5

2.7K 256 16
                                    

Sejak dulu Naruto sudah dibesarkan dengan penuh kasih sayang jadi tidak heran jika dirinya seringkali merasa iba dan ingin menolong orang-orang yang memiliki masalah dalam hidupnya, Naruto adalah sosok yang selalu menyayangi seseorang dengan setulus hati tidak peduli jika hal itu akan membuat selalu berada dalam masalah, sebelum sosok Sasuke hadir di hidupnya ada banyak sekali hal yang tidak bisa dibatasinya.

"Naruto, kaa-san akan berkunjung ke rumah baa-san. Naruto yakin tidak mau ikut?",tanya Kushina ibu Naruto.

"Hm, aku mau",balas Naruto tersenyum ceria seperti biasanya.

"Huh? Kalau begitu",Kushina melirik putranya ingin sedikit menggoda putranya yang manis tapi bersikap layaknya orang dewasa.

"Kushina, ayo berangkat",ucap Minato menghampiri Kushina.

"Anata", gumam Kushina gelisah, dirinya takut ketahuan akan menggoda Naruto jadi kali ini dirinya harus mundur sebelum memulai. Minato, suaminya itu sosok tegas tapi penyayang.

"Hari ini Naruto mau ke rumah Sasuke ya?",tanya Minato melihat ada putranya disana.

"Iya, tou-san. Aku tidak bisa datang jadi aku ingin menitipkan ini ke baa-san dan jii-san",ucap Naruto memberikan bingkisan tas.

"Apa isinya Naruto?",tanya Minato penasaran dan Kushina yang merasa tercueki.

"Masakan buatanku dan beberapa hadiah dengan surat",ucap Naruto melihat ayahnya yang senang.

"Ayah, kemari",ucap Naruto meminta ayahnya mendekat.

"Hati-hati di jalan tou-san, jaga kaa-san ya",bisik Naruto pelan melirik ibunya yang mulai sebal.

"Pasti",ucap Minato sebelum menggandeng istrinya pergi.

"Driiiing driiing", terdengar suara telepon dari ruang tengah.

"Ya?",tanya Naruto begitu mengangkat telepon rumah milik keluarganya.

"Gomen ne Naruto, hari ini  Sasuke sakit jadi tidak usah berkunjung ya?",ucap Mikoto dari rumah sebelah.

"Hm, aku mengerti",balas Naruto mengangguk.

Sementara itu di rumah seberang...

"Sasuke, kau yakin tidak ingin Naruto datang. Bukankah dia teman berhargamu?",tanya Mikoto melihat putra bungsunya yang terbaring di kasur.

"Biarkan saja, kaa-san. Aku tidak ingin penyakitku menjangkitinya juga",ucap Sasuke memeluk gulingnya erat.

"Ara?",gumam Mikoto sebelum meninggalkan putranya di kamar agar bisa beristirahat.

"Hm, lebih baik kubuatkan bubur",gumam Mikoto menuju dapur.

"Tok tok tok",terdengar suara ketukan pintu.

"NARUTO? HM, Naruto? Kenapa kau disini?",kaget Mikoto begitu membuka pintu.

"Ada apa?",tanya Mikoto karena tak mendapati jawaban dari Naruto.

"Ano ne, sebenarnya aku sengaja tidak menekan bel supaya Sasuke tidak tahu aku datang. Kaa-san dan tou-san tidak ada di rumah jadi aku ingin tinggal disini selama mereka belum pulang",ucap Naruto panjang yang terdengar sangat polos di telinga Mikoto padahal sebenarnya Naruto tidaklah sepolos itu hanya dirinya saja yang pandai memainkan kata agar Mikoto mengizinkannya masuk.

"Jaa, tentu saja. Mau membantu kaa-san memasak?",ajak Mikoto senang ada Naruto yang dapat membantunya sejak ia tahu jika Sasuke sangat suka masakan Naruto sementara masakan dirinya selalu menghasilkan rasa yang aneh. Mikoto tidak pernah bisa memasak karena sang suami yang memborbardirnya agar memakai jasa pembantu saja dan jadilah Mikoto selaku menghancurkan rasa dan kualitas masakan yang dibuatnya.

PENYAKIT SASUKE [✔️2 Versi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang