Ga kerasa ya, satu part lagi bakal 25.
Dan ga kerasa juga, baru kemarin up, eh kebetulan wangsit lagi aman.Terima kasih, karena kalian aku betah nyediain wangsit buat kisah ini.
(Sssst masih boleh kok bisik-bisik ke tetangga kalau cerita ini patut dibaca ;>)
*
/Hujan di tepian kota/
"Lo aman, Nai?" suara parau di seberang telepon terdengar sedikit khawatir.
"Selalu aman." ucap Rinai, santai.
"Terus, kenapa nelfon gue larut malam?" heran yang di seberang.
"Yakali larut malam. Baru juga jam sepuluh."
"Huh, Rinai Rinjani, Lo harusnya ingat betapa banyak tanggung jawab yang harus membebani gue tiap harinya." keluh yang di seberang.
Rinai tertawa kecil.
"Gue kan juga tanggung jawab Lo."
"Huh, si anak Bandung satu ini ada-ada aja."
TUT
Sambungan terputus sepihak.
Rinai tersenyum senang. Ternyata, seseorang yang ia ganggu tadi sama saja, seperti dulunya. Kalaupun tau niat jahil Rinai, tetap saja mencemaskan keadaannya.Yogyakarta malam ini, meski belum seteduh ketika gulita lebih larut, tapi cukup asyik bagi Rinai.
Karena, memperhatikan banyak orang memiliki kesibukan masing-masing itu, rasanya menyenangkan.
Dari hal itu, sungguh terlihat, ternyata Bumi bekerja.
Rinai ini, kurang lebih tak ada bedanya dengan Hujan Rinjani. Baik dari segi wajah ataupun siasat.
Siasat dalam betapa pandainya menyembunyikan keadaan sendiri.
Manis sekali mulutnya ketika mengucapkan kata aman. Padahal, nyatanya ia tak se-aman ucapannya.
Rinai rindu banyak hal. Dan Yogyakarta membuat rasa itu tumpah ke mana-mana.
Tapi, kenapa susah sekali bertanggung jawab. Dan kenapa ia harus pada orang lain ia menyerahkan tanggung jawabnya terhadap keluarganya sendiri.
Keluarga yang sangat kecil, yang hanya menyisakan setangkai mawar yang berwarna malam, Hujan Rinjani.
Angin bersepoi ramah. Aroma aspal naik ke udara.
Tanah ini, tanah yang menjadi saksi ketika ia diamanahi, bahkan sampai ia khianat akan amanah itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan yang tak pernah usai.
Novela JuvenilMon, 16th November #1st of Shofi #1st of Penyukahujan #2nd of karyapertama Wed, 18th November #1st of karyapertama Thurs, 3rd December #2nd of Halte Hujan Rinjani adalah cewek antik penyuka hujan. Dia percaya bahwa tak ada yang lebih menyenangkan se...