8

2.1K 198 1
                                    

Sepulang sekolah Sasuke lantas menutup kembali lokernya dan pergi ke lapangan basket sebelum sepucuk surat bernoda darah tak sengaja terjatuh dari loker Sasuke.

'Apa itu?',pikir Sasuke bingung menatap sepucuk surat yang jatuh tepat di dekat kakinya.

'Jika Naruto tahu aku mendapat ini dari lokerku, kira-kira akan jadi seperti apa ya reaksinya?',pikir Sasuke masih sempat-sempatnya membayangkan saat Naruto ada di dekatnya dan melihat surat yang terjatuh dari lokernya.

Sasuke lantas mengeluarkan ponselnya, bukan dirinya tak berani pergi ataupun melapor tentang surat menyeramkan itu tapi Sasuke memilih lebih baik menunggu.

'Kumohon angkat, semoga masih sempat sebelum pertandingannya dimulai',pikir Sasuke berharap dan menyender pada lokernya dengan tatapan awas ke sekelilingnya.

"Halo Sasuke, kenapa? Kau tahukan sekarang ini pertandinganku akan..dimulai",ucap Naruto heran di seberang.

"Aku dapat surat berdarah",bisik Sasuke pelan.

"Kau yakin itu bukan perbuatan orang iseng?",tanya Naruto pelan.

"Tentu bukan, jika tidak mana mungkin jatuh dari lokerku",bisik Sasuke pelan merasakan suatu gerakan yang mendekat ke arahnya.

"Sekarang lihat ke sampingmu",ucap Naruto lantas menutup ponselnya setelah Sasuke menengok ke samping tempatnya berdiri.

"Berlarilah dengan cepat kesini, aku akan mengawasi sekelilingmu",ucap Naruto tanpa mengeluarkan suara dan hanya dengan menggunakan gerak bibir. Sasuke mengangguk mengerti.

Sasuke memejamkan matanya sejenak begitu berada di pelukan Naruto.

"Bagaimana? Ada sesuatu yang mencurigakan?",tanya Sasuke menatap wajah Naruto dengan masih berada dalam pelukan Naruto, enggan berbalik melihat arah lokernya.

"Suratnya masih ada tapi tidak ada apapun",ucap Naruto santai.

"Dimana? Apa masih ada?",tanya Kiba teman setim Naruto histeris.

"Aman, kau bawa satpamnya?",tanya balik Naruto.

"Tentu",balas Kiba dan pak satpam pun pergi ke tempat loker Sasuke berada.

Sasuke yang masih berada di pelukan Naruto pun menatap Kiba yang terlihat sangat antusias dengan surat yang dibawa pak satpam.

"Apa isinya?",tanya Sasuke memegang kedua pundak Naruto.

"Aku mati kau mati",ucap Kiba dengan santainya.

'Tapi sampai kapan mereka mau berpelukan?',pikir Kiba berkedip-kedip heran.

"Aku dan Kiba harus kembali ke pertandingan, kau ikut?",tanya Naruto dan Sasuke yang nampak baru sadar jika berada dalam pelukan Naruto.

"Aku ikut",balas Sasuke kemudian berjalan seirama dengan langkah kaki Naruto tapi dengan jarak yang dekat bila dibandingkan dengan Kiba yang berjalan santai di samping Sasuke.

.
.
.
.
.
.
.
.

'Aku tidak pernah membunuh siapapun tapi mengapa surat itu ada di lokerku?',pikir Sasuke gelisah.

Tapi lain dari yang sempat Sasuke khawatirkan, semuanya malah baik-baik saja sampai Naruto mengantarkan Sasuke pulang ke rumahnya.

"Menginaplah di rumahku",perintah Sasuke seketika ketika Naruto baru akan berbalik pergi menuju rumahnya.

"Kenapa?",tanya Naruto santai, ia merasa jika Sasuke sudah aman jika sudah sampai di rumahnya.

"Tou-san dan kaa-san dari sore sampai seminggu ke depan akan merayakan ulang tahun pernikahan mereka, temani aku disini",ucap Sasuke menunjuk ke dalam rumahnya yang telah terbuka lebar.

"Hanya itu? Baiklah",balas Naruto tanpa sungkan.

Begitu Naruto dan Sasuke masuk ke dalam, Sasuke tiba-tiba berhenti di tempat dan berbalik ke arah Naruto.

Sasuke berkedip-kedip ragu lalu menatap Naruto dalam,"temani aku mandi ya, aku masih kurang nyaman sendirian" ucap Sasuke tersenyum kaku. Berharap Naruto mau menemaninya.

"Eh? EH APA? Aku menolak, kau mandi saja sendirian...",kaget Naruto langsung menolak permintaan Sasuke.

"Tidak mau?",tanya Sasuke lagi berharap.

"Hanya sampai depan pintu kamar mandi",ucap Naruto merasa kasihan.

"Tidak mau, itu sama saja percuma. Kau juga ikut masuk, mandi bareng sekalian juga tak apa",tolak Sasuke halus menarik tangan Naruto, Naruto hanya terdiam mengikuti tarikan tangan Sasuke.

'Hahh kali ini apa lagi?',heran Naruto akan tingkah Sasuke yang kadang-kadang pemberani dan seringkali takut.

Naruto pun akhirnya menyusul Sasuke masuk ke kamar mandi dengan heran,'ikut kesini bukankah berlebihan? Orang ini banyak penggemar di tambah karena katanya tubuhnya indah' pikir Naruto menatap Sasuke yang mulai melepaskan tiap helai pakaiannya.

"Tapi bagian mananya yang indah?",gumam Naruto semakin heran dengan pikiran penggemar-penggemar Sasuke.

"Kau juga cepat bukalah pakaianmu, nanti basah",suruh Sasuke menyadari Naruto malah sibuk bergumam.

"Baiklah-baiklah",ucap Naruto ikhlas.

.
.

"Ck",decak sebal seseorang.

'Cih, Naruto juga ada disana. Benar-benar malaikat pelindung ya? Sekarang, bagaimana caraku membunuh Sasuke?',pikir orang itu habis akal karena tidak menyangka jika Naruto juga akan ikut masuk ke dalam kamar mandi.

.
.
.

'Lagian apa bahayanya dengan kamar mandi ini?',pikir Naruto memperhatikan sekeliling kamar mandi Sasuke.

"Naruto duduk disini",ucap Sasuke yang rupa-rupanya telah duduk di sebuah bak besar dan menunjuk belakangnya.

"Tunggu sebentar",ucap Naruto segera mandi menggunakan shower sebelum menyusul Sasuke duduk di bak mandi yang cukup besar.

.
.
.

'Hahh apa boleh buat jika kali ini pun gagal? Lain kali akan kucari kesempatan saat dia tidak bersama Naruto, lain kali aku pasti berhasil tanpa harus berurusan dengannya',pikir orang itu sebelum pergi, ia tidak ingin mengintip adegan saat keduanya tengah duduk berduaan di dalam bak besar.

"Benar-benar merepotkan jika sudah berhubungan dengan Naruto, lagian darimana sih orang itu mendapatkan penjagaan darinya, padahal dia targetku kalau begini terus rencana yang ku susun akan kacau",geram orang itu setelah jauh dari rumah Sasuke.



Up setelah selesai event beberapa hari yang lalu. Semoga cerita kali ini juga menghibur ya.



Minggu, 25 Oktober 2020
1:57

PENYAKIT SASUKE [✔️2 Versi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang