3. Bertemu Ravn

728 119 19
                                    

"Tidakkah kau sadar betapa mahalnya sepatu ini? Bagaimana bisa kau menyiram bunga dengan teledor dan membiarkan ada kubangan di mana-mana? Cepat berlutut, aku ingin membersihkan sepatuku!"

Aggy tidak menyangka ia akan mendapatkan masalah di saat ia baru bekerja selama hampir dua minggu di taman istana. Padahal, selama nyaris sebulan ia menjadi pelayan, hidupnya sangat damai dan pekerjaannya berlangsung lancar. Malah, banyak yang memuji bahwa taman bunga menjadi tampak indah karena Aggy. Sebenarnya Aggy tidak begitu memahami berkebun dan menanam pada awalnya, tapi untungnya ia cepat belajar. Hanya bermodal beberapa buku, ia bisa membuat taman bunga seolah hidup dan membantu para pekerja kebun dengan handal.

Dan saat ini, setelah hujan turun dengan deras sepagian ini, datang seorang bangsawan perempuan. Layaknya bangsawan pada umumnya, ia memakai gaun mahal, sepatu mahal, dan perhiasan yang berkilauan. Pada awalnya, ia terlihat antusias dan ingin mengelilingi taman. Namun, karena taman bunganya masih kebanyakan dialasi oleh tanah dan belum dibuat jalan setapak, kubangan lumpur jadi ada di mana-mana. Tanpa sengaja bangsawan perempuan ini menginjakkan kakinya di kubangan lumpur sehingga sepatunya menjadi kotor. Bukannya merefleksikan kesalahannya, ia malah menyalahkan Aggy yang kebetulan lewat. Sehingga Aggy malah dimarah-marahi atas sesuatu yang bukan salahnya.

Sebagai seseorang dengan keturunan dari Raja, Aggy jelas tidak terima diperintahkan seperti itu. Sebagai majikan saja ia tidak pernah memperlakukan pelayannya seburuk itu. Masa ia harus berlutut dan memohon ampun atas sesuatu yang tidak dilakukannya? Bukan salahnya jalan setapak belum selesai dibuat. Bukan salahnya juga bahwa hujan turun deras pagi ini dan menyebabkan tanah menjadi berlumpur. Terlebih, bukan salahnya juga bahwa sepatu bangsawan perempuan ini menjadi kotor.

Tapi, memangnya Aggy memilih pilihan? Tipe seseorang seperti ini pasti akan membesar-besarkan masalah kecil bahkan walaupun hanya menyangkut sepatunya. Ia pasti akan memanggil kepala pelayan dan bisa-bisa Aggy malah dihukum jika kepala pelayan lebih memihak kepada bangsawan ini. Tapi orang-orang kebanyakan kan bukan menilai mana yang benar dan mana yang salah. Tapi mana yang berkuasa, dan mana yang tidak berkuasa.

Jadi dengan berat hati, Aggy berlutut. Langsung saja seragam pelayannya langsung kotor karena perempuan di depannya betulan menyeka sepatu yang penuh lumpur di baju Aggy. Sabar, Aggy harus bisa sabar supaya jangan sampai terpengaruh. Walaupun rasanya ia ingin melawan, Aggy tidak memiliki posisi untuk melakukan itu.

"Apa yang kau lakukan, Lady Eve?"

Sontak saja Aggy dan bangsawan perempuan ini, alias Eve, terkejut. Keduanya sama-sama menoleh dan langsung menunjukkan ekspresi yang berbeda. Aggy memang terkejut pada awalnya, tapi ia segera menunduk saat mendapati sumber suaranya adalah Pangeran Kedua, alias Ravn. Pasti lelaki itu tidak akan melakukan sesuatu atas kejadian ini. Jadi lebih baik, Aggy jangan sampai terlihat marah atau kesal. Bisa-bisa Aggy malah dihukum karena dianggap tidak sopan kepada bangsawan perempuan ini, yang kemungkinan besar pasti adalah kekasihnya. Pilihan terbaik di posisi ini adalah diam.

"Ah, Yang Mulia, aku bisa jelaskan! Pelayan ini tidak becus dalam kerjanya. Ia tidak tahu cara menyiram bunga sehingga ada kubangan lumpur di mana-mana. Tapi tenang saja, aku sudah membantumu untuk menghukumnya kok," jelas Eve cepat begitu mendapati ekspresi Ravn yabg terlihat menyeramkan.

"Apakah kau memiliki hak untuk menghukum pelayanku?" Ravn melangkah mendekat dan kini ia terlihat mendominasi di mata Eve. Sorot matanya yang tajam ia arahkan pada Eve dan Aggy bergantian.

Eve benar-benar ketakutan. Lidahnya seolah kelu untuk menjawab. Ia tahu bahwa di balik wajah tampan Ravn, ia bisa menjadi sangat kejam. Pada dasarnya, Ravn tidak suka saat sesuatu yang ia miliki diusik. Dan tanpa perlu Ravn mengatakannya, Eve tahu bahwa ia baru saja mengusik milik Ravn, alias pelayan ini. Walaupun begitu, tentu Eve tidak terima. Mengapa Ravn tampak marah hanya karena pelayan rendahan ini? Di saat Eve sudah melakukan hal yang benar dengan menghukumnya supaya kejadian ini tidak terulang lagi.

King of Hearts (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang