mahardika.
"Ini siapa yang beli?" Tanya pak Mahardika sambil ngelihat Salma dengan tatapan bingung
Salma gak tau lagi mau jawab apa, ini tuh udah keterlaluan banget, ya masa siang ini harus makan bengbeng, minumnya nutrisari jeruk Dubai, kan gak estetik. Tapi, demi keamanan Nusa dan Bangsa Salma harus jujur.
Itung-itung ngadu gitu, pengen lihat Jungwon sama Ni-ki di marahin kayak tadi.
"Mereka gak belanja pak, malah beli ginian" jawab Salma
Pak Mahardika senyum, terus dengan pelan ninggalin Salma tanpa ngasih sahutan lain.
.
.
.
.
"Emang nyali lo banyak sih, gak heran gue" kata Sunghoon yang sekarang lagi duduk di meja belajar Ni-ki yang tertempel poster idolanya si Adudu
Jungwon sama Ni-ki ketawa tanpa dosa sembari memukul-mukul tembok. Gak usah nanya kenapa, mereka emang suka menghancurkan sesuatu, termasuk impian Salma.
Sunghoon cuma senyum, terus dia lanjut main ponselnya.
Di ambang pintu gak lama Heeseung dan Jake nyamperin. Mereka pake baju kembaran warna abu-abu.
Tanpa permisi mereka langsung aja naik ke ranjang Ni-ki dan mulai menjahili adik terkecilnya itu dengan menarik-narik kolor celananya.
"Hayo mana abang cek, pasti uwu banget" kata Heeseung gak berdosa
Ni-ki ketawa.
"Abang jorok, nanti aja Ni-ki kirim via wassaf" jawab Ni-ki
Jangan kaget, mungkin karena terlalu akrab kadang mereka ngomongin hal-hal tidak berguna kayak sekarang.
Jake gak ngomong apapun, dia tetap main ponselnya sambil rebahan dan menjadikan paha Jungwon sebagai bantal.
Kalau free gini, solusi yang paling baik adalah membully Ni-ki cuma karena sekarang Ni-ki udah berani ngelawan setimpal, jadi kalau gak gabut bikin tiktok ya ngepoin akun gosip, atau mereka juga sering mabar pou sambil nyemil keripik kulit badak.
Heeseung masih mengusik kehidupan damai adiknya, gak tau juga bakal untung apa, yang penting Heeseung bahagia.
"Sekolah gue ngadain pameran seni, kalian mau ikut?" Tanya Sunghoon
Kalau mau tau, sebenernya semua anak pak Mahardika itu gak ada yang satu sekolah. Semuanya mencar, karena ya tau sendiri lah, ada yang gengsi punya saudara alay, ada yang malu sama gebetan, pokonya bermacam-macam alasan deh. Jadi, agar damai tentram dan senantiasa berbahagia pak Mahardika gak jadiin anaknya satu sekolahan.
"Mau ikut dong" sahut Jake
Sunghoon mengangguk
"Tapi pas di sana lo pura-pura gak kenal gue. Terus kalo bisa jangan sampe ada yang lihat keberadaan lo, tutup semua aurat, gue gak mau satu tai gigi lo keliatan. Oke baby?" kata Sunghoon
Jake diam, dia balas pake tatapan dingin ke Sunghoon.
Sunghoon itu cuma malu punya saudara yang ganjen kayak Jake, sok imut, kalo ketemu cewek suka bereaksi berlebihan, pokonya hiper banget lah.
"Bercanda elah" kata Sunghoon
Jungwon ngangkat tangannya dengan ekspresi gemoy
"G U E J U G A M A U I K U T" kata Jungwon dengan mengeja tiap hurufnya
Gajelas banget tapi lucu, Sunghoon pengen rasanya nyabut pankreas Jungwon sekarang juga.
"Okeyy maniez" sahut Sunghoon
Jungwon senyum.
"Emang pameran itu ngapain aja bang?" Selepas nawarin diri buat ikut, Jungwon langsung berbalik pada Heeseung dan ngasih pertanyaan itu dengan wajah polosnya
Heeseung menoleh
"Biasa, tempat buat abang-abang jual adeknya sendiri, siapin mental dari sekarang Won" kata Heeseung yang sangat di luar nalar, tidak jelas dan garing
Jungwon melotot. Seperti badai angin melanda diri Jungwon, benarkah Sunghoon akan menjualnya? Dengan jiwa yang menggebu-gebu Jungwon langsung aja tiduran terus buka hp nya dan searching di nyai google.
.
.
.
.
"Heh seriusan kak kei mau kesini?" Tanya Jay, dari habis makan tadi Jay sama Sunoo heboh banget karena dapat kabar dari si Taki tetangga mereka yang hobinya nyemilin jambu depan rumah pak Mahardika diam-diam
Taki itu punya sepupu namanya Kei, hm singkat padat dan jelas banget kan. Dan sepupu Taki itu tiap bulan selalu main ke sini, gak tau lagi segabut apa, pokonya tiap sebulan sekali Kei selalu nyambangin Taki.
Karena terlalu dekat dan sering ketemu, ritual wajib seorang Kei dan Taki si imut dari goa demit adalah main ke rumah tujuh saudara ini. Asik sih makanya betah.
"Iya, tadi Taki bilang sendiri ke gue. Tapi besok kita masuk sekolah kan, gak ketemu dong" ujar Sunoo sambil muter-muterin CD lagu koplo punya pak Mahardika
Jay langsung noleh, melihat Sunoo yang duduk di kursi belajarnya
"Ya habis pulang sekolah bisa kan" sahut Jay
Sunoo ngangguk.
"Bener juga" balas Sunoo di beri anggukan dari Jay
Beberapa menit hening, hp yang Jay gunakan untuk mabar seketika berdering kencang bersamaan dengan munculnya nama kontak tidak asing di layar lebarnya.
Jay mengangkat panggilan itu, telepon genggamnya ia dekatkan pada kuping kanannya.
"Hallo"
"Hallo, Jay besok jemput di bandara ya"
Sebuah wajah datar tercipta, Jay yang sedari tadi tertawa cukup riuh sekarang hanya menyisakan wajah kusut seolah menolak ocehan dari ujung sana.
"Besok Jay sekolah, gak bisa"
Panggilan itu masih belum bersuara, hanya terdengar suara anak bayi yang menangis dan beberapa suara orang dewasa.
"Sepulang sekolah?"
Sunoo yang terlalu kepo, melangkahkan kakinya mendekat. Menempelkan telinganya pada speaker belakang ponsel Jay.
"Ya udah, langsung kabarin kalo udah sampai"
Sambungan terputus.
"Gimana nih?" Tanya Sunoo, menggigit ujung bibirnya
Jay menghembuskan napas pelan.
"Jangan kasih tau papah. Sekarang suruh semua kumpul di kamar Ni-ki" ujar Jay lalu beranjak dari posisi awalnya dan keluar kamar dengan langkah pelan
Sunoo menyusul di belakang dengan wajah sendu yang tercipta sesaat setelah suara pemanggil tadi menyapa.
✨Pengasuh✨Oke, jangan lupa tinggalkan jejak kalian💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengasuh ; Enhypen ✔️
FanfictionKalau seseorang jadi pengasuh tujuh saudara ini, bakal kuat gak ya? Copyright © 2020, flwrzkrt