Setelah makan siang, Aggy berjalan pelan-pelan menghampiri istana Si Kembar. Ia berusaha menenangkan dirinya, karena setelah pertemuan dengan Hwanwoong, Aggy sama sekali tidak baik-baik saja. Ia hampir ketahuan sebagai bukan pelayan, dan ia malah menambah kebohongannya. Mana pernah dirinya sebagai 'Putri Leandra' mengajari pelayannya untuk belajar. Ia hanya sibuk dengan diri sendiri selama ia hidup. Ia pun hanyalah seseorang yang egois dan tidak pernah memedulikan orang lain. Tapi Aggy sungguh berjanji, jika ia harus menjadi Putri Leandra lagi, ia akan memperlakukan pelayannya dengan lebih baik. Sebagai tebusan atas dosanya sudah berbohong. Semoga setidaknya hal itu cukup sebagai penebusan dosanya.
"Permisi. Aku adalah Pelayan Aggy. Pangeran Kesembilan dan Kesepuluh memintaku untuk datang."
Setelah sampai di istana pangeran kembar tersebut, Aggy langsung menuju ruang kerja mereka. Tepat di depan ruang kerja, Aggy mengabari pelayan bahwa ia telah datang. Pelayan yang menunggu di depan ruang kerja Si Kembar beranjak masuk lalu memberitahu bahwa Aggy telah datang. Aggy tidak bisa mendengarkan apa percakapan di dalam, namun saat pelayan itu keluar, Aggy telah dipersilakan untuk masuk.
Aggy langsung masuk dan membungkuk dalam tepat di depan kedua pangeran yang duduk di depan meja kerja masing-masing. "Salam kepada Yang Mulia Pangeran Kesembilan dan Yang Mulia Pangeran Kesepuluh."
"Terima kasih sudah datang, Aggy. Kau sangat tepat waktu ya. Kebiasaan yang bagus."
"Terima kasih, Yang Mulia," Aggy kembali membungkuk atas pujian dari Pangeran Kesembilan, alias Dongmyeong.
"Maaf jika aku sedikit tidak sopan atau menyinggung. Tapi apakah kau bisa membaca, Aggy?" kali ini saudara kembar Dongmyeong buka suara, ia dikenal dengan nama Xion.
"Yang Mulia sama sekali tidak menyinggung, dan untuk pertanyaan itu jawabannya adalah iya, aku bisa membaca."
"Baguslah. Coba duduk di kursi itu dan pelajari ini," Xion beranjak berdiri dan ia membuka sebuah gulungan kertas yang tampak besar. Ia membentangkan gulungan itu di atas meja untuk tamu. "Ini adalah denah untuk taman bunga di dekat istana para pangeran. Dan halaman selanjutnya adalah untuk kebun di dekat istana utama. Coba kau pelajari dulu, ya."
"Baik, Yang Mulia."
Aggy dipersilakan untuk duduk. Jadi ia menurut. Dalam sekejap ia langsung larut melihat denah baru bikinan kedua pangeran ini. Kalau dilihat, memang ada banyak penambahan fasilitas. Sepertinya mereka ingin benar-benar memperbarui taman dan kebun istana. Kalau dilihat-lihat, hasilnya nanti pasti akan sangat indah. Tapi pertanyaannya, apakah Aggy bisa mengawasi seluruh pekerja kebun, di saat taman dan kebun istana sangatlah luas? Apakah Aggy bisa membuat perubahan seperti yang diinginkan kedua pangeran ini?
"Aggy, apakah ada pertanyaan?"
Lamunan Aggy buyar. Di saat ia sibuk meragukan dirinya, ternyata kedua pangeran ini sudah menunggu cukup lama untuk melihat respon Aggy. Gadis itu langsung berdiri dan menghampiri kedua pangeran.
"Untuk sekarang, aku belum memiliki pertanyaan. Karena bagiku, aku harus bergerak dulu baru bisa menemukan permasalahannya. Tapi aku ada sedikit saran. Patung mendiang Ratu Onufria mulai terlihat hampir hancur karena cuaca di musim dingin. Tidakkah sebaiknya diperbarui?"
"Mulai bergerak secepatnya juga bagus. Kau juga boleh mendiskusikannya dengan pekerja kebun dan pekerja lainnya tentang kesanggupan mereka membangun denah yang kami inginkan dan selanjutnya tinggal disesuaikan lagi. Ngomong-ngomong, denah ini sudah disetujui oleh para pangeran lain, jadi kau hanya tinggal mendiskusikannya dengan para pekerja. Lalu perihal patung, sepertinya harus kita lihat langsung sebelum memutuskan. Bagaimana menurutmu, Xion?" ucap Dongmyeong setelah beberapa saat mempertimbangkan kalimat Aggy. Di akhir kalimatnya Dongmyeong juga menanyakan pendapat Xion. Karena bagaimanapun ini adalah tanggungjawab mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Hearts (ONEUS & ONEWE)
FanfictionLeandra Agathe Zephyros adalah nama dari putri bungsu Raja Zephyros. Seorang putri yang kehadirannya dilupakan lantaran Sang Raja telah memiliki terlalu banyak putri. Lagi pula kehadiran pangeran lebih penting daripada putri bukan? Daripada tinggal...