2. Perkenalan

431 42 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Playlist kamu: Day 1~Honne

.

Angin berhembus dingin, masih membawa sisa-sisa hawa hujan semalam. Embun bergantungan pada benda-benda yang terhujani. Jalanan becek dilewati begitu saja oleh roda-roda panas membelah jalanan pagi itu. Hari ini menjadi pagi yang basah. Membuat sebagian orang malas beranjak dari tempat tidur jika saja mereka tidak ingat harus sekolah atau bekerja.

Begitupun diriku, Chenle.

Badanku terpaku pada depan gerbang sekolahku, melihat beberapa murid berlarian untuk masuk ke kelas mereka, karena guru sudah mulai masuk kelas. Hari ini aku terlambat lagi, walaupun aku berangkat jam setengah 6, dan biasanya aku selalu sampai 5 menit sebelum bel berbunyi tapi karena hari ini macet aku jadi sampai 10 menit setelah bel berbunyi.

Matahari sudah sampai seperempat dari bumi sinarnya mengenyahkan awan mendung sisa semalam. Terasa sedikit menyengat kulit padahal ini masih lumayan pagi. Anak-anak sudah ada yang bersiap dilapangan untuk berolahraga karena jadwal pertama mereka pelajaran olahraga. Aku menyukai pelajaran olahraga karena tidak perlu berpikir hanya tinggal mengikuti alurnya saja. Lalu tahu-tahu sudah mendapatkan nilai 8. Betapa indah mata pelajaran itu.

Aku melangkahkan kakiku memasuki area gedung sekolah berlantai dua dengan cat hijau memenuhi setiap dindingnya. Jendela besar bertengger memenuhi setengah dari tembok bangunan sekolah dari ujung pintu kelasku sampai ujung pintu pertemuan kelas lain di belakangnya dan begitu seterusnya. Sekolahku terdiri dari 3 gedung utama. Satu gedung bertingkat dua sisanya hanya satu. Tepat di sebelah kanan gerbang besar sekolahku ada perpustakaan, lalu ruang guru dan ruang mulok vocal. Gedung selanjutnya yang bertingkat dua hanya berisi ruang kelas dan gedung terakhir ada ruang sains dan mulok dance, menyatu dengan kantin dan toilet wanita. Tiga gedung itu mengelilingi sebuah lapangan besar ditengahnya yang berbentuk persegi panjang.

SMA Neo, tidak terdengar asing karena SMA ini masuk dalam 10 besar SMA terbaik di Daegu walaupun hanya gedung bertingkat 2 masih kalah besar dengan gedung sekolah yang biasanya bertingkat 4 atau 5. Tapi sekolah ini sudah ada sejak dulu kala tahun 1974 kalian belum lahir, akupun sama. Dan alasan lain sekolah ini hanya bertingkat dua karena bangunannya terletak dekat dengan pangkalan militer Angkatan Udara, dimana ayahku bekerja. Konon katanya, jika dibangun lebih tinggi di khawatirkan akan menutupi radar pesawat untuk pendaratan pada bandara kecil pelatihan militer itu sehingga bisa menjadi peluang besar mengalami kecelakaan. Karena hampir setiap tahun ketika perayaan ulang tahun Persatuan Tentara atau Kemerdekaan, maka Angkatan Udara pasti melakukan atraksi pesawat tempur maupun helikopter dan tempat latihan mereka di pangkalan AU itu. Jadi untuk menghindari kemungkinan terburuk maka sekolahku mengikuti perintah saja.

Aku kembali melanjutkan langkahku. Siap tidak siap, aku memang harus menjalani lagi rutinitas yang terbilang membosankan karena hanya berisi hal yang sama setiap harinya.

Midnight Memories (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang