Brick terdiam, di tepi danau. Pikiran nya masih begitu kacau disana. Bayangan masa lalu kini kembali menghancurkan segalanya, ya segala nya. Masa lalu begitu gelap dan kelam. Tidak jauh dari sana, Raymond dan Raymold memperhatikan putranya itu. Brick, merupakan anak yang begitu gampang terguncang, juga dengan Bradley, keduanya begitu terpengaruh tentang peristiwa di masa lalu yang begitu kuat membuat perasaan dan pikiran mereka terombang-ambing.
“Raymold, apa menurut mu, sifat kita menurun pada Brick dan Bradley ??”
“tidak kak, Raymond.. tidak hanya mereka berdua, bahkan mereka berlima.” Ujar Raymold dengan sedih.
“Benarkah ?? Aku tidak pernah...”
“Mereka hanya berbeda cara menyampaikan perasaan sedih mereka, Brick dan Bradley sama seperti kita, sangat suka menyendiri. Tapi untuk yang lainnya...” ujar Raymold menjelaskan panjang dan lebar.
“Kau pernah mengetahui saat mereka-“
“Ya, saat mereka terguncang, mereka sama seperti ku.. menyakiti diri mereka sendiri.” Ujar Raymold memotong ucapan Raymond dengan nada bersedih.
meskipun hidup dalam kekayaan tapi tetap saja, mereka memiliki masalah masing-masing yang berasal dari hati dan pikiran mereka yang terjadi di masa lalu.
“Aku pikir.. Bradley yang lebih mirip dengan mu.”
“Bradley mirip dengan ku yang sekarang, yang sudah di depan, tapi ketiganya mirip dengan ku di masa lalu, di saat kita masih kecil.” Ujar Raymold sedih..
“itu...”
“tapi semua berubah, saat di rumah sakit itu, kau ingat ??”
“Ya, aku ingat, masa dimana aku marah dan menuntut rumah sakit itu.”
“Benar, masa dimana aku mendengar suara mesin listrik, disaat mereka mengikat kedua tangan dan kaki ku, dan-“
“Cukup !! Ku mohon, aku tidak ingin lagi mengingat kejadian dimana adikku yang sangat aku sayangi di sakiti dan di siksa.” Ujar Raymond dengan deru nafas yang sedikit terengah-engah mengingat masa lalu itu.
Raymold hanya terdiam, begitu pula Raymond dia enggan mengingat kejadian yang dimana membuat nya begitu menyesal karena tidak menjaga adiknya, hingga Raymold menjadi orang yang kejam dan tidak mengenal belas kasihan. Raymold yang dulu begitu polos, kini berubah menjadi lelaki kejam sadis dan bengis, itu semua karena rumah sakit sialan itu.
“Sudahlah, lebih baik kita lupakan saja kejadian itu..” ujar Raymold.
“Entahlah, semua begitu menyiksa Raymold, semakin di ingat semakin menyiksa.”
“kalau begitu tidak perlu di ingat, lebih baik kita ke kamar sekarang, ada banyak hal yang harus kita lakukan.”
“Kau benar. Tapi tetap saja tidak semudah itu..”
“Memang, apa kau pikir aku mudah untuk melupakan kejadian yang membuat ku hampir meninggal ?.”
“Apa kau masih sering terbangun saat malam hari ??”
“Yeah, karena itu aku tidak bisa bekerja seperti mu. Aku terbangun dan terkadang baru bisa tertidur saat pagi buta, menyebalkan sekali, bukan ??”
Raymond hanya terdiam, menghela nafasnya.
“Ya sudah, kak Raymond. Aku ingin melihat pemandangan menyenangkan dari balik gaun tidur hitam yang ketat itu. Aku yakin, dia seksi sekali.” Ujar Raymold dengan nakal, seakan tidak peduli dengan keadaan Raymond yang masih memikirkannya.
Tapi Raymold melakukan itu, agar kakak kembarnya itu tidak terlalu khawatir.
Sementara itu, Brick menghela nafasnya berat, membayangkan tentang kejadian dimana dia kehilangan adik yang dia cintai, sama seperti Bianca, Brick sangat mencintai adik lelakinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Five Devil
Romans21 ++++++ Warning : > Adegan threesome dan Foursome. > Adegan mature. > Kata-kata yang mengandung unsur mature. > Kekerasan seksual. Seharusnya keduanya tidak menyukai atau bahkan mencintai kelima lelaki bejat yang sudah membunuh kedua orang tuanya...