22. Berduka

361 60 34
                                    

Gaun serba hitam yang dikenakan Aggy membuat wajah gadis itu semakin tampak muram. Kedua matanya bengkak, sementara tidak ada senyuman yang menghiasi wajahnya. Raja telah tiada, sosok yang mengagumkan itu telah tiada. Selalu saja di saat Aggy mengetahui perasaan orang-orang di sekitarnya, mereka pasti langsung pergi. Aggy semakin merasa takut untuk ditinggalkan.

Aggy telah membaca jurnal yang dimaksud Raja Onufria dan perasaannya semakin campur aduk. Ada tanggal-tanggal yang tertera dan menceritakan tentang pertemuan mereka berdua. Pria itu juga dengan telaten menuliskan perkembangan-perkembangan Aggy di setiap kunjungannya. Gadis itu semakin merasa campur aduk karena ia tidak bisa mengingat apa pun.

"Apakah kau baik-baik saja?"

Di aula istana yang lengang setelah upacara pemakaman Raja dilakukan, Hwanwoong bertanya lembut pada Aggy yang tengah termenung menatap keluar jendela. Perhatian gadis itu langsung teralihkan dari langit gelap musim dingin untuk membalas tatapan Hwanwoong. Lelaki dengan setelan serba hitam itu juga terlihat tidak baik. Tidak ada satu pun pangeran yang terlihat baik.

"Aku sama sekali tidak baik-baik saja," jawab Aggy lirih. "Aku merasa hidupku seperti kisah opera. Tapi karena ini kenyataan, rasanya sangat menyesakkan dan semakin sulit untuk dipercaya. Aku kira masa kecilku berlangsung menyedihkan, namun ternyata masalah yang sebenarnya adalah aku tidak mengingat bahwa aku pernah dicintai. Sebenarnya segalanya terasa membingungkan dan seperti mimpi. Aku tidak tahu apakah aku benar-benar hidup di dunia nyata."

Aggy benar-benar terlihat kacau, yang membuat Hwanwoong semakin prihatin. Hwanwoong melangkah mendekat, dan kini ia sudah berdiri berdampingan dengan Aggy yang telah kembali menatap keluar jendela, menatap ke langit yang sendu. Sejujurnya, Hwanwoong pun sama sekali tidak baik-baik saja. Tapi melihat Aggy yang benar-benar kebingungan, membuat Hwanwoong menyadari bahwa dukanya tidak sebanding dengan milik gadis itu, dan membuat Hwanwoong semakin ingin melindunginya.

"Aku tahu perasaanmu karena aku mengalami hal yang hampir sama. Aku pun terkejut saat Ayah mengatakan bahwa ia menyayangi kami, tanpa syarat apa pun, di saat beliau sedang meregang nyawa. Rasanya sangat menyesakkan dan menyakitkan karena aku sempat membencinya yang sebenarnya menyayangiku. Sosok seperti Raja, memang adalah sosok yang berada di luar jangkauan. Tidak jarang, mereka harus menunjukkan diri yang berbeda, bahkan di depan anak-anak mereka sendiri. Aku yakin ayahmu, maupun ayahku, sama-sama kesulitan dengan perannya sendiri sehingga tidak bisa mengekspresikan perasaannya kepada kita. Kini mereka telah tiada, dan yang bisa kita lakukan adalah berusaha memperbaiki diri. Karena pada dasarnya manusia, bahkan raja sekalipun, tetaplah manusia yang bisa membuat kesalahan. Jangan diratapi, karena mereka yang sebenarnya lebih menyesal daripada yang kita rasakan."

"Selanjutnya, apa yang akan kau lakukan? Setelah Raja tiada, apa yang akan kalian lakukan?" tanya Aggy mengalihkan percakapan supaya ia tidak menangis kembali mendengar kalimat Hwanwoong. Ia sudah terlalu banyak menangis, dan gadis ini tidak ingin menangis lagi. Terlebih di depan Hwanwoong yang telah menyaksikan begitu banyak air matanya yang jatuh.

"Menyelesaikan perintah terakhir ayahku," jawab Hwanwoong dengan senyuman tipis

"Bagaimana caranya kalian melakukan itu? Kalian sudah merencanakan apa?" tanya Aggy lagi.

"Kau tidak perlu tahu, karena akan sangat berbahaya jika kau sampai ikut campur hanya karena ingin menyelesaikan perintah terakhir mendiang Raja. Jadi, bagaimana jika kau kembali saja ke Zephyros beberapa hari setelah hari penobatan Yonghoon? Segalanya pasti sangat mengejutkan untukmu, dan aku rasa kau harus beristirahat di rumahmu sendiri secepatnya," ucap Hwanwoong menyarankan.

Saran Hwanwoong adalah saran yang paling masuk akal. Terutama selama beberapa minggu ini hanya hal-hal mengejutkan saja yang terjadi. Mungkin Aggy memang harus pulang dan menenangkan diri sekaligus mencari tahu alasan ia tidak ingat apa-apa serta mencari sisa-sisa kenangan masa kecilnya. Aggy masih tidak habis pikir mengapa ia tidak bisa mengingat apa-apa, terlebih ia benar-benar merasa bahwa segalanya terasa begitu asing dan tidak nyata. Apakah alasan sesungguhnya adalah karena trauma masa kecil atas perlakuan ayahnya, atau justru karena mungkin adanya sebuah kecelakaan yang ternyata selama ini ditutupi darinya? Jika Aggy memang lupa ingatan, ia akan mengakuinya dan mencoba menerima segalanya. Dengan cara itu Aggy pasti akan hidup dengan lebih tenang. Tapi untuk sekarang Aggy harus tahu apa alasan ia bisa lupa ingatan, dengan begitu segalanya akan terasa lebih mudah.

King of Hearts (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang