28

739 69 14
                                    

Aku mengerutkan kening membaca kalimat terakhir. Aku tak mengerti itu, sungguh. Maksudnya 'perbedaan dimensi waktu' itu apa? Apakah Tiga Senjata disembunyikan di dimensi yang berbeda? Oh, aku bahkan tak pernah tau kalau ada dimensi lain.

Terdengar mustahil. Tapi, dunia paralel saja ada, seharusnya dimensi lain pun juga ada. Walau aku tak tau bentuknya seperti apa itu.

Dan, apakah aku bertemu dengan kembaranku disana? Terdengar menyenangkan. Tapi yang pasti, nasibku di dimensi tersebut takkan lah sama.

"Teman-teman, aku tak mengerti maksudnya 'perbedaan dimensi waktu'. Apa maksudnya itu?" tanya Seli sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Maksudnya adalah Tiga Senjata disembunyikan di dimensi yang berbeda. Dan waktunya pun tak sama. Mereka bisa jadi berada di masa depan ataupun masa lalu. Kita tak bisa memastikannya."

"Jadi, dalam kata lain, kita dipisahkan oleh dimensi ruang dan waktu?" tebak Seli yang dibalas anggukan Ali.

"Ini keren. Kita bisa menjelajah masa depan atau masa lalu. Aku jadi ingin kesana," ujar Ali senang.

Aku memutar bola mata malas. Well, Ali selalu bersemangat membahas hal ini, bukan begitu? Aku sendiri juga menyadari kalau cepat atau lambat kami akan mencari Tiga Senjata. Hanya itulah harapan kami satu-satunya, karena merebut tombak sama saja dengan mengorbankan nyawa.

Ada pasukan Bearer of Death yang pastinya menjaga tombak itu. Pasukan itu walaupun belum menunjukkan dirinya langsung, tapi kemampuan mereka luar biasa. Bisa-bisa kami pulang hanya tinggal nama nanti.

"Ya, tidak heran sih penjelasan disitu menerangkan bahwa 'perbedaan dimensi waktu' adalah pelindung yang paling kuat. Kita harus bisa membuka portal dimensi. Dan ini bukan hanya portal dimensi saja, tapi juga portal waktu. Akan menghabiskan banyak sekali tenaga," jelas Ali sembari mendesah.

"Aku belum pernah mendengar dua jenis portal itu. Tapi apakah kita bisa mendapatkannya? Maksudku, membuka portal itu," tanyaku.

"Sulit melakukannya, Ra. Aku juga belum pernah melihat portal semacam itu."

"Apakah Buku Kehidupan tidak bisa melakukannya?" Seli tiba-tiba saja menyahut. Aku dan Ali memandangnya heran. Ali tampak berpikir keras, mungkin memikirkan apakah usulan Seli bisa dilakukan apa tidak. Sementara aku, yang otaknya tiba-tiba blank, tak bisa berpikir.

"Aku tak bisa menjamin hal itu. Ada ratusan dimensi di dunia ini, dan dimensi waktu pastinya. Buku Kehidupan kemungkinan besar takkan bisa melakukannya. Tapi, tidak ada salahnya mencoba," jawab Ali sambil menatapku.

Aku paham apa maksudnya. Aku pun mengeluarkan Buku Kehidupan dari dalam tas. Aku berkonsentrasi padanya, dan dalam sekejap cahaya lembut menyelimuti tanganku.

"Halo putri, anda hendak kemana?"

"Mm-hmmm .... "

Ck, aku bingung harus bilang apa. Apa Buku Kehidupan akan mengerti ya? Argh, sudahlah. Coba saja dulu.

"Apa kau bisa membuka portal ke dimensi lain?"

"Maaf, maksud putri Raib apa? Saya tak mengerti."

"Anu ... bagaimana menjelaskannya ya? Pokoknya, apa kau bisa membuka portal ke dimensi lain? Bukan ke Klan Bulan, Klan Matahari, atau belahan dunia paralel manapun. Tapi D-I-M-E-N-S-I."

Aku menekan kata dimensi, berharap kalau dia mengerti. Buku Kehidupan bingung sesaat tapi kemudian dia pun paham.

"Saya bisa melakukannya, putri. Tapi saya tak bisa menjelajah semua dimensi. Saya hanya bisa membuka portal ke tiga dimensi saja."

A Story of Raib Seli AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang