11. Berkunjung ke Kota

507 94 18
                                    

Suasana kota di akhir musim semi ini tampak ramai. Terutama karena makan siang telah berlalu dua jam yang lalu. Walaupun kebanyakan ingin bersantai sambil berjemur, sayangnya pekerjaan mereka lebih penting sehingga mereka lebih memilih untuk bergerak di siang yang terik ini dan meramaikan jalanan kota.

Bagi Aggy yang baru pertama kali melihat suasana kota Onufria jelas merasa takjub. Segalanya terlihat ramai dan sibuk. Semua orang bahkan terlalu sibuk untuk memperhatikan bahwa ada pangeran bungsu dan putri bungsu yang tengah berkuda di tengah-tengah mereka. Sejujurnya terima kasih kepada jubah yang dipinjamkan CyA, keduanya memakai jubah itu menutupi hingga kepala dan membuat identitas mereka tidak diketahui.

Di tengah suasana kota yang ramai dan padat, Aggy mendapati sesuatu di sana. Ada seorang penjual yang sudah berusia tua menjajakan dagangannya. Sayangnya toko miliknya terlihat sepi dan ia tampak tengah memandang keluar dengan sedih. Hal itu membuat Aggy tidak tega dan langsung menghentikan kudanya di depan toko tersebut. Ia langsung turun dan masuk ke dalam.

Aksi tiba-tibanya jelas membuat CyA terkejut. Karena begitu lelaki itu menoleh ke belakang, ia malah mendapati seseorang yang seharusnya mengikutinya malah tengah menghentikan kuda dan meloncat turun. CyA hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menyusul Aggy untuk singgah di toko tersebut.

Toko itu merupakan sebuah toko roti. Terlihat penjualnya adalah sepasang suami-istri yang sudah tua. Pria tua itu sedang menjajakan jualannya sementara wanita tua itu tengah merajut di dalam. Setelah mengucapkan permisi, tanpa pikir panjang Aggy langsung melihat dagangan yang dijajakan.

Ternyata dagangan yang dijajakan terlihat masih banyak. Berbagai jenis roti tampak menumpuk di etalase tersebut. Aggy sedikit memiringkan kepalanya karena tampaknya dagangannya ini terlalu banyak dan toko ini tidak terlihat memiliki aktivitas memanggang sesuatu atau habis memanggang sesuatu. Seharusnya di sekitar waktu hampir makan sore ini, toko kue biasanya lebih sibuk memanggang sesuatu. Tapi aneh, toko ini tampak tidak terlalu hidup. Tampaknya ini merupakan roti yang dipanggang tadi pagi dan belum laku hingga sekarang.

Aggy memandang keluar sebentar lalu menemukan alasan atas sepinya toko ini. Ternyata ada toko roti dan kue lainnya yang tampak lebih besar di sekitar sini, mungkin hanya berjarak beberapa rumah saja. Di sana tampak aktivitas yang sibuk dengan pengunjung yang bergantian masuk dan keluar. Suasana di sana juga jauh lebih hidup dan menarik perhatian daripada toko ini. Kalau begitu, sepertinya tempat ini kalah saing makanya sepi.

"Selamat datang, Nona Muda. Adakah yang bisa aku bantu?"

Pria tua yang menjajakan dagangannya langsung berdiri dan menghampiri Aggy dengan sumringah. Melihat responnya seperti ini, tampaknya dugaan Aggy benar bahwa tidak banyak yang datang mengunjungi mereka. Hal itu semakin menguatkan bahwa roti-roti yang sudah capek-capek dipanggang dan disiapkan dari pagi-pagi sekali pasti belum banyak yang laku.

"Aku ingin membeli daganganmu. Aku ingin satu roti lapis dengan roti gandum itu."

"Kebetulan sekali, roti lapis hari ini merupakan menu spesial dengan isi yang segar! Kalau begitu, untuk minumannya kau mau memesan apa?"

"Aku akan pesan teh saja. Terima kasih, Tuan," jawab Aggy dengan senyuman manis yang tidak lepas karena melihat bagaimana antusiasnya pria ini.

"Tentu, tentu. Silakan duduk! Aku dan istriku akan segera menyiapkan pesananmu."

Pria tua itu melangkah dengan riang memasuki ke dalam tokonya. Ia berbicara dengan istrinya dan mereka tampak semangat. Setelahnya keduanya langsung sibuk. Pria tua itu membuat roti lapis pesanan Aggy sementara istrinya membuatkan teh. Mereka tampak melakukan pekerjaan mereka dengan hati yang riang.

King of Hearts (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang